Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Auliya Yusuf
"Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting di Rumah Sakit, Apotek, dan Pedangang Besar Farmasi. Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki pelayanan minimal berupa tindakan bedah. Meskipun demikian, tindakan bedah rentan dengan adanya infeksi. Pemberian antibiotik profilaksis bedah dapat menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan dan implan, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi. Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek menyelenggarakan fungsi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinis termasuk di komunitas. Sedangkan, penanggung jawab fasilitas distribusi merupakan seorang apoteker sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu fungsi dan peran apoteker di distribusi yaitu menyusun kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa obat dan atau bahan obat yang diserahkan ke masyarakat disalurkan oleh pihak yang berhak atau berwenang.

Health is a human right and one of the elements of welfare that must be realized. Health workers are authorized to provide health services in accordance with their field of expertise. Pharmacists are health workers who have an important role in hospitals, apotek, and pharmaceutical wholesalers,  Hospitals are health care facilities that have minimal services in the form of surgery. However, surgery is prone to infection. Surgical prophylactic antibiotics can inhibit the growth of contaminant bacteria and implants, thereby reducing the risk of postoperative infection, known as Surgical Wound Infection. Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmacies carry out the function of managing pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical equipment, as well as clinical pharmacy services, including in the community. The person in charge of distribution facilities is a pharmacist in accordance with statutory regulations. One of the functions and roles of pharmacists in distribution is compiling qualifications and approvals for suppliers and customers. Distribution facilities must ensure that drugs and or medicinal ingredients delivered to the community are distributed by the rightful or authorized party."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Auliya Yusuf
"Indikator pelayanan pasien sebagai standar WHO dalam evaluasi penggunaan obat rasional belum diterapkan di Indonesia. Menurut penelitian, umur dan pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan pasien tentang penggunaan obat benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2020. Penelitian menggunakan desain observasional dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 60 responden, terdiri dari 30 responden hasil observasi dan 30 responden hasil wawancara. Analisis data univariat yang dilakukan menunjukkan rata-rata waktu konsultasi medis adalah 3,7 ± 2,0 menit; rata-rata waktu penyiapan dan penyerahan obat adalah 3,0 ± 0,3 menit; kesesuaian penyerahan obat adalah 96,6% ± 18,2%; pelabelan obat yang cukup adalah 97,5 ± 7,6%, dan pasien dengan pengetahuan obat benar adalah 87,5 ± 12,7%. Analisis bivariat inferensial dilakukan dengan metode Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov yang didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal dan Uji Korelasi Spearman yang didapatkan hasil bahwa adanya hubungan sedang antara umur (p = 0,028; r = -0,402) dan pendidikan (p = 0,035; r = 0,387) terhadap pengetahuan pasien. Hanya satu dari lima parameter indikator pelayanan pasien yang memenuhi standar WHO. Sehingga penggunaan obat di Puskesmas Pancoran Mas dianggap tidak rasional.

Patient care indicators as WHO standard in the evaluation of rational drug use have not been applied in Indonesia. According to research, age and education have a significant relationship to patients' knowledge about the appropiate of drugs. The study was conducted to evaluate the rationality of drug use based on WHO patient care indicator at the Pancoran Mas Public Health Center in 2020. The study used an observational and cross-sectional design. The sample comprises of 60 respondents, consisting of 30 respondents from the observation results and 30 respondents from the interviews. The univariate data analysis carried out estimated that the average time for medical consultation was 3.7 ± 2.0 minutes; the average time of preparation and delivery of the drug was 3.0 ± 0.3 minutes; suitability of drug delivery was 96.6% ± 18.2%, adequate drug labeling was 97.5 ± 7.6%, and patient with correct drug knowledge was 87.5 ± 12.7%. Inferential bivariate analysis was performed using the Kolmogorov Smirnov Normality Test method, where the results were not normally distributed, and where the Spearman Correlation Test results reflected a medium relationship between age (p = 0,028; r = -0,402) and education level (p = 0,035; r = 0,387) met patient knowledge. After all, only one of five parameters corresponded to the WHO standards, concluding that the use of drugs in the Pancoran Mas Public Health Center is considered irrational."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library