Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Cahyanur
Abstrak :
Latar belakang: Kanker nasofaring (KNF) merupakan kanker leher kepala terbanyak di Indonesia (28,4%) dan sebagian besar terdiagnosis pada stadium lanjut. Modalitas pengobatan pada kasus KNF stadium lanjut adalah kemoterapi dan radioterapi. Namun, pada stadium sama, respon terhadap pengobatan memiliki hasil berbeda dikarenakan adanya perbedaan karakteristik biologi molekular. Cyclin D1 adalah protein yang berperan dalam siklus sel. Peningkatan ekspresi cyclin D1 akan mempercepat proliferasi. Penelitian ini ingin mengetaui tingkat ekspresi cyclin D1 terhadap respons kemoterapi. Hal tersebut berdasarkan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Data ekspresi cyclin D1 pada KNF di Indonesia belum ada, sehingga perlu penelitian ekspresi cyclin D1 pada KNF serta hubungannya berdasarkan respons pengobatan. Metode: Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif dengan subjek merupakan pasien KNF yang berobat di RSCM pada kurun waktu 2015-2018. Gambaran radiologi sebelum dan sesudah pengobatan ditinjau ulang berdasarkan kriteria RECIST. Pewarnaan imunohistokimmia cyclin D1 menggunakan antibodi monoklonal cyclin D1 NovocastraTM dengan teknik pengambilan antigen suhu tinggi dan intensitasnya dinilai dengan H-skor menurut kriteria Allred. Hasil: Terdapat 16 subjek (51,6%) dengan ekspresi cyclin D1 positif dan 15 subjek (48,4%) dengan ekspresi negatif. Peneliti menemukan bahwa ekspresi cyclin memiliki perbedaan rerata yang bermakna antara kelompok subjek yang respons (rerata 116,24 ± 57,80) dan tidak respons (rerata 77,97 ± 45,27) terhadap pengobatan (p = 0,048). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan ekspresi cyclin D1 yang kuat pada kelompok dengan respons pengobatan yang baik. ......Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most type of head and neck cancer in Indonesia (28.4%) and mostly diagnosed at advanced stage. Treatment of this stage is chemotherapy and radiotherapy. However, patients with the same stage of disease had different treatment response probably due to different characteristics of molecular biology. Cyclin D1 is a protein involved in cell cycle, which the overexpression of it will fasten proliferation. Studies regarding the association of cyclin D1 expression and chemotherapy response have shown a different result. In Indonesia, data of cyclin D1 expression of NPC do not yet exist. This study aimed to examine the proportion of cyclin D1 in NPC and its association with treatment response. Methods: A retrospective cohort study was conducted using subjects of NPC patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from 2015 until 2018. The response of treatment was reviewed based on RECIST criteria. The technique used for cyclin D1 immunohistochemistry staining was antigen retrieval methods, using cyclin D1 NovocastraTM monoclonal antibody and the intensity was assessed based on Allred criteria. Results: Sixteen subjects (51.6%) had positive expression of cyclin D1 and 15 subjects (48.4%) had negative expression. The researchers found that cyclin D1 expression had significant mean differences between groups of subjects who responded (mean ± SD = 116.24 ± 57.80) and did not respond (mean ± SD = 77.97 ± 45.27) to treatment (p = 0.048). Conclusion: This study suggests that higher expression of cyclin D1 is associated with a good treatment response in NPC patients.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Cahyanur
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Adenoma hipofisis merupakan tumor intrakranial yang berasal dari jaringan hipofisis anterior. Manifestasi klinis yang ditimbulkan terkait dengan pendesakan massa dan gangguan sekresi hormon. Salah satu gangguan hormonal yang ditimbulkan adalah hipotiroidisme sekunder. Hipotiroidisme sekunder terkait dengan penurunan kualitas hidup serta peningkatan risiko kardiovaskular. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi hipotiroidisme sekunder dan gambaran klinis pasien adenoma hipofisis. Metode : Penelitian ini adalah studi potong lintang. Data diambil dari rekam medis pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam kurun waktu tahun 2007-2012. Data demografis pasien (usia, jenis kelamin), karakteristik klinis, jenis adenoma, data radiologis, serta hasil pemeriksaan hormon (T4 bebas dan TSH) dievaluasi pada peneltian ini. Hasil : Selama kurun waktu 2007-2012 terdapat 63 pasien adenoma hipofisis di RSCM. Sebanyak 45 pasien memiliki data yang lengkap dan diikutsertakan sebagai subyek pada penelitian ini. Sebagian besar subyek adalah wanita (62,2%). Keluhan utama subyek adalah gangguan penglihatan (55,6%). Gejala atau tanda yang sering ditemukan adalah sakit kepala (86,7%), gangguan penglihatan (77,8%). Pada subyek wanita manifestasi yang pertama kali muncul adalah gangguan penglihatan dan gangguan fungsi seksual (39,3% dan 32,1%). Usia gejala pertama kali muncul lebih muda pada kelompok adenoma fungsional dibandingkan non fungsional (32,9 vs. 40,6). Hampir seluruh kasus yang ditemukan adalah makroadenoma (97,8%). Proporsi subyek yang mengalami hipotiroidisme sekunder adalah 40%. Subyek dengan hipotiroidisme sekunder lebih banyak mengeluhkan gangguan penglihatan dan gangguan ereksi. Simpulan : Gangguan penglihatan adalah keluhan utama yang sering ditemukan. Pada subyek wanita, keluhan gangguan fungsi seksual bersama dengan gangguan penglihatan adalah manifestasi yang pertama kali muncul. Proporsi hipotiroidisme sekunder pada penelitian ini adalah 40,0 %. Subyek dengan hipotiroidisme sekunder lebih banyak mengeluhkan gangguan penglihatan, gangguan ereksi.
ABSTRACT
Background : Pituitary adenoma is intracranial neoplasm that arise from anterior pituitary tissue. Clinical manifestations are caused by mass effect and hormonal secretion disorder. One of the hormonal disorder is secondary hypothyroidism. Secondary hypothyroidism is related with increased cardiovascular morbidity and decreased quality of life. Objectives: This study described the proportion of secondary hypothyroidism and and clinical features of pituitary adenoma patients. Methods: This study was a cross sectional study. Data were collected from medical record in Cipto Mangunkusumo Hospital, from 2007 to 2012. Demographic data (age, gender), clinical characteristic, radiological result, adenoma type, and hormonal evaluation (free T4 and TSH) were evaluated. Result : During 2007-2012 there were 63 patients with pituitary adenoma in Cipto Mangunkusumo Hospital.There were 43 patientswho fulfilled the study criteria. Majority of patients were female (62,2%). Visual disturbance was the most common presenting symptom (55,6%). Headache and visual disturbance were symptoms that commonly found, respectively (86,7% and 77,8%). Female subjects suffered visual disturbance and sexual dysfunction as their first occured symptoms, 39,3% and 32,1% respectively. Age at first symptom was younger in the subjects with functional adenoma compared non functional (32,9 vs. 40,6). Almost all cases were macroadenoma (97,8%). Secondary Hypothyroidism proportionin this study was 40 %. Subjects with secondary hypothyroidism had higher frequencies of visual distrubance and erectile dysfunction. Summary : Visual disturbance is most common presenting symptom. Female subjects tend to had visual disturbance and sexual dysfunction as their first symptom. Secondary Hypothyroidism proportion in this study was 40 %. Subjects with secondary hypothyroidism had larger tumor diameter. Visual disturbance and erectile dysfunction commonly found in subjects with secondary hypothyroidism.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Cahyanur
Abstrak :
Kanker nasofaring (KNF) merupakan kanker leher kepala terbanyak di Indonesia (28,4%) dan sebagian besar terdiagnosis pada stadium lanjut. Modalitas pengobatan pada kasus KNF stadium lanjut adalah kemoterapi dan radioterapi. Namun, pada stadium sama, respon terhadap pengobatan memiliki hasil berbeda dikarenakan adanya perbedaan karakteristik biologi molekular. Cyclin D1 adalah protein yang berperan dalam siklus sel. Peningkatan ekspresi cyclin D1 akan mempercepat proliferasi. Penelitian ini ingin mengetaui tingkat ekspresi cyclin D1 terhadap respons kemoterapi. Hal tersebut berdasarkan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Data ekspresi cyclin D1 pada KNF di Indonesia belum ada, sehingga perlu penelitian ekspresi cyclin D1 pada KNF serta hubungannya berdasarkan respons pengobatan. Metode: Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif dengan subjek merupakan pasien KNF yang berobat di RSCM pada kurun waktu 2015-2018. Gambaran radiologi sebelum dan sesudah pengobatan ditinjau ulang berdasarkan kriteria RECIST. Pewarnaan imunohistokimmia cyclin D1 menggunakan antibodi monoklonal cyclin D1 NovocastraTM dengan teknik pengambilan antigen suhu tinggi dan intensitasnya dinilai dengan H-skor menurut kriteria Allred. Hasil: Terdapat 16 subjek (51,6%) dengan ekspresi cyclin D1 positif dan 15 subjek (48,4%) dengan ekspresi negatif. Peneliti menemukan bahwa ekspresi cyclin memiliki perbedaan rerata yang bermakna antara kelompok subjek yang respons (rerata 116,24 ± 57,80) dan tidak respons (rerata 77,97 ± 45,27) terhadap pengobatan (p = 0,048). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan ekspresi cyclin D1 yang kuat pada kelompok dengan respons pengobatan yang baik. ......Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most type of head and neck cancer in Indonesia (28.4%) and mostly diagnosed at advanced stage. Treatment of this stage is chemotherapy and radiotherapy. However, patients with the same stage of disease had different treatment response probably due to different characteristics of molecular biology. Cyclin D1 is a protein involved in cell cycle, which the overexpression of it will fasten proliferation. Studies regarding the association of cyclin D1 expression and chemotherapy response have shown a different result. In Indonesia, data of cyclin D1 expression of NPC do not yet exist. This study aimed to examine the proportion of cyclin D1 in NPC and its association with treatment response. Methods: A retrospective cohort study was conducted using subjects of NPC patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from 2015 until 2018. The response of treatment was reviewed based on RECIST criteria. The technique used for cyclin D1 immunohistochemistry staining was antigen retrieval methods, using cyclin D1 NovocastraTM monoclonal antibody and the intensity was assessed based on Allred criteria. Results: Sixteen subjects (51.6%) had positive expression of cyclin D1 and 15 subjects (48.4%) had negative expression. The researchers found that cyclin D1 expression had significant mean differences between groups of subjects who responded (mean ± SD = 116.24 ± 57.80) and did not respond (mean ± SD = 77.97 ± 45.27) to treatment (p = 0.048). Conclusion: This study suggests that higher expression of cyclin D1 is associated with a good treatment response in NPC patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library