Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatia Ayu Widyaningrum
"Tanggomo adalah tradisi lisan masyarakat Gorontalo yang mempunyai sistem teratur yang diciptakan berdasarkan peristiwa nyata dan yang dianggap nyata dalam masyarakat. Cara penyampaian cerita Tanggomo murni melalui lisan dengan repetisi, persamaan rima, dan pemilihan kata yang sesuai dengan irama membuat bentuk kelisanan tradisi ini tidak hanya sekedar diucapkan tapi ketika dituliskan, tradisi ini termasuk dalam genre puisi lisan. Di dalam Tanggomo yang diutamakan adalah rangkaian adegan yang berkesinambungan sehingga membentuk satu skema tertentu. Skema itulah yang dipahami oleh pencerita yang kemudian diciptakan kembali dengan menggunakan pola-pola baris formulaik pada waktu penceritaan sehingga menjadi satu cerita yang utuh dan hidup. Hasil penceritaan kembali pada saat penampilan Tanggomo adalah bentuk sastra lisan, interaksi antara pencerita dan penonton serta suasana yang tercipta merupakan bentuk tradisi lisan sehingga dapat dikatakan bahwa Tanggomo adalah ragam tradisi lisan yang disampaikan secara lisan kepada masyarakat luas.

Tanggomo is an oral tradition of the people of Gorontalo, which has an orderly system and is created based on real-life or considered as real-life events in society. Tanggomo stories are conveyed in an oral manner through repetitions, patterns of rhymes, and choice of words that adhere to the rhythm. These quality make this traditional not only spoken, but also written, making it classified as a genre of oral poetry. In Tanggomo, what is highlighted is the connectivity of its scenes, forming a particular scheme which is understood by the storyteller, who remakes it by using the patterns of the formulaic line during the storytelling, creating a whole and lively story. The result of the retelling during the Tanggomo performance is a form of oral literature, whie the interaction between the storyteller and the audience is a form of oral tradition. It can be concluded that Tanggomo is a variety of oral tradition which is delivered orally to the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Ayu Widyaningrum
"

Kutika merupakan naskah yang memuat tradisi perhitungan hari di kalangan masyarakat Bugis. Secara umum, kutika dimaknai sebagai kumpulan catatan waktu baik dan buruk untuk melakukan suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, kutika tidak hanya dipandang sebagai kitab perhitungan hari baik dan buruk, tetapi juga sebagai ilmu perhitungan tradisional yang memuat berbagai pengetahuan dalam tatanan kehidupan orang Bugis. Adapun korpus penelitian ini adalah naskah kuno yang berasal dari koleksi Museum Mulawarman, Kalimantan Timur dengan kode PRI/15/MMK/KKT 1530. Naskah ini merupakan naskah kutika satu-satunya yang terdapat di dalam koleksi museum tersebut. Selain itu, naskah ini merupakan naskah multiaksara yang ditulis menggunakan empat aksara dengan variasi empat bahasa, yakni bahasa Bugis, Melayu, Arab, dan Banjar. Untuk membuka akses naskah, penelitian ini menerapkan pendekatan filologis dengan metode edisi kritis, yaitu menghadirkan edisi suntingan teks yang mudah dibaca dan minim kesalahan penulisan. Dalam menganalisis isi teks, digunakan teori ekofenomenologi untuk mengungkap kontribusi teks KUSR dalam isu pelestarian lingkungan di bidang pertanian. Temuan dari penelitian ini adalah judul awal yang digunakan dalam katalog tidak sesuai dengan isi teks sehingga digunakan judul yang lebih sesuai, yaitu Kutika Ugi Sakke Rupa (KUSR). Melalui kajian isi teks, dapat dilakukan penelusuran mengenai identitas pengarang dan pengaruh tarekat Samaniyah, Khalwatiyah, dan Qadiriyah yang berkembang pada abad ke-19. Temuan selanjutnya berdasarkan sudut pandang ekofenomenologi, terungkap bahwa naskah KUSR memiliki kontribusi yang dapat diterapkan pada teknik pertanian modern, yaitu pola tanam berdasarkan bioindicator, pola rotasi tanam, dan biopestisida.  Hal ini berkaitan erat dengan cara manusia Bugis berkomunikasi dengan alam sebagai upaya untuk hidup berdampingan secara selaras berdasarkan naskah KUSR.


Kutika is a manuscript that contains the tradition of days calculation among Buginese community. Generally, Kutika is defined as collection of good and bad time record to carry out activities.  In this research, Kutika is not only seen as book of good and bad days calculation, but also as a traditional calculation science which contains various knowledge in Buginese life order. The corpus of this research is a manuscript which comes from Mulawarman Museum collection in East Kalimantan, with code PRI/15/MMK/KKT 1530. This manuscript is the only Kutika manuscript in that museums collection. Moreover, this manuscript is multi-character script, which is written using four characters with four varied languages, i.e. Bugis, Malay, Arabic, and Banjar. This research applies a philological approach with a critical edition method to open up the manuscript access. It means that this method provides an easy-to-read edition with minimum writing correction. In analyzing the text content, eco-phenomology is used to reveal  the contribution of KUSR manuscript in agricultural environmental issues. The findings of this research show that the original title which is used in the catalogue does not related to the content of the manuscript.  Thus, a more appropriate title is used and called as Kutika Ugi Sakke Rupa (KUSR). Through the contents, it is possible to trace the author identity and the influence of the development of Shamaniyah, Khalwatiyah, and Qadiriyah Sufi orders in 19th century.Futher findings based on the eco-phenomenological approach stated that contribution of KUSR  manuscript can be applied to modern agricultural techniques, such as, cropping patterns based on bioindicators, crop rotation patterns, and biopesticides. This matter is closely related to the way of Buginese communicates with nature, as an effort to live harmoniously based on the KUSR manuscript.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library