Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Rahayu
Abstrak :
Hepatitis C Virus (HCV) adalah virus yang menginfeksi hati dan menyebabkan penyakit serius dalam jangka panjang. Pengobatan saat ini menggunakan obat Direct-Acting Antiviral (DAA), namun adanya variasi genotipe dan resistensi terkait mutasi dapat menyebabkan kegagalan pengobatan, sehingga memerlukan pengembangan kandidat antivirus baru. Ekstrak daun P. betle telah dilaporkan memiliki aktivitas anti HCV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme efek antiviral ekstrak daun P. betle terhadap HCV dan potensinya sebagai komplementer dengan telaprevir atau sofosbuvir. Aktivitas antivirus diuji menggunakan sel Huh7it-1 dan HCV genotipe 2a (JFH1a), kemudian dianalisis persentase penghambatan dengan titrasi pada kultur sel dan qRT-PCR. Efek sinergis dan antagonis dengan telaprevir atau sofosbuvir dianalisis dengan perangkat lunak CompuSyn. Analisis in silico juga dilakukan untuk memprediksi interaksi senyawa pada ekstrak daun P. betle dengan protein NS3, NS5A, dan NS5B. Ekstrak daun P. betle diketahui mampu menghambat replikasi HCV, dengan daya hambat pada semua perlakuan lebih rendah dibandingkan kontrol. Kombinasi dengan telaprevir menunjukkan efek antagonis, sedangkan kombinasi dengan sofosbuvir menunjukkan efek sinergis pada konsentrasi tinggi, tanpa menyebabkan toksisitas. Prediksi interaksi mengidentifikasi senyawa ‐fenilpropena‐3,3‐diol diasetat dan 4-Allyl-1,2-diasetoksibenzena memiliki interaksi kuat dengan protein NS5A dan NS5B. Energi ikat masing-masingnya -6,86 kkal/mol dan -6,40 kkal/mol pada NS5A, serta 6,01 kkal/mol dan -5.93 kkal/mol pada NS5B. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, ekstrak daun P. betle mampu menghambat replikasi HCV dan memiliki potensi sebagai komplementer dengan sofosbuvir pada konsentrasi tinggi. ......Hepatitis C Virus (HCV) is a virus that infects the liver and causes serious disease in the long term. Current treatment uses Direct-acting Antiviral (DAA) drugs, but the presence of genotypic variations and resistance-associated mutations cause treatment failure, thus requiring the development of new antiviral candidates. P. betle leaf extract has anti-HCV activity. This study analyzes the antiviral mechanism and its potential synergy with telaprevir or sofosbuvir. Antiviral activity was tested using Huh7it-1 cells and HCV genotype 2a (JFH1a), then the inhibitory activity was analyzed by titration on cell culture and qRT-PCR. Synergistic and antagonistic effects with telaprevir or sofosbuvir were analyzed with CompuSyn software. In silico analysis was also carried out to predict the interaction of compounds in P. betle leaf extract with NS3, NS5A, and NS5B proteins. P. betle leaf extract is known to be able to inhibit HCV replication, with virus inhibition in all treatments being lower than the control. The combination with telaprevir showed an antagonistic effect, while the combination with sofosbuvir showed a synergistic effect at high concentration without causing toxicity. Interaction prediction identified the compounds 1-phenylpropene-3,3-diol diacetate and 4-allyl-1,2- diacetoxybenzene as having strong interactions with the NS5A and NS5B proteins, with binding energies of -6.86 kcal/mol and -6 .40 kcal/mol in NS5A, and 6.01 kcal/mol and -5.93 kcal/mol in NS5B, respectively. Based on this research, we conclude that P. betle leaf extract can inhibit HCV replication and has the potential to act as a complement to sofosbuvir at high concentrations.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Salah-satu variasi DNA mitokondria manusia adalah delesi 9-pasangan basa (del 9-pb) daerah intergenik COII/tRNA LYS. Del 9-pb merupakan salah satu penanda genetik yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan kekerabatan antarpopulasi. Penelitian del 9-pb antarpopulasi suku-suku di Indonesia belum pernah dilakukan. Secara antropologi, suku Batak dan suku Toraja memiliki nenek moyang Proto Melayu, sedangkan suku Jawa memiliki nenek moyang Deutero Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai persentase del 9-pb pada populasi suku Batak, suku Toraja, dan suku Jawa agar didapatkan informasi genetik untuk mempelajari hubungan kekerabatan antara ketiga suku tersebut. Metode yang digunakan adalah metode amplifikasi dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) dan elektroforesis pada gel agarosa 5% dengan pewarnaan etidium bromida. Hasil pengamatan persentase del 9-pb ketiga suku tersebut adalah: suku Batak 19,84% dengan menggunakan 126 sampel, suku Toraja 32,77% dengan 119 sampel, dan suku Jawa 25,47% dengan 106 sampel. Nilai persentase del 9-pb meningkat bila urutan populasi adalah sebagai berikut: suku Batak—suku Jawa—suku Toraja.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas variasi dan persebaran bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen. Bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen menarik untuk diteliti karena dipengaruhi oleh dua dialek, yaitu dialek Yogyakarta dan dialek Banyumasan. Pengambilan data dilakukan di 26 kecamatan di Kebumen dengan menggunakan metode pupuan lapangan. Sementara itu, daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh dan kosakata budaya dasar bidang kata tugas. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk peta bahasa lambang. Pengolahan selanjutnya dilakukan dengan membuat berkas isoglos dan penghitungan dialektometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kebumen tidak ada perbedaan dialek atau perbedaan bahasa. Bahasa Jawa yang digunakan di Kebumen adalah bahasa Jawa dialek Banyumasan atau dialek Ngapak. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan masyarakat penutur bahwa mereka menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan. Selain itu, ditemukan variasi fonologis dan variasi leksikal. Variasi fonologis dipengaruhi oleh dialek Banyumasan dan dialek Yogyakarta, begitu juga dengan variasi leksikal. Ditemukan pula kosakata khas yang bekembang dalam bahasa Jawa di Kebumen.
ABSTRACT
This paper discusses Javanesse language variation and distribution in Kebumen District. Javanesse Language in Kebumen District becomes interesting to be researched because influenced by two dialects, containing Yogyakarta dialect and Banyumasan dialect. Data is collected at 26 districts in Kebumen using questionnaire. Meanwhile, the list of questions used are Swadesh basic vocabulary and basic vocabulary of the function word. The result of this study is shown in map form language of symbols. The further data processing is done by creating isoglos and counting of dialectometri. The result of this study indicates that in Kebumen there is no dialect or language difference. The Javanesse language used in Kebumen is Banyumasan dialect or Ngapak dialect. This is in accordance with the recognition of the speakers community that they use the Banyumasan or Ngapak dialect. In addition, there are phonological variations and lexical variations. Phonological variations and lexical variations are influenced by Banyumasan dialect and Yogyakarta dialect. It is found special vocabularies in Javanesse language in Kebumen.
2017
S69676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library