Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reda Rizal
Abstrak :
ABSTRAK Faktor fisik di lingkungan kerja merupakan parameter pokok yang menjadi pusat studi ini yaitu meliputi; kebisingan, suhu ruangan, iluminasi atau pencahayaan dalam ruangan kerja, serta masalah produktivitas pekerja pada pabrik pemintalan. Pada penelitian ini diteliti pula bagaimana hubungan atau pengaruh kerja shift yaitu; shift kerja pagi, shift kerja siang dan shift kerja malam terhadap produktivitas pekerja, serta meneliti atau mengukur jumlah jam kerja efektif (effective working hours) pekerja pada pabrik pemintalan. Sebagai sampel telah dipilih 3 (tiga) pabrik pemintalan yang berada dalam satu kawasan indutri tekstil PT. Argo Pantos, Tbk, yang berlokasi di Tangerang, Jawa Barat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara variabel lingkungan fisik kebisingan, suhu ruang kerja, dan iluminasi ruangan kerja dengan produktivitas pekerja pada pabrik pemintalan. Melalui metode penetitian ekspos fakto dengan pendekatan korelasional akan dapat diketahui sejauhmana hubungan antara variabel-variabel lingkungan fisik ruangan kerja dengan produktivitas pekerja. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa; terdapat korelasi antara faktor kebisingan dengan produktivitas pekerja (yang ditinjau dari aspek kuantitas produk) pada ketiga pabrik pemintalan yang diteliti. Terdapat korelasi antara faktor suhu atau tekanan panas dalam ruangan kerja dengan produktivitas pekerja (yang ditinjau dari aspek kuantitas produk) pada ketiga pabrik pemintalan yang diteliti. Tidak terdapat korelasi antara faktor iluminasi dengan produktivitas pekerja yang ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas produk pada ketiga pabrik pemintalan yang diteliti. Tidak terdapat korelasi antara variabel lingkungan fisik dengan produktivitas pekerja (yang ditinjau dam aspek kualitas produk) pada ketiga pabrik pemintalan yang diteliti. Selain itu dari hasil penelitian ini terlihat pula bahwa nilai produktivitas pekerja berbanding terbalik dengan nilai kebisingan dan nilai produktivitas berbanding terbalik dengan nilai suhu ruangan kerja. Tidak terdapat hubungan antara kerja shift dengan produktivitas pekerja pada pabrik pemintalan-1 maupun pekerja pada pabrik pemintalan-2. Tetapi terdapat hubungan shift kerja dengan produktivitas pekerja pada pabrik pemintalan-3. Rata rata jumlah jam kerja efektif (effective working hours) pekerja pada pabrik pemintalan yang diteliti adalah sebesar 72,99 %. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan atau pengaruh komponen lingkungan fisik khususnya variabel kebisingan dan suhu ruangan kerja terhadap produktivitas pekerja.
ABSTRACT The research was carried out to study the significant correlation between variables of both working environment (noise, temperature, illumination) and work-shift system (day-shift, afternoon-shift, night-shift) and workers' productivity as well as to measure effective working hours spent by workers in their working place. Three spinning mills under PT Argo Pantes, Tbk. which are located in an industrial area in Tangerang (West lava) were selected as the main subjects on which the research should shed some light. Main objectives of the research were to examine the correlation between physical environment variables (such as noise, temperature and illumination) and workers' productivity in spinning mill. The research identified that there were a number of interrelation discoveries in all three spinning mills studied (in terms of product quantity aspect) as per following results; Noise factor and workers' productivity correlated with one another significantly. Temperature factor or heat pressure in working area affected workers' productivity. There was not a significant correlation between illumination factor and workers' productivity. Workers' productivity did not correlate with work-shift both in spinning mill-1 and mill 2, but it correlated positively with work-shift in null-3. A portion of effective working hours studied, reached a total of 72.99% on the average. To sum up, there is a significant correlation between working environment especially noise variable and temperature variable with workers' productivity.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reda Rizal
Abstrak :
Pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil mengindikasikan adanya kegiatan produksi yang cenderung boros menggunakan sumber daya alam. Pemborosan ini dapat berakibat pabrik tidak kompetitif, terkurasnya sumber daya alam dan dapat mengancam keberlanjutan lingkungan yang mencerminkan rendahnya ekoelisiensi industri. Persoalan utama yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pabrik tekstil terhadap lingkungannya adalah kuantitas limbah dan penggunaan sumber daya yang bersifat tldak terbarukan. Tinjauan secara teoritis menunjukkan belum adanya formula yang relevan untuk menilai ekoefisiensi dan konsep strategis untuk mengatasi rendahnya ekoelislensi kegialan pabrik tekstil. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengkaji konsep ekoelisiensi pada kegiatan pabrik tekstil menuju industri yang ramah Iingkungan. Secara khusus bertujuan untuk: (1) membuat rumusan untuk menilai ekoefisiensi kegiatan pabrik tekstil, (2) mengetahui realitas ekoefisiensi pabrik tekstil, dan (3) merumuskan indeks ekoelisiensi kegiatan berbagai jenis pabrik tekstil. Obyek penelitian adalah pabrik tekstil di wilayah Jabodebek dengan populasi 881 pabrik, sampel penelitian sebanyak 3,4% populasi (30 pabrik) meliputi: pabrik pemintalan, pertenunan, penyempumaan tekstil, garmen, dan pabriktekstil terpadu. Pendekatan untuk menyusun formula ekoefisiensi paorik tekstil dibangun atas dasar penggunaan materi dan energi input proses dan output produksi serta entropi melalui kajian metabolisme industri. Tahapan penelitian untuk merumuskan formula ekoefisiensi pabrik tekstil dilakukan dengan cara: (1) Studi literatur, (2) identitikasi kegiatan produksi pabrik tekstil, (3) analisa kuantitatif dan deskriptif. Indek ekoefisiensi disusun dengan menggunakan metode: (1) expert judgment melibatkan pakar industri tekstil dan lingkungan serta LSM (2) metode Delphi, dan (3) penggunaan materi dan energi berdasarkan Standar SNI, Standar Asosiasi dan standar Ceko tex. Kondisi eksisting kegiatan pabrik tekstil saat ini terkait aspek: (1) input produksi yang memilih bahan baku non renewable, (2) proses produlusi yang inefisien materi dan energi, serta (3) output produksi yang bersifat non biodegradable. Hipotesis yang menyatakan nilai necospinning > necogarmen > necoweaving > necofinishing" adalah tidak terbukti benar, karena ternyata nllai necogarmen > necospinning > necofinishing > necoweaving. Disertasi ini menyimpulkan bahwa formula ekoefisiensi dirumuskan berdasarkan penggunaan materi dan energi input proses, output produksi, limbah dan pencemaran. Formula dan indeks ekoefisiensi dapat digunakan untuk mengukur kinerja lingkungan pabrik tekstil yang membuktikan ekoefisiensi pabrik tekstil terpadu lebih ekofiensien dibanding pabrik tekstil yang dikelola secara tidak terpadu. Formula dan indeks ekoefisiensi kegiatan industri tekstil merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai maupun memprediksi penerapan strategi kegiatan pabrik tekstil di masa mendatang menuju ekoefisien, Derdasarkan jenis kegiatannya. Formula tersebut dapat dipakai secara praktls oleh manajemen pabrik tekstil untuk memperbaiki daya guna pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan pada kegiatan produksi.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
D900
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reda Rizal
Jakarta: UI-Press, 2013
658.408 3 RED m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library