Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Palupi
"Persaingan antar rumah sakit memberikan pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan pelayanan Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan suatu bagian atau fasilitas di rumah sakit. Unit farmasi adalah salah satu revenue center di rumah sakit dimana mempunyai pengaruh besar terhadap pendapatan rumah sakit. Kinerja layanan unit farmasi dapat diukur dari lamanya waktu tunggu pelayanan dalam proses penyiapan obat sesuai resep dokter.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab ketidak berhasilan pencapaian Key Performance Indikator (KPI) unit farmasi rawat jalan,melakukan pengembangan standar yang dibutuhkan, mengidentifikasi gap analysis yang ada dan membuat action plan guna peningkatan kualitas pelayanan.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara pengamatan (observasional), telaah dokumen dan wawancara mendalam. Teknik penelitian ini adalah teknik triangulasi data, guna penguatan informasi-informasi dengan beberapa cara untuk mengurangi bias yang ada.
asil penelitian ini menunjukkan tren jumlah resep yang masuk pada hari, shift dan jam tertentu, dimana berguna untuk pengaturan komposisi staf yang ada. Selain itu penelitian ini menunjukkan adanya ketidak efisen an waktu proses pada tahap penerimaan resep dan penyerahan resep. Dan penelitian ini menyarankan adanya pengitungan ulang terhadap pola ketenaan unit farmasi rawat jalan.

Competition among hospitals provide hospital management influence in both government-owned, private and foreign with the ultimate goal is to improve health care facilities in this era of globalization, working to improve the quality of services offered to the public. This is because the quality of service can be used as a tool to achieve competitive advantage.
Pharmacy services in hospitals is a part of the hospital or facility. Pharmaceutical unit is one revenue center at the hospital, which had a major impact on hospital revenue. Pharmaceutical unit service performance can be measured by the length of the waiting time in the service of the process of preparing the drug as prescribed.
This study aims to determine the cause of the unsuccessful achievement of Key Performance Indicators (KPI) outpatient pharmacy unit, to develop the required standards, identifying a gap analysis of existing and create action plan to improve the quality of care.
This is a descriptive study, with quantitative and qualitative approaches in the observations (observational), document review and in-depth interviews. This research technique is the technique of triangulation of data, in order to strengthen the information in several ways to reduce the bias that exists.
Results of this study show a trend in the number of prescriptions coming days, shifts and hours specified, which is useful for setting the composition of existing staff. Moreover this study showed a lack of time efisen an admission process at the stage of recipes and recipe submission. And this study suggests a re-calculation of the pattern ketenaan outpatient pharmacy unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Palupi
"Kelainan kardiovaskular merupakan komplikasi dan penyebab kematian terbanyak pada anak penyakit ginjal kronik (PGK). Hepsidin adalah protein berperan dalam homeostasis besi yang berkontribusi dalam patogenesis anemia penyakit kronik. Penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan hepsidin dan kelainan kardiovaskular pada pasien PGK dewasa, tetapi belum ada pada anak PGK. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi hepsidin dan kelainan kardiovaskular pada anak PGK. Penelitian dengan metode potong lintang dilakukan pada anak PGK stadium 3–5 yang berusia 2–18 tahun di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ekokardiografi menilai left ventricular mass index (LVMI), relative wall thickness (RWT), fungsi sistolik, diastolik, dan peningkatan carotid intima media thickness (cIMT). Kadar hepsidin diperiksa dengan menggunakan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). Penelitian ini melibatkan 78 anak dengan PGK stadium 3–5. Penelitian ini menunjukkan korelasi hepsidin Q2 dan LVMI bermakna [adjusted b 0,37 (95% IK 0,08–0,65); p = 0,011] dan hepsidin Q4 terhadap LVMI [adjusted b 0,31 (95% IK 0,02–0,60); p = 0,036] pada analisis multivariat regresi linear. Korelasi bermakna antara hepsidin dan MV E/A yaitu kadar hepsidin Q2 [Crude b -0,16 (95% IK -0,29 – -0,02); p = 0,024] juga ditemukan. Tidak ada korelasi hepsidin dan fungsi sistolik serta peningkatan cIMT. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan membutuhkan penelitian prospektif selanjutnya untuk dapat memastikan hubungan hepsidin dan kelainan kardiovaskular.

Cardiovascular disease (CVD) is a common complication and an important cause of mortality in children with chronic kidney disease (CKD). Hepcidin is a protein that regulates iron metabolism and has been closely linked with the pathogenesis of anemia in chronic disease. Recent studies have shown a substantial association of hepcidin and CVD in adults with CKD, however this association has not been studied in children. This study aimed to investigate the correlation of hepcidin and CVD in children with chronic kidney disease. This was a cross sectional study that involved children aged 2–18 years with CKD in Cipto Mangunkusumo Hospital. Echocardiography was performed to describe LVMI, RWT, systolic and diastolic function as well as increase cIMT. Plasma hepcidin was obtained and analysed using ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). This study involved 78 patients with CKD stage 3–5. The study showed a positive correlation of hepcidin Q2 and LVMI [adjusted b 0,37 (95% IK 0,08–0,65); p=0,011] as well as hepsidin Q4 and LVMI [adjusted b 0,31 (95% IK 0,02–0,60); p = 0,036] in the multivariate linear regression analysis. A correlation of hepcidin Q2 and MV E/A [Crude b -0.16 (95% IK -0.29 – -0.02); p = 0.024] was also observed. We did not find any correlation of hepcidin and systolic function as well as increased cIMT. Our study needs further prospective cohort studies to confirm our results."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library