Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Zainal Irvan
Abstrak :
Stroke merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan kerusakan otak yang luas sehingga penderitanya tidak bisa melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sebelumnya dan beresiko mengalami kecacatan. Salah satu cara untuk membantu menurunkan resiko kecacatan pada penderita stroke adalah dengan memperbaiki mobilisasi dengan cara rehabilitasi. Faktor terpenting dalam proses perbaikan mobilisasi adalah dengan mempunyai efikasi diri yang tinggi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan consecutive sampling dan diterapkan pada 106 sample yaitu pasien stroke yang mengalami stroke minimal 2 minggu dan memiliki tanda-tanda vital stabil dengan kesadaran composmentis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik reponden, efikasi diri, kemampuan mobilisasi serta mengetahui hubungan antara karakterisik reponden dan efikasi diri dengan kemampuan mobilisasi. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan kemampuan mobilisasi (p < 0,001 ; α=0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar perawat tidak hanya terfokus pada perawatan fisik tetapi juga harus mengkaji dan memberikan intervensi untuk meningkatkan efikasi diri kepada pasien dengan stroke. ...... Stroke is a disease that causes extensive brain damage so that sufferers cannot carry out normally activities that were normally and they are at risk of developing disability. One way to reduce the risk of disability improving mobilization by rehabilitation. The most important factor in the improving mobilization process is having high self-efficacy. This study used a cross sectional design with consecutive sampling at 106 samples who had a stroke at least 2 weeks with stable of vital and composmentis. The purpose of this study is describe the characteristics of respondents, self-efficacy, mobilization ability and to knowing the relationship between characteristics of respondents and self-efficacy with mobilization abilities. The results after being analyzed by Chi-square showed a significant relationship between self-efficacy and mobilization ability (p <0.001; α = 0.05). This study recommends that nurses not only focus on physical care but also must examine and provide interventions to improve self-efficacy to patients with stroke.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Zainal Irvan
Abstrak :
Meningitis criptococus yang disebabkan oleh infeksi jamur Cryptococcus neoformans tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian di antara klien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun khususnya di negara berkembang. Meningitis criptococus merupakan infeksi jamur yang paling umum dari sistem saraf pusat dan menjadi infeksi oportunistik yang serius pada klien dengan HIV/AIDS lanjut. Masalah keperawatan yang sering muncul adalah perubahan kesadaran akibat penurunan perfusi jaringan cerebral karena inflamasi dan peningktan tekanan intrkranial. Intervensi keperawatan mandiri yang dapat diberikan adalah dengan memberikan posisi elevasi kepala 30o, posisi ini dapat memfasilitasi aliran darah vena sehingga dapat mempertahankan oksigen otak dan mepertahankan tekanan intrkranial yag berdampak pada perfusi jaringan serebral yang adekuat. Hasil intervensi posisi elevasi kepala 30o pada klien meningit criptococus dengan HIV AIDS dapat mengurangi tingkat kegelisahan klien. Hasil ini menunjukan bahwa posisi elevasi kepala 30o dapat meningkatkan perfusi jaringan otak tetapi harus diberikan bersamaan dengan tindakan kolaboratif lainnya. Perawat juga perlu memperhatikan kontraindikasi ketika memberikan posisi elevasi 30o


Cryptococcal meningitis caused by fungal infections of Cryptococcus neoformans remains a major cause of morbidity and death among patients with a decreased immune system especially in developing countries. Cryptococcal meningitis is the most common fungal infection of the central nervous system and becomes a serious opportunistic infection in patients with advanced HIV/AIDS. Nursing problems that often arise are changes in consciousness due to decreased perfusion of cerebral tissue due to inflammation and increased intranranial pressure. The mandatory obedient intervention that can be given is by giving a head elevation position of 30o, this position can facilitate venous blood flow so that it can maintain brain oxygen and maintain intracranial pressure which impacts on perfusion of adequate cerebral tissue. The results of the intervention position of the head elevation of 30 degrees in patients with cryptococcal mening with HIV AIDS can reduce the level of client anxiety. These results indicate that a 30 degree head elevation position can improve brain tissue perfusion but should be given in conjunction with a collaborative medication. Nurses need to pay attention to contraindications when giving an elevation position of 30 degrees

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library