Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rhidiyan Waroko
"Material Fe-M n-C telah banyak dikembangkan sebagai material mampu luruh untuk aplikasi penyangga pembuluh dalam satu dekade belakangan ini. Penggunaan biomaterial Fe-M n-C mampu menghindari tindakan pembedahan kembali setelah pembuluh jantung kembali normal setelah mengalami penyempitan, yaitu sekitar 6-12 bulan. Pengujian material Fe-M n-C dilakukan untuk mencari kelayakan kandidat biomaterial ini digunakan sebagai penyangga pembuluh yang mampu luruh. Material tersebut dibuat dengan cara pemaduan mekanik kemudian metalurgi serbuk. Hasil pengujian EDAX pada material akhir menunjukkan komposisi material yaitu Fe-24Mn-0.4C dan Fe-33Mn-0.3C. Hasil pengujian atomic absorption spectroscopy pada ektrak larutan kedua larutan menunjukkan kandungan logam pada ekstrak material Fe-24M n-0.4C lebih tinggi dari ekstrak material Fe-33M n-0.3C. Pada permukaan kedua material juga menunjukkan adanya pembentukan lapisan kalsium fosfor yang dapat memberikan tahanan antarmuka seperti data pada pengujian electrochemical impedance spectroscopy. Secara umum, hasil pengujian biokompatibilitas dengan metode sitotoksisitas pada kedua material menunjukkan nilai viabilitas sel yang lebih baik dari material SS 316 L. Secara keseluruhan, material Fe-24M n-0.4C dan material Fe-33M n-0.3C layak digunakan sebagai kandidat biomaterial.
Fe-M n-C materials has been developed as biodegradable material for coronary stent application in recent decades. The use of Fe-Mn-C biomaterials is able to avoid surgery after heart vessels returned to normal condition after a constriction, which is about 6-12 months. Material testing of Fe-M n-C alloy is performed to proving of feasibility that biomaterials candidate for biodegredable coronary stent. Fe-Mn-C biomaterials produce by mechanical alloying and powder metallurgy. EDAX test result shows that both material composition is Fe-24M n-0.4C and Fe-33Mn-0.3C. Atomic absorption spectroscopy (AAS) test result of solution extract of both materials shows that metal composition at solution extract of Fe-24M n-0.4C material higher than solution extract of Fe-33M n-0.4C material. On the surface of both materials shows that there is a Calsium/Phospor layer. Electrochemical impedance sp ectroscopy (EIS) test result shows that there is interface barrier on the surface, that cause by Calsium/Phospor layer. Generally, biocompatibility test result shows that the cell viability of both materials is higher than SS 316 L material. For all test result shows that both material, Fe-24M n-0.4C and Fe-33Mn-0.3C material can be used for biodegradable material candidate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T43305
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rhidiyan Waroko
"Material Fe-Mn-C telah banyak dikembangkan sebagai material mampu luruh untuk aplikasi penyangga pembuluh dalam satu dekade belakangan ini. Penggunaan biomaterial Fe-Mn-C mampu menghindari tindakan pembedahan kembali setelah pembuluh jantung kembali normal setelah mengalami penyempitan, yaitu sekitar 6-12 bulan. Pengujian material Fe-Mn-C dilakukan untuk mencari kelayakan kandidat biomaterial ini digunakan sebagai penyangga pembuluh yang mampu luruh. Komposisi Mn digunakan sebagai variabel pengujian, yaitu Fe-25Mn-0.8C dan Fe-35Mn-0.8C. Material tersebut dibuat dengan cara pemaduan mekanik kemudian metalurgi serbuk. Karakterisasi serbuk hasil pemaduan mekanik menunjukkan terjadinya reduksi ukuran partikel dan membentuk paduan serbuk yang lebih merata.
Hasil pengujian kekerasan dengan Rockwell A menunjukkan bahwa kekerasan material Fe-24Mn-0.42C adalah 43 HRA dan Fe-33Mn-0.27C adalah 49 HRA, nilai kekerasan tersebut memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi dari material SS 316L. Hasil pengujian polarisasi menunjukkan laju korosi untuk Fe-24Mn-0.42C adalah 0.84 mmpy dan Fe-35Mn-0.8C 0.34 mmpy. Nilai tersebut lebih tinggi dari besi murni tetapi lebih rendah dari paduan magnesium. Hasil uji mikrostruktur dengan uji metalografi dan uji XRD menunjukkan fasa austenit. Berdasarkan pengujian ini, menunjukkan bahwa pengaruh komposisi Mn untuk meningkatkan kekerasan material. Pada pengujian ini juga menunjukkan proses pemaduan mekanik mampu meningkatkan kekerasan material dan menurunkan laju korosi material.
Fe-Mn-C materials has been developed as biodegredable material for coronary stent application in recent decades. The use of Fe-Mn-C biomaterials is able to avoid surgery after heart vessels returned to normal condition after a constriction, which is about 6-12 months. Material testing of Fe-Mn-C alloy is performed to proving of feasibility that biomaterials candidate for biodegredable coronary stent. Mn composition is used for the test variable, namely Fe-25Mn-0.8C and Fe-35Mn-0.8C. That material is from production of mechanical alloying and then powder metallurgy. Powder as-mechanical alloying characterization shows particle reduction size and make a alloy powder is more evenly. Result of hardness test with Rockwell A showed the hardness of Fe-24Mn-0.42C is 43 HRA and hardness of Fe-33Mn-0.27C is 49 HRA. That hardness value is bigger than hardness value of SS 316 L material. The result of polarization test shows corrosion rate of Fe-24Mn-0.42C is 0.84 mmpy and 0.34 mmpy for Fe-33Mn-0.27C. That corrosion rate is higher than pure iron and lower than magnesium alloy. Microstructure test with metallographic test and XRD test shows austenitic phase. Based on this research shows that effect of Mn composition is for increasing hardness value. On this research is shows that mechanical alloying can increasing hardness of material and decreasing corrosion rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S53410
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library