Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rijali Isnain Haripa
"Kars Gunung Sewu adalah kawasan kars tropis dengan ciri ciri morfologi yang unik yaitu memiliki sinkhole atau dolina. Sinkhole atau dolina ini biasanya terbentuk akibat adanya amblesan. Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu yang berada di Kabupaten Gunung Kidul merupakan daerah yang termasuk kawasan kars Gunung Sewu yang memiliki frekuensi bencana amblesan tanah yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu dengan cara mengetahui bagaimana kondisi sifat fisik tanah pada amblesan yang terjadi di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul dalam skala unit geomorfologi. Metode penelitian ini adalah dengan melakukan pemetaan titik amblesan, investigasi geoteknik seperti ketebalan tanah, dan drainase dan uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik tanah seperti index properties, permeabilitas, dan bulk density. Unit analisis yang digunakan adalah analisis unit geomorfologi. Amblesan yang ada di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu berjumlah 41 titik dengan pembagian jenis amblesan lama dan amblesan baru. Ada enam unit geomorfologi di Kec. Ponjong, Rongkop dan Semanu, yaitu Dataran Aluvial Kars, Lembah Kering, Lereng Tengah Gunung Api Ringan, Plato Kars, Polje dan Zona Kars Konikal. Amblesan yang paling banyak terjadi pada unit geomorfologi Zona Kars Konikal. Amblesan memiliki hubungan dengan unit geomorfologi karena amblesan berasosiasi dengan pembentukan unit geomorfologi kars. Karakteristik fisik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu menunjukan tanah yang lempung berlanau halus dengan tingkat plastisitas yang tinggi dan permeabilitas yang rendah. Selain itu memiliki ketebalan tanah yang dalam hingga dangkal dengan drainase yang baik hingga terhambat. Sifat tanah tersebut menyebabkan adanya potensi pergerakan tanah seperti amblesan, terutama ketika ada daya dorong seperti air pada saat banjir.

Kars Sewu Kars Area is a Tropical Kars Area with unique features such as sinkhole or dolina. Sinkhole or dolina is usually formed due to subsidence. Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts in Gunung Kidul Regency are areas inside the Gunung Sewu Kars Area which has high frequency of land subsidence. This study aims to identify the characteristics of soil around the subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts by knowing how its physical properties on a geomorphological unit scale. The methodology on this research is by conducting the subsidence's point mapping, geotechnical investigations such as soil thickness and drainage, laboratory tests to determine the physical properties of the soil such as index properties, permeability, and bulk density. The unit of analysis used is geomorphological unit analysis. The amount of subsidence in the Ponjong, Rongkop and Semanu sub-districts are 41 points which consists of old types subsidence and new types subsidence. There are six geomorphological units in the district Ponjong, Rongkop and Semanu, namely the Alluvial Plain of Kars, Dry Valley, Middle Slopes Volcanoes, Plato Kars, Polje and Conical Kars Zone. The most sinkhole is exist on Conical Kars Zone. There is an enough correlation between sinkhole and geomorphological units. The physical characteristics of the soil around subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts show that the soil is loamy smooth clay with high plasticity and low permeability. Besides that, it has deep to shallow soil thickness with good to bad drainage. The nature of thus soil causes a potential for ground movement such as subsidence, especially when there is thrust like water during a flood."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijali Isnain Haripa
"Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Ibukota Nusantara di Kalimantan Timur menghadirkan tantangan dan peluang baru dalam perancangan infrastruktur logistik, termasuk penentuan lokasi Distribution Center (DC) yang optimal. Pemindahan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan populasi di Jakarta dan memperbaiki kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan lokasi optimal untuk DC yang dapat meningkatkan efisiensi distribusi dan meminimalkan risiko dengan mengintegrasikan metode Geographic Information System (GIS) dan VIKOR. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data spasial sekunder yang mencakup peta jalan, jaringan sungai, topografi, penggunaan lahan, dan wilayah KIPP. Metode GIS digunakan untuk memetakan dan menganalisis kesesuaian lokasi dengan mempertimbangkan berbagai kriteria seperti kedekatan dengan jalan arteri, sungai, pemukiman, pusat perniagaan, dan pusat perhubungan, serta kondisi lahan. Proses ini melibatkan teknik Weighted Overlay untuk mengintegrasikan berbagai lapisan data dan menghasilkan lokasi-lokasi alternatif yang potensial. Selanjutnya, metode VIKOR diterapkan untuk mengevaluasi dan memilih lokasi optimal dari alternatif yang ada berdasarkan bobot kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Entropy dan CRITIC (Criteria Importance Through Intercriteria Correlation). Hasil analisis menunjukkan bahwa lokasi L11 adalah lokasi terbaik untuk DC, terutama dipengaruhi oleh faktor jarak dari sungai. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan bobot kriteria terhadap hasil akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya faktor geografis dalam penentuan lokasi DC dan menawarkan solusi berbasis bukti yang terstruktur untuk pemilihan lokasi yang ideal. Berdasarkan analisis sensitivitas, lokasi L11 tetap menjadi pilihan nomor satu, menunjukkan kestabilan dan keunggulannya dari segi biaya yang paling efisien dibandingkan dengan lokasi lainnya.

The relocation of Indonesia's capital from Jakarta to Nusantara in East Kalimantan presents new challenges and opportunities in logistics infrastructure planning, including the optimal determination of Distribution Center (DC) locations. This relocation is expected to reduce population pressure in Jakarta and improve environmental conditions. This study aims to identify the optimal location for DCs to enhance distribution efficiency and minimize risks by integrating Geographic Information System (GIS) and VIKOR methods. The study begins with the collection of secondary spatial data, including road maps, river networks, topography, land use, and KIPP areas. GIS is used to map and analyze location suitability by considering various criteria such as proximity to arterial roads, rivers, residential areas, commercial centers, and transportation hubs, as well as land conditions. This process involves the Weighted Overlay technique to integrate multiple data layers and generate potential alternative locations. Subsequently, the VIKOR method is applied to evaluate and select the optimal location from the alternatives based on criteria weights determined using the Entropy and CRITIC (Criteria Importance Through Intercriteria Correlation) methods. The analysis results indicate that location L11 is the best site for the DC, primarily influenced by its distance from the river. Sensitivity analysis is also conducted to assess the impact of changes in criteria weights on the final results. The findings of this study highlight the importance of geographical factors in determining DC locations and provide a structured evidence-based solution for selecting the ideal location. Based on the sensitivity analysis, location L11 remains the top choice, demonstrating its stability and cost-efficiency compared to other locations."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library