Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Fauziah
Abstrak :
ABSTRAK
Peranan budidaya air payau sangat penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Sayangnya, masih banyak petani budidaya air payau, khususnya di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat di Indonesia yang masih menerapkan metode budidaya tradisional. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini sangat rendah. Penelitian ini difokuskan pada dampak pelatihan terhadap pembudidaya air payau, di mana produktivitas diukur dengan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan budidaya air payau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan memiliki efek positif pada pendapatan petani, di mana pelatihan dikaitkan dengan peningkatan pendapatan mereka sebesar 22,93%. Permasalahan endogenitas yang muncul sebagai efek dari metode penelitian yang digunakan juga dibahas dalam penelitian ini.
ABSTRACT
The role of brackish water aquaculture is crucial for big achipelago countries such as Indonesia. Unfortunately, many aquaculture farmers, particulary in Karawang Regency, West Jave Province in Indonesiastillapply traditional aquaculture method, thus, suffer from a lack of skill. As a result, the income gain from this activity is very low.This study focuses on the impact of training on the brackish water aquaculture farmers’productivity, where the productivity is measured by the income earned from the aquaculture activity. The result shows that training has a positive effect on farmers’ income, where training is associated with an increase in their income of 22.93%. There is an endogeneity concern, which is also discussed.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fauziah
Abstrak :
Anak memiliki hak untuk hidup, tumbuh kembang, dan berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabatnya (Presiden RI, 2014). Tahun 2015, pemerintah membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak untuk mewujudkan Kota Layak Anak (Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2015). Sehingga perlu dilakukan penelitian apakah RPTRA sudah sesuai dengan persepsi masyarakat dalam memenuhi hak dasar anak dan bagaimana analisis hubungan antara pemanfaatannya dengan tumbuh kembang anak di RPTRA Cililitan. Penelitian menggunakan mixed method, dengan desain studi simultan/paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 7-11 tahun memiliki intensitas sering dalam memanfaatkan RPTRA, sedangkan usia 12-17 tahun jarang memanfaatkan RPTRA. Karena anak usia 7-11 tahun sedang memasuki tahapan yang aktif sehingga lebih memilih bemain diluar rumah. Selain itu hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemanfaatan RPTRA dengan pemenuhan hak tumbuh kembang anak, seperti bermain, memperoleh pendidikan, mengembangkan kreativitas, dan ibadah. Namun pada usia 7-11 tahun sudah terpenuhi haknya dalam bermain, memperoleh pendidikan, mengembangkan kreativitas, dan beribadah dilingkungan RPTRA. Sedangkan usia 12-17 tahun sudah terpenuhi haknya dalam memperoleh pendidikan dan mengembangkan kreativitas. Sehingga disimpulkan bahwa RPTRA sudah memenuhi standar dalam pemenuhan hak anak, dan pemanfaatannya tidak memiliki hubungan yang signifikan karena terdapat faktor lain diluar sarana dan prasarana RPTRA yang mempengaruhi pemenuhan hak tumbuh kembang anak. ...... Children have rights to life, to grow and develop, and participate that suit with their degree and dignity (President of RI, 2014). In 2015, the government built Child- friendly Public Space to actualize a city that decent to child (The Decision of Governor of DKI Jakarta Province, 2015). So, there's a need to do a research about does RPTRA appropriate already to people's perception in fulfilling the children's fundamental rights and how is the correlation analysis between its benefit to children's growth and development in RPTRA Cililitan. This research is using mixed method, with simultaneous/parallel study design. The result of the research shows that largely of children aged 7-11 have frequent intensity in using RPTRA, while children aged 12-17 is rarely using RPTRA. This is because children aged 7-11 is entering the active stage so they prefer to play outside the house. Moreover, result shows that there is no correlation between the use of RPTRA with the fulfilment of children's growth and development rights, for example playing, getting educated, developing creativity, and praying. But in 7-11 years old, their rights to play, get educated, develop creativity, and pray have already fulfilled in RPTRA's environment. While children aged 12-17 have the rights already fulfilled in getting educated and developing creativity. So we can conclude that RPTRA have met the standard in fulfilling children's rights, and its benefit doesn't have a significant correlation because there are other factors outside the facilities and infrastructures of RPTRA which affect the fulfilment of children's growth and development rights.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library