Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Rachmawaty
Abstrak :
Sepeda sebagai pilihan moda transportasi tidak bermotor (non-motorized), memiliki berbagai kelebihan dan jika diimplementasikan secara konsisten akan memberikan dampak positif bagi lingkungan perkotaan. Sebuah tantangan tersendiri untuk memperluas jangkauan fasilitas sepeda hingga ke lingkungan perumahan untuk mendorong peningkatan penggunaan sepeda harian oleh warga untuk berbagai aktivitas. Kebiasaan bersepeda perlu diperkenalkan dan dipromosikan sejak dini untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor di masa yang akan datang. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok demografi penting yang dapat mempengaruhi masa depan budaya bersepeda di kota Jakarta. Penelitian terdahulu membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sepeda oleh anak-anak dalam perjalanan sekolah. Adapun faktor-faktor tersebut adalah jenis kelamin, sosioekonomi rumah tangga, jarak, lingkungan sosial yang terkait dengan lalu lintas dan keselamatan pribadi serta ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung bersepeda menjadi faktor yang diujikan dalam penelitian ini. Perencana kota perlu memahami hambatan-hambatan, karakteristik pelaku dan pola perjalanan anak-anak usia sekolah agar dapat menyusun strategi untuk membuat bersepeda lebih aman dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat bersepeda ke sekolah di Jakarta. Pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis analisis deskriptif dan analisis inferensial regresi logistik biner digunakan untuk mengetahui tingkat kemauan bersepeda dan karakteristik yang mempengaruhi kemauan bersepeda peserta didik dalam perjalanan ke sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang melibatkan para peserta didik SMP Negeri 40 Jakarta dan peserta didik selain SMP Negeri 40 di Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan bahwa para peserta didik SMP, memiliki kemauan bersepeda dalam perjalanan ke sekolah. ......Bicycles as a non-motorized mode of transportation have various advantages and if implemented consistently will have a positive impact on the urban environment. A challenge in itself is to expand the range of bicycle facilities to residential areas to encourage an increase in the daily use of bicycles by residents for various activities. The habit of cycling needs to be introduced and promoted from an early age to reduce the level of community dependence on motorized vehicles in the future. School-age children are an important demographic group that can influence the future of cycling culture in the city of Jakarta. Previous research discussed the factors that influence the choice of mode of transportation and the factors that influence the use of bicycles by children on school trips. These factors are gender, household socioeconomic, distance, social environment related to traffic and personal safety as well as the availability of facilities and facilities to support cycling are the factors tested in this study. Urban planners need to understand the constraints, characteristics and the travel patterns of school-age children in order to develop strategies to make cycling safer and more attractive to increase interest in cycling to school in Jakarta. This study used a quantitative approach through descriptive analysis and binary logistic regression to determine the level of willingness to cycling and how the available variables affect students’ willingness to cycling in travel to school. Data was collected through a questionnaire involving students of SMP Negeri 40 Jakarta and other SMP students in Jakarta. The test results show that junior high school students in Jakarta, have willingness to cycling on their way to school.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Rachmawaty
Abstrak :
Tidak banyak yang menyadari bahwa kehadiran komunitas pemulung telah turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pekerjaan memulung yang selalu berhubungan dengan sampah menimbulkan pandangan bahwa cara hidup pemulung adalah cara hidup yang kotor dan negatif. Padahal pemulung dengan segala keterbatasan yang dimilikinya mereka memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perumahannya secara mandiri. Di Kelurahan Tengah terdapat pemukiman komunitas pemulung yang dikategorikan menjadi pemukiman komunitas pemulung di Lokasi TPSS dan pemukiman komunitas pemulung di luar TPSS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa (1) penataan pemukiman pemulung didasari oleh peran anggota komunitas pemulung dalam lapisan sosialnya; (2) rumah sebagai tempat produksi menempati posisi yang penting bagi pemulung ; dan (3) para pemulung sangat bergantung pada keberadaan Bandar yang menyediakan rumah sebagai ruang tinggal pribadi. ......The scavenger community contributes on environment cleanness and waste management. Scavenge profession will always have relation with rubbish. This fact appears some perception that the life way of scavengers are dirty and negative. But actually with all shortage condition, the scavenger community have capability to fill housing needs by own. The scavenger community settlement in Kelurahan Tengah is categorized as scavenger community settlement on TPSS and scavenger community settlement outside TPSS. Result of research indicates that (1) the space arrangement of scavenger settlement clearly showed the role of scavenger position in their own social stratification (2) house as place to work has important role for scavengers community; and (3) the scavengers very depend on Bandar whom over house as private dwelling.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51603
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library