Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Risnandar
"Operasi pengolahan susu segar telah berubah pada beberapa dekade yang lalu. Contoh terkecil,pengolahan susu local secara manual sekarang telah usang dan digantikan menggunakan unit yang lebih besar dengan model pabrikan. Konsekuensinya, proses ini menjadi lebih susah di jangkau. Pasteurisasi ( pembunuhan kuman ) pada pabrik susu kecil diawasi dan di kendalikan oleh beberapa orang trampil yang melakukan pengolahan dan pembersihan pada akhir produksi dengan menggunakan tangan. Dengan diperluasnya teknologi pengolahan susu maka jumlah dan ukuran mesin juga berkembang sesuai kebutuhan. Cleaning mesin telah menjadi suatu hal yang penting, tiap komponen mesin yang kontak langsung dengan produk harus di bongkar dan di bersihkan minimal sehari sekali. Cleaning In Place ( CIP ) diperkenalkan pada pertengahan tahun 50-an dan sampai sekarang masih dilakukan pada semua pabrik susu. Dengan CIP, mesin tidak perlu menunggu waktu lama untuk di bongkar dan dibersihkan, mesin di desain untuk bisa dibersihkan dengan bahan kimia yang di sirkulasi melalui jalur produk sesuai dengan ketentuan cleaning. Analisa difokuskan pada step masing-masing proses (CIP dan produksi) yang dikendalikan PLC untuk aktifasi valve, pompa, dan motor yang lainnya yang sudah terpasang pada panel kontrol, dan juga transmitter untuk pengiriman statur proses dalam pembacaan level, temperatur, konsentrasi dan flowrate.
The nature of dairy operations has changed rapidly over the past few decades. The small, local dairy with many manual operations has become obsolete and has been replaced by larger units with factory-style production. The consequences of this trend have been many and far-reaching. Pasteurizing in the small dairy were supervised and controlled by a few skilled people who carried out most operations manually and also cleaned the equipment at the end of the run, by hand. As dairies expanded, both the number and size of the machines grew, as did the number of manual operations required. Cleaning, in particular, was a laborious business?every machine that had been in contact with the product had to be disassembled and cleaned by hand at least once a day. Cleaning-ln-Place (CIP) was introduced in the mid-fifties and is today used in almost all dairies. This means that machines no longer need to be disassembled for cleaning; they are designed so that they can be cleaned with detergent solutions which are circulated through the product lines according to a fixed cleaning program. The analysis is focused on steps for each process (CIP and Production) that PLC able to control for activation and shutoff of valves, pumps, agitators and other motors were mounted in control panels, and also transmitters to transmit process status readings (levels, temperatures, concentrate, flow rates)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40396
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Risnandar
"Material JIS SCM 415 dan SAE 8620 adalah jenis dari material rantai kendaraan bermotor untuk komponen Bush. Sebelum dibentuk untuk menjadi rantai material ini dikeraskan terlebih dahulu dengan menggunakan metode pengerasan permukaan karbonitriding. Akibat dari pengerasan permukaan ini material SCM 415 dan SAE 8620 mempunyai kekerasan yang tinggi pada permukaan dan ulet pada bagian dalamnya. Rantai kendaraan bermotor harus tahan terhadap keausan dan juga harus mempunyai ketangguhan yang baik. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui laju aus dan korelasinya dengan sifat kekerasan permukaan, kekerasan dalam (depth hardness). Pengujian keausan dilakukan dengan dua variasi, yaitu variasi beban (3.16 kg, 6.32 kg dan 12.64 kg) dan kecepatan (1.97 m/s, 2.38 m/s dan 2.91 m/s) dengan jarak luncur maksimum (600 m). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan kenaikan beban dan kecepatan maka laju aus akan semakin meningkat, tetapi pada SCM 415 laju aus pada kenaikan dari beban 6.32 kg ke 12.64 kg cenderung konstan. Material SAE 8620 mempunyai laju aus yang lebih kecil dibandingkan dengan SCM 415. Hasil ini sesuai dengan data kekerasan permukaan, kekerasan dalam, dan foto mikro lapisan pengerasan permukaan yang telah diteliti bahwa material SAE 8620 lebih keras permukaannya (604 HV) dibandingkan SCM 415 (509 HV), SAE 8620 lebih keras lapisan pengerasannya pada jarak yang sama (681 HV) dibandingkan SCM 415 (572 HV), dan lebih dalam lapisan pengerasan permukaannya (30_m) dibandingkan material SCM415 (20_m)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41701
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library