Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"Stroke merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang dan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Paper ini dibuat menggunakan pendekatan studi kasus, pada pasien stroke yang dirawat di salah satu RS di Jakarta. Berdasarkan hasil pengkajian selama merawat pasien, diagnose keperawatan utama yang ditemukan adalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral akibat interupsi aliran darah ke otak dan peningkatan tekanan intrakranial. Selain kolaborasi pemberian medikasi obat antihipertensif dan antiplatelet, salah satu intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan untuk memperbaiki perfusi jaringan serebri pada pasien adalah memberikan posisi elevasi kepala 30o, dengan tujuan untuk memfasilitasi aliran balik darah balik ke otak agar lebih optimal. Hasil intervensi posisi elevasi kepala 30o yang telah dilakukan selama 3 hari parke, menujukkan hasil bahwa terjadi penurunan nilai Mean Arterial Pressure (MAP), dari  hari pertama perawatan, nilai  MAP 123mmHg, menurun mejadi  94mmHg dihari ketiga. Dengan demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa posisi elevasi kepala 30 terbukti mampu menurukan TIK pasien stroke dan akan berdampak pada perbaikan perfusi serebal pasien dengan stroke.  

Stroke is a major cause of long-term disability and one of the leading causes of death worldwide. This paper was created using a case study approach, on stroke patients who were treated at a hospital in Jakarta. Based on the results of the assessment while treating the patient, the main nursing diagnoses found were ineffective cerebral tissue perfusion due to interruption of blood flow to the brain and increased intracranial pressure. In addition to the collaboration of administering antihypertensive and antiplatelet drugs, one of the independent nursing interventions that is carried out to improve cerebral tissue perfusion in patients is provide a 30° head elevation position, with the aim of facilitating the return of back flow blood to the brain to be more optimal. The results of the 30° head elevation position intervention that had been carried out for 3 days of treatment, showed that there was a decrease in the Mean Arterial Pressure (MAP) value, from the first day of treatment, the MAP value was 123mmHg, decreased to 94mmHg on the third day. Thus, it shows that the 30° head elevation position is proven to be able to reduce the ICP of stroke patients and will have an impact on improving cerebal perfusion of patients with stroke. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library