Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rizky Ramandhika Putra
"
ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai harmful discourse yang meliputi black campaign serta hate speech yang dapat ditemukan dan dihasilkan oleh unggahan humor politik. Penulis menggunakan pemikiran kriminologi konstutitif sebagai acuan dalam membahas hal tersebut. Penulis menggunakan sumber data primer seperti screenshot unggahan humor politik dan juga data sekunder seperti artikel berita sebagai bahan analisis. Penulis berasumsi bahwa humor politik yang disajikan memiliki unsur harmful discourse, black campaign, dan hate speech. Konten-konten tersebut memiliki agenda untuk menjatuhkan salah satu pasangan Gubernur-Wakil Gubernur menggunakan harmful discourse yang juga dapat dikatakan sebagai black campaign dan berujung pada pemberian label kepada pihak terkait. Penulis menemukan beberapa unggahan yang dapat dikategorikan sebagai harmful discourse, black campaign, hate speech dan berujung pada pemberian pandangan negatif kepada mereka yang ditargetkan dalam isi konten humor politik tersebut.
ABSTRACTThis paper is written in order to enhance the knowledge of harmful discourse that include black campaign and hate speech that can be found and produced by political jokes postings. Writer use constitutive criminology as the reference for discussion. Writer also use primary data such as screenshot of political jokes postings and also use secondary data such as news article as analysis matter. Writer assumes that political jokes or political humour contain some of harmful discourse, black campaign, and hate speech. The content have some of hidden agenda to mock one of the candidate using harmful discourse and black campaign and in the end, the people will give them labels. Writer found some of the postings that can be categorize as harmful discourse, black campaign, hate speech and could end up with the target described negatively by the readers."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rizky Ramandhika Putra
"Musik independen merupakan jalur pemasaran yang dilakukan sendiri oleh pelaku- pelakunya, tanpa ada bantuan major label. Oleh sebab itu, pemasaran menjadi hal yang penting pada musisi-musisi independen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan paradigma post-positivistik. Penelitian ini berfokus pada kolektif musik Subnoise, sebuah kolektif musik independen di Bekasi, yang menggunakan media multi kanal dan juga komunikasi pemasaran untuk meningkatkan awareness terhadap diri mereka dan juga acara-acara yang mereka laksanakan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan tiga perwakilan dari pihak kolektif Subnoise, dua perwakilan dari anggota kolektif selain Subnoise, dan dua perwakilan penikmat acara Subnoise. Dengan analisis menggunakan teori media, komunikasi pemasaran, konsep pemasaran multi kanal, dan juga skena musik, penelitian ini menemukan bahwa Subnoise menggunakan metode media multi kanal antara media sosial, konvensional, dan juga media tradisional. Dalam memanfaatkan multi kanal yang mereka miliki, Subnoise turut membangun personal branding menjadi sebuah kolektif yang menarik dan unik. Namun, sampai saat ini Subnoise belum mencapai tingkatan brand recognition, disebabkan oleh beberapa tahapan komunikasi pemasaran atau promosi yang tidak dilakukan oleh pihak Subnoise
Independent music is a marketing way that is carried out by the actors themselves, without any help from major labels. Therefore, marketing becomes important for independent musicians. This is a qualitative research, using case study method, and post-positivistic paradigm. This research focuses on Subnoise, an independent music collective based in Bekasi, that uses marketing communications and multi-channel media to raise awareness about them and the events they organize. Researcher uses interviews method, with three representatives from Subnoise, two representatives from collective members other than Subnoise, and two representatives from the audience. By analyzing using media theory, marketing communications theory, multi-channel marketing concept, and also the music scene, this study finds that Subnoise uses a multi-channel method between social media, conventional media, and traditional media. Subnoise build their own personal branding thru the multi-channels media that they have. However, until now, Subnoise has not reached the level of brand recognition, caused by several stages of marketing communications or promotions that are not carried out by Subnoise."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library