Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rofa Falachudin
"Setiap kegiatan industri migas setiap harinya menyumbangkan polutan organik berbahaya. Salah satu kandungan polutan organik yang berbahaya tersebut adalah fenol. Pada penelitian ini dilakukan disain dan pembuatan prototipe skala pilot dari fotobioreaktor untuk mengeliminasi fenol dengan dilakukan perbandingan uji kinerja dari fotoreaktor, bioreaktor dan fotobioreaktor. Katalis yang digunakan untuk fotoreaktor adalah TiO2 P25 dan bakteri yang digunakan untuk bioreaktor adalah bakteri konsorsium lambung sapi. Dari penelitian ini didapatkan persen degradasi fenol untuk uji kinerja pada proses fotoreaktor, bioreaktor dan fotobioreaktor masing-masing sebesar 77.03 %, 69.44 % dan 90.88 %.
Every oil and gas industry activity contributes hazardous organic pollutant every day. One of hazardous organic pollutant component is phenol. In this research prototype of photobioreactor was designed and made in pilot scale to elimination phenol with doing performance test comparison of photoreactor, bioreactor, and photobioreactor. TiO2 was used as catalyst in photoreactor while bacterial consortium of cow’s stomach was used in bioreactor. From this research, Percent of phenol degradation for performance test in photoreactor, bioreactor, and photobioreactor respectively were 77.03 %, 69.44 % dan 90.88 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47754
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rofa Falachudin
"Fenol merupakan pencemar yang sangat berbahaya di lingkungan karena bersifat racun dan sangat sulit didegradasi oleh organisme pengurai. Fenol adalah senyawa kimia yang dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh makhluk hidup, karsinogenik, dan termasuk golongan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pada saat melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Core Lab Indonesia dilakukan analisis kadar total fenol dengan metode spektrofotometri yang mengacu pada US EPA 420.1 (United States Environmental Protection Agency). Sampel berupa air (water) telebih dahulu di destilasi kemudian di uji secara kualitatif apakah kadar fenol nya kecil atau besar. Jika kadar fenol kecil maka harus di ekstrak terlebih dahulu dengan menggunakan pereaksi yaitu larutan penyangga ammonia, larutan 4-aminoantipirin, larutan kalium ferisianida, dan kloroform. Kemudian diukur dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 460 nm. Jika kadar fenol besar langsung ditambahkan pereaksi yaitu larutan penyangga ammonia, larutan 4-aminoantipirin, larutan kalium ferisianida dan langsung diukur dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 510 nm. Hasil yang di dapat yaitu sampel A mengandung total fenol sebesar 0.1421mg/L (ppm), sample B sebesar 0.1888 mg/L (ppm), sample C sebesar 1.2638 mg/L (ppm), dan sample D sebesar 1.9421 mg/L (ppm), ternyata kadar total fenol dalam sampel air (water) yang dianalisis tidak melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi yaitu sebesar 2 mg/L (ppm)."
2009
TA1457
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library