Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosyana Lieyanty
"TPA Cipayung memiliki sistem pengolahan sampah berupa sistem penimbunan sampah atau dsebut juga dengan Sanitary Landfill. Sampah yang tertimbun akan menghasilkan berbagai gas berbahaya, salah satunya ialah gas Amonia NH3. Tidak tersedianya instalasi gas NH3 di TPA Cipayung dapat menyebabkan polusi udara di TPA dan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan seperti sesak napas, mual, iritasi mata, iritasi kulit, dsb jika terpapar pada para pekerja pemulung.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui risiko kesehatan lingkungan akibat pajanan gas NH3 kepada pekerja pemulung di TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain analisis kesehatan lingkungan dengan populasi sampel adalah seluruh pemulung yang bekerja di TPA Cipayung yang telah bekerja minimal 1 tahun dengan batas usia 18-55 tahun. Total sampel yang didapatkan ialah 87 responden dan 3 sampel udara yang diambil dari 3 titik berbeda dengan jarak masing-masing titik sejauh 50 m.
Hasil konsentrasi tertinggi yaitu 0,122 mg/m3 dan konsentrasi terendah yaitu 0,053 mg/m3 dengan perhitungan konsentrasi rata-rata sebesar 0,082 mg/m3. Berdasarkan perhitungan risiko yang diterima saat ini real time , didapatkan hasil RQ < 1. Demikian pula hasil estimasi risiko yang diterima seumur hidup life span, juga didapatkan RQ < 1. Karena konsentrasi NH3 di TPA Cipayung masih dalam kategori aman, maka tidak diperlukan manajemen risiko.

TPA Cipayung has a waste processing system in the form of garbage dumping system or also called Sanitary Landfill. The accumulated waste will produce various harmful gases, one of which is Ammonia gas NH3 . The unavailability of NH3 gas installations in TPA Cipayung can cause air pollution in the landfill and may cause various health effects such as shortness of breath, nausea, eye irritation, skin irritation, etc. if exposed to scavengers.
The purpose of this research is to know the environmental health risk due to NH3 gas exposure to scavengers in TPA Cipayung. This research uses environmental health analysis design with sample population is all scavengers who work in TPA Cipayung who have worked at least 1 year with age limit 18 55 years. The total samples obtained were 87 respondents and 3 air samples taken from 3 different points with distance of each point as far as 50 m.
The highest concentration result was 0.122 mg m3 and the lowest concentration was 0.053 mg m3 with the calculation of average concentration of 0.082 mg m3. Based on the calculation of the risk received at this time real time , the results obtained RQ.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyana Lieyanty
"Keluarga etnis Tionghoa-Indonesia merupakan salah satu etnis di Indonesia yang mengalami sejarah panjang di dalam menghadapi tantangan etnis dan menunjukkan adanya kemampuan di dalam beradaptasi secara positif yang dikenal sebagai resiliensi keluarga. Literature review menunjukkan bahwa family ethnic-racial socialization berpengaruh pada resiliensi keluarga. Akan tetapi, masih ditemukan kesenjangan penelitian antara hubungan kedua variabel tersebut dan dibutuhkan peranan positive ethnic identity sebagai mediator untuk membuat hubungan ini menjadi signifikan. Partisipan terdiri dari 338 individu yang terbagi dalam kelompok generasi Y dan Z. Desain studi di dalam penelitian ialah cross- sectional dengan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan ialah Walsh Family Resilience Questionnaire, Asian American Parental Racial-Ethnic Socialization, dan Multidimensional Inventory of Black Identity yang diadaptasi ke dalam konteks Etnis Tionghoa-Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa family ethnic-racial socialization memengaruhi resiliensi keluarga secara langsung maupun tidak langsung melalui mediasi positive ethnic identity pada kelompok generasi Z dan mediasi total pada kelompok generasi Y.

The Chinese-Indonesian Ethnic families is one of the ethnic groups in Indonesia that has experienced a long history of facing ethnic challenges and has demonstrated the ability to adapt positively, that known as family resilience. Literature review shows that family ethnic-racial socialization has an effect on family resilience. However, research gap is still found between the two variables and positive ethnic identity role is needed as a mediator to make this relationship significant. Participants in this research consist of 338 individuals who were divided into two groups of generation Y and Z. Study design in this research was cross-sectional with convenience sampling method. The measuring tools used were Walsh Family Resilience Questionnaire, Asian American Parental Racial-Ethnic Socialization, and Multi-dimensional Inventory of Black Identity that adapted into Chinese-Indonesian Context. Result shows that family ethnic-racial socialization affects family resilience direct or directly through positive ethnic identity in the generation Z group and total mediation in the generation Y group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library