Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Bachri
"The study area has been subjected to intense fracturing or brittle deformation resulting in five main trends of lineaments and faults, i.e. (1) the Group A (the Perantanaan Fault Group) with a mean of direction N95°E/ N275°E, (2) the Group B (the Gorontalo Fault Group) with a mean of direction N125°E/ N305°E, (3) the Group C (the Paleleh Fault Group) with a mean of direction 165°E /N335°E, (4) the Group D (the Randangan Fault Group) with a mean of direction N25°E/ N205°E and (5) the Group E (the Kuandang Fault Group) having a mean of trend of N55°E/ N235°E. The complexity of structural pattern in the study area has been interpreted to be due to stress system evolution during Neogene - Pleistocene. The changing stress system orientation has reactivated the preexisting faults of the five groups with different sense of movements from the older deformation.
The nearly E-W trending lineaments of Group A or the Perantanaan Fault Group coincide with trend of the long axis of ridges and valleys or depression areas which are covered by volcanic rocks, lake deposits, and alluvium of Quaternary age. This group of structures was presumably developed as reverse or thrust faults during Late Neogene which later on to have beem reactivated as normal faults due to extensional tectonics of the North Sulawesi area during Plesitocene."
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2011
551 JSDG 21:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Bachri
"Kegiatan di Industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang padat modal, berteknologi cukup tinggi namun juga memiliki potensi bahaya yang tinggi pula. Oleh sebab itu pengendalian kecelakaan di industri Migas merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Di dalam mata rantai usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah bagaimana kita mengetahui adanya bahaya yang mengancam sehingga kita dapat melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Usaha-usaha untuk mengetahui adanya bahaya disebut sebagai identifikasi bahaya, yang mana saat ini telah tersedia berbagai metoda identifikasi bahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metoda identifikasi bahaya yang saat ini tersedia, dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan masalah yang dihadapinya dalam kaitan dengan adanya kondisi dan tindakan tidak aman yang ada di perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis metoda identifikasi bahaya yang dapat mengungkap faktor tindakan dan kondisi yang tidak avian yang dominan.
Penelitian dilakukan pada 3 buah perusahaan KPS yang mencerminkan perusahaan yang berbasis Eropa / Amerika, Asia dan Indonesia. Data penelitian merupakan data sekunder yang merupakan hasil pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan perusahaan dalam kurun waktu tahun 2003 dan wawancara dengan petugas kunci yang menangani identifikasi bahaya di perusahaannya.
Metode penelitian adalah metoda deskriftif, semi kualitatif dengan memberikan bobot secara kualitatif pada masing-masing variabel pada pemilihan metoda dan dalam bentuk persentasi untuk menentukan faktor temuan dominan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda Inspeksi Keselamatan Kerja, Observasi pada Audit Keselamatan, Analisa Bahaya Awal (PHA) dan Hazops memiliki kecendrungan temuan pada kondisi tidak aman yang dominan sedangkan metoda observasi memiliki kecenderungan temuan pada tindakan yang tidak aman yang lebih dominan. Selain itu terdapat pula kekurang lengkapan penggunaan metoda identifikasi bahaya pada 2 perusahaan karena metoda yang dipergunakan semuanya memiliki kecendrungan temuan kondisi tidak aman yang dominan, sedangkan masalah kecelakan di perusahaan tersebut yang lebih di dominasi oleh adanya tindakan yang tidak aman.
Agar pengendalian bahaya dapat dilakukan secara efektif maka perlu dilakukan kajian terhadap penggunaan metoda identifikasi bahaya pada masing-masing perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan masalah kecelakaan yang dihadapi perusahaan.

Oil & gas industry is required high investment, modem technology but also has a high potential hazard due to its operation. Therefore to control such accidents is a mandatory requirement in Oil & Gas industry in Indonesia.
To prevent an accident, there is one important chain that must be considered, ie hazard, so if we could control a hazard that means we could eliminate the accidents. There are so many hazard identification methodology are available in the market now. This research is intended to explore the implementation of hazard identification methodology that available in the market to looking for unsafe condition and unsafe act. The research is also intended to know of what kind of hazard methodology that has a dominant finding on unsafe conditions or unsafe acts.
The research was conducted at 3 PSC's companies in Indonesia that reflected the Europe 1 American, Asia and Indonesia region. The data for the research was taken from secondary data that resulted from the hazard identification implementation of each companies during the period of 2003 and interview with key personnel who were handling the hazard identification processes.
The research methodology was descriptive, semi qualitative with allocated a certain number of qualitative variable on selecting hazard identification methods and in the form of percentage to decide the dominant factor.
The result of research shown that Safety Inspection, Safety Audit (physical checking) Preliminary Hazard Analysis and Hazops (Hazard Operability Study) have the tendency to have the unsafe condition findings more dominant than unsafe act findings but the observation method (such as STOP) has a tendency to have unsafe act findings more dominant. It is also indicated that the 2 companies were using incomplete methodology since all current methods that were used have a tendency to looking for the unsafe conditions but the accidents in the companies were majority resulted from unsafe acts.
To ensure an effective hazard control was implemented, each company should conduct evaluation on the current methods whether it was still adequate and was reflecting the company's problem (in term of the cause of company accidents).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syamsul Bachri
"ABSTRAK
Karet alam selama penyimpanan akan mengalami pengerasan. Hal ini terjadi karena pembentukan ikatan silang selama penyimpanan. Uji fisika (Sweling,Plastisitas,VR, PRI, ASHT) telah membuktikan adanya pengerasan selama penyimpanan, sedangkan untuk uji kimia, terutama mekanisme ikatan silang yang terjadi selama penyimpanan masih belum jelas. Penyebab terjadinya ikatan silang ini adalah dengan adanya gugus aldehid dalam karet.
Dalam penelitian ini telah dilakukan penetapan kamar gugus aldehid dalam film lateks dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (360 nm) secara periodik selama 10 dan 28 hari. Film lateks yang diselidiki berasal dari klon AVROS.2037, BPM.24, GT.1, dan PR.261 dengan suhu penyimpanan pada temperatur kamar.
Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, terjadi reaksi yang sangat kompleks yaitu ikatan silang, oksidasi (inisiasi, antioksidan, propagasi dan terminasi). Pada umumnya selama penyimpanan 7 hari, terjadi pengurangan gugus aldehid yang membuktikan terjadi ikatan silang yang lebih dominan dari oksidasi. Selanjutnya selama penyimpanan 7 sampai 28 hari, terjadi kenaikan gugus aldehid yang berarti terjadi oksidasi yang lebih dominan dari ikatan silang.
Seleksi orde reaksi dengan metode grafik, sulit dilakukan karena reaksinya adalah reaksi kompleks.
Daftar Pustaka 17 (1948 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsu Bachri
"Penelitian sederhana ini mencoba membahas faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan pembangunan ekonomi daerah Propinsi Banten sebagai Propinsi yang belum lama berdiri, dimana sumber pembiayaan pembangunan daerah merupakan . hal yang sangat pokok dalam membangun suatu daerahlwilayah tersebut. Data yang digunakan dalam membahas masalah sumber pembiayaan daerah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan ekonomi menggunakan data time series dan cross section tahun 1990 - 2002 dengan empat kabupaten dan dua kotamadya di wilayah Propinsi Banten. Untuk melihat perkembangan perekonomian Propinsi Banten, variabel terikat yang diambil adalah variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dianggap sebagai indikator melihat keberhasilan suatu daerah dan variabel bebas yang mempengaruhi meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, pengeluaran twin, pengeluaran pembangunan, tenaga kerja dan investasi. Analisa yang digunakan dalam membahas penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan analisa fixed effect. Karena Propinsi ini bare berdiri ± 4 tahun sejak era reformasi, maka untuk melihat perkembangannya, kabupatenikota yang termasuk dalam wilayah Banten dilihat pada saat kabupatenikota sebelum dan setelah bergabung menjadi Propinsi Banten yaitu periode 1990-1998 sebelum dan periode 1999-2002 sesudah menjadi bagian Propinsi Banten.
Hasil analisa menunjukkan bahwa pada periode 1990-1998 secara statistik semua variabel babas kecuali variabel pengeluaran rutin mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam peningkatan PDRB. Ini berarti lima dari enam variabel yang dipilih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan Produk Domestik Regional Bruto. Pada periode 1999-2002 setelah otonomi mulai diterapkan terlihat ada perbaikan dimana, investasi mulai berpengaruh positif dimana awalnya negatif terhadap peningkatan PDRB, demikian halnya dengan pengeluaran rutin berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap perkembangan perekonomian daerah Banten yang diwakili oleh peningkatan PDRB. Penelitian ini membuktikan bahwa walaupun dalam membangun daerah/wilayah kabupaten/kota masih tergantung pada bantuan pemerintah pusat, akan tetapi kiranya daerah harus mampu memobilisasi sumber-sumber yang ada didaerahnya sendiri sebagai sumber pembiayaan ekonomi daerahnya. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, kemampuan setiap daerah khususnya kabupaten dan kota dalam melaksanakan fungsi otonominya tidak sama satu sama lain sehingga kebijakan yang diambil pemerintah daerah sangat menentukan. Untuk itu selain bantuan dari pusat yang semuanya merupakan kebijakan dari pusat, daerah harus ulet dan serius dalam menggali potensi asli daerah sendiri sehingga untuk ke depan bisa lebih mandiri membangun daerahnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti S. Bachri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas manajemen sekuriti penyelenggaraan konser musik PT. JAVA Musikindo, yang pelaksanaannya dilakukan oleh divisi keamanan bekerjasama dengan perusahaan penyedia tenaga keamanan dan Kepolisian, dan instansi terkait lainnya
Penelitian tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan prinsip manajemen yaitu melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan seta pengendalian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengawasan, pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman. Penelitian dengan metode kualitatif dan pendekatan prinsip manajemen, dimaksudkan untuk dapat melihat dan mernahami gejala-gejala yang ada sesuai dengan maknanya dari sudut pandang manajemen yang dimengerti dan dipahami oleh divisi keamanan PT. JAVA Musikindo, petugas pengamanan yang dikontrak, dan Kepolisian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun manajemen sekuriti yang dilaksanakan telah maksimal, tetapi masih saja ada celah yang dapat memungkinkan terjadinya ancaman dan kejahatan dalam bentuk gangguan keamanan seperti kerusuhan, perkelahian, dan tindak kekerasan lainnya. Semua itu disebabkan karena lokasi penyelenggaraan konser musik tidak tetap pada satu tempat, selalu berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan bisnis, siapa artis yang ditampilkan, dan jenis musiknya.
Upaya pengamanan yang dilakukan divisi keamanan PT. JAVA Musikindo selama ini, dengan tujuan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penonton konser musiknya, dilakukan dengan meminta bantuan Kepolisian yang melibatkan anggota Samapta, Brimob, Reskrim, lntelkam, Polwan, K-9, Detasemen Gegana Polrl dan Instansi terkait lainnya. Implikasi dari tesis ini adalah perlunya perbaikan dalam penggunaan tenaga pengamanan dan koordinasi masalah bantuan keamanan pada pihak Kepolisian

ABSTRACT
This thesis discusses the Security Management in Music Concert organized by PT JAVA Musikindo, conducted by the security division in cooperation with the security personnel provider, Police and other related institution.
The study of this thesis employs qualitative method with managerial approach. The research is conducted through the processes of planning, organizing, actuating and controlling. Meanwhile, the data is gathered though observation, involved observation and guided interview. The writer employs using qualitative method and managerial approach is intended to observe and comprehend the existing indications in accordance to its significance, seen on management point of view, understood by security division of PT. JAVA Musikindo, appointed security officers and the Police.
The study results shows, although the security management had been conducted in the utmost standard, yet a potential threat, security disorder, and crime such as chaos, fighting and other violence, might be possible to arise. All these happen due to the music concert was not located in one place but constantly move to different places in connection with the business necessity the artist being performed, and category of music always varies.
The security effort conducted currently by PT JAVA Musikindo was intended to give comfort and safety to the music concert audiences, and carried out by involving the Police Patrol, Brigade Mobile, Police Detective, Police Intelligent, Policewomen, K-9, Police Bomb Squad Detachment and other related institution. The implication of the thesis is a need for improvement in security service and coordination on safety support with Police Institution.
"
2007
T20712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeto Bachri
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T26814
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zeto Bachri
"In bankruptcy, the definition of debts has long become of among legal practitinera. Even thought the old bankruptcy Act i.e. Act No.4/1998 does not define the meaning firmly, this does not prevent judges making definition extensively about debts in every case at the Commercial Court. The same with the new Bankruptcy act, Act No.37/2004 it defines debt in an extensive manner that is an obligation declared or may be declared in amounts of Indonesian as well as foreign currencies, directly as incurred in the future or contingently, accruing as the result of an agreement or law and should be paid by Debtor and if not paid, provides the right to Creditor to get the payment from the debtor's assets. This is not anew definition because even from the time the old Bankruptcy commercial Court judges have not been strictly bound by the definition of debt outlined by law.
This Thesis discusses debts in bankruptcy and further and the responsibility of Management in relation to company debts for the purpose of analyzing the Decision of the Supreme Court No.26 PK/N/1999 dated 4 October 1999 Jo No. 43/Pailit/1999 PN.Niaga/Jkt Pst Dated 3 August 1999. With regard to Management responsibility, the Director may not be sued in Court as having caused a loss to the company as the decision does not occur as the result of his negligence in making a decision.
"
2008
T37830
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Bachri Oktora
"ABSTRAK
Pada masa pemerintah Orde Baru berbagai kebijakan pembangunan terutama pertanian, tidak sedikit diantaranya yang kemudian menimbulkan kontroversial. Salah satunya adalah kebijakan atas pemenuhan terhadap kebutuhan gula nasional. Pro dan kontra atas kebijakan ini terutama pada pelaksanaannya. Kebijakan tersebut tertuang pada INPRES No. 9/1975 tentang tebu rakyat intensifikasi atau yang kemudian lebih dikenal dengan TRI. Tugas ini secara otomatis dibebankan kepada para petani untuk melaksanakannya. Salah satu daerah yang juga terkena untuk dijadikan areal perkebunan tabu adalah daerah Karesidenan Surakarta. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah Surakarta merupakan salah satu daerah yang berpotensi di wilayah propinsi Jawa Tengah termasuk untuk perkebunan tabu. Bagi petani di daerah karesidenan Surakarta sesungguhnya mereka merasa berat untuk mengikuiinya namun tak ada pilihan bagi mereka untuk menghindar. Petani sebagai salah satu pelaku utarnanya diberi tanggung jawab yang besar namun dengan beban resiko yang hams mereka tanggung sendiri terutama dalam hal budi daya tabu_ Hal ini sudah merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi oleh mereka. Mulai dari penggarapan lahan, penanaman dan pemeliharaan yang dilakukan oleh para petani tergabung di dalam kelompok-kelompok tani. Dari apa yang diutarakan oleh para petani peserta TRI nampak bahwa sesungguhnya para petani tidaklah terlalu paham dengan apa yang harus dikeajakan oleh mereka dalam hal menanam tebu. Gambaran kerja teknis yang sangat panjang dan perlunya ketelitian serta ketekunan para petani dalam merawat dan mengelola tanaman tabu, ternyata membutubkan waktu kerja yang tak sedikit pula jam kerja yang panjang merupakan hal lain yang tarut menyertai rasa enggan petani untuk mau menanam tebu. Dalam pandangan petani bila dibandingkan antara jam kerja menanam tebu dengan padi yang lebih menguntungkan bagi mereka adalah menanam padi.

"
2001
S12628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Saiful Bachri
"Penggunaan satelit komunikasi PALAPA untuk menyiarkan program siaran televisi FM di Indonesia telah dikenal sejak tahun 1976. Sejalan dengan itu pulalah berkembang stasiun-stasiun penyiaran televisi yang menjangkau seiuruh nusantara. Saat ini saja telah ada lima stasiun TV swata dan TVRI mink pemerintah. Dalam pengoperasian, biasanya satu transponder satelit disewa hanya khusus untuk satu stasiun penyiaran saja, yaitu menggunakan lebar frekuensi kerja 24 MHz dengan frekuensi tengah 70 MI-Iz. Satu transponder pada satelit Palapa B2-R dapat efektif menampung lebar pita frekuensi 36 MHz. Dari kenyataan ini, terlihat ada daerah kosong di sisi-sisi spektrum penyiaran TV FM tersebut. Daerah kosong inilah yang dengan pendekatan tertentu dapat dipergunakan untuk sistem komunikasi lain.
IDR sebagai salah satu teknik transmisi dijital adalah salah satu solusi untuk komunikasi data yang kian banyak dibutuhkan. Sistem transmisi IDR dengan berbagai kelebihannya dianggap mampu melayani peningkatan trafik yang efektif bila dilewatkan melalui satelit. Salah satu kelebihannya adalah kebutuhan akan lebar pita frekuensi yang sempit. Kelebihan ini memungkinkan di optimalkannya sate transponder yang telah dipergunakan untuk transmisi TV FM dengan menyisipkan beberapa kanal IDR di daerah kosong sekitar spektrumnya. Penempatan kanal IDR secara bersamaan dengan kanal TV FM dalam satu transponder memungkinkan efisiensi bagi penyewa dan pihak pengelola satelit. Hal ini dimungkinkan dengan perhitungan yang cermat sehingga parameter-parameter yang dibutuhkan dapat memenuhi ketentuan bagi penyelenggaraan kedua sistem tersebut secara bersamaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risda Nasuha Bachri
"ABSTRAK
Kandungan protein yang dimiliki oleh Nostoc berpotensi dijadikan sumber bahan makanan alternatif. Protein tersebut dapat diperoleh secara maksimal apabila strain, medium, metode penghancuran sel, dan metode pengukuran kadar protein yang digunakan tepat. Strain yang digunakan dalam penelitian adalah strain CPG8, CPG24, dan GIA13a. Terdapat tiga macam medium yang digunakan, yaitu medium kontrol BG11 N-free, medium A, dan medium B. Ketiga medium tersebut memiliki kandungan Na2CO3 yang bervariasi. Kandungan Na2CO3 dalam medium kontrol adalah 0,02 gr/L, kandungan Na2CO3 dalam medium A adalah 0,04 gr/L, dan tidak terdapat Na2CO3 dalam medium B. Variasi kandungan Na2CO3 tersebut bertujuan untuk mengurangi selubung musilage. Selubung musilage dapat menghalangi proses penghancuran sel oleh sonikator. Akibatnya, jumlah protein yang keluar dari dalam sel tidak maksimal. Filtrat hasil sonikasi diukur kadar proteinnya menggunakan metode Bradford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein Nostoc strain CPG8, CPG24, dan GIA13a yang ditumbuhkan pada ketiga medium berbeda-beda.

ABSTRACT
Protein content owned by Nostoc potentially is used as alternative food sources. The protein can be maximum obtained if strain, medium, cell destruction method, and protein level measuring method is used appropriately. Strains that being used in the study is CPG8, CPG24, and GIA13a strain. There are three kinds of medium, namely the control medium BG11 N-free, medium treatment A and medium treatment B. Those medium contains vary Na2CO3 level. Na2CO3 level in control medium is 0,02 gr/L, Na2CO3 level in medium treatment A is 0,04 gr/L, and there is no Na2CO3 in medium treatment B. Variation content of Na2CO3 aims to reduce mucilage sheath. Mucilage sheath can hinder the process of cell destruction by sonicator. As a result, the amount of protein out of the cell was not optimal. The filtrate?s protein level from sonication is measured using Bradford method. The results showed that the protein content of CPG8, CPG24, and GIA13a strain that were grown in three medium is vary."
2015
S61296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>