Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Abstrak :
Suatu kenyataan yang kita hadapi dengan jelas sains dan teknologi telah semakin mendapat tempat dalam perhatian manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, secara khusus Habemias menanggapi bahwa sains dan teknologi telah menjadi ideologi. Agaknya, pendapat orang pada umumnya, kemajuan rasio, sains dan teknologi dapat membuktikan keberadaan materi sebagai satu-satunya ada dalam dunia yang teratur ini. Di sini terdapat suatu prasangka bahwa perkembangan sains dan teknologi yang cenderung materialistik itu menghambat bahkan menghapuskan eksistensi Tuhan. Apakah benar kemajuan sains dan teknologi merupakan ancaman terhadap eksistensi Tuhan? Sebenarnya prasangka ini telah timbul sejak jaman skolastik di mana Thomas Aquinas (1225-1274) menyatakan dengan tegas bahwa akal merupakan bahaya atau ancaman bagi iman. Selama beberapa abad filsafat skolastik merupakan filsafat resmi gereja Katolik dalam kekaisaran Romawi yang berhadapan dengan aliran-aliran hellenisme. Lambat laun filsafat klasik kehilangan daya tariknya, antara lain akibat munculnya suatu cara berpikir baru yaitu berpikir secara ilmiah, terutama dalam bidang fisika. Munculah tokoh-tokoh filsafat pada awal jaman baru fisikus-fisikus seperti: Copernicus dengan heliosentrismenya (1473-1543), Galilei (1564-1642) dan Isaac Newton (1642-1727). Fisika Newton dengan gemilang dapat menunjukkan bahwa pendekatan terhadap realitas melalui pengalaman ilmiah yaitu observasi dan eksperimen dapat membuktikan alam semesta ini terdiri dari atom yang saling rnempengaruhi secara kausal. Maka lahirlah sikap kritis sebagai inti sikap ilmiah. Timbul pada jaman modern mengenai suatu keraguan akan kebenaran: Apakah manusia dapat memastikan apa yang benar dan apa yang tidak? Maka muncul pertentangan antara ajaran agama dan teori-teori ilmu pengetahuan. Sebagai perintis filsafat baru dikenal nama Rene Descartes (1596﷓ 1650). la mencari titik tolak penyelidikan tentang yang pasti dan benar yaitu dalam kesadaran manusia sendiri "Cogifo Ergo Sum". Oleh karenanya Descartes dianggap seorang tokok rasionalisme. Era tersebut bertahan sampai kemudian jaman Aufklarung di abad 17 dan ke 18 melahirkan begitu banyak pemikir.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Jakarta: Penaku, 2001
303.4 SEL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Abstrak :
Kapitalisme global, yang lahir dari proses globalisasi, menciptakan budaya konsumsi dan masyarakat konsumen yang eksistensinya dilihat hanya dengan pembedaan komoditi yang dikonsumsi, dengan terus menerus mengkonsumsi berbagai tanda dan status sosial di balik komoditi. Kapitalisme global dalam dirinya sendiri mempunyai daya kemajuan yang bisa mempermudah dan membantu manusia dalam menjalankan aktivitas hidupnya. Namun kemajuan yang sama bisa membawa dunia dalam perubahan yang semakin sulit untuk dikendalikan oleh manusia. Semangat kemajuan yang melekat dalam diri kapitalisme global mempunyai kecenderungan untuk membawa dunia dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan ketimpangan dan hegemoni. Tulisan ini ingin menelusuri fenomena kapitalisme global ini, mulai dari hal-hal positif yang dihasilkannya sampai pada dampak-dampaknya bagi perubahan kehidupan manusia sebagai masyarakat konsumen.
Global capitalism, which is born in the globalization process, has created consumption culture and consumer society whose existence is seen just in the differences of their consumption commodities, and on and on consumes the signs and social status that marked on the commodities. In itself, global capitalism has the progressive-power which can help us in our daily live. However, the same progressiveness could bring the world in the unrecoverable and uncontrollable progressiveness. Progressive-power that inherent in the global capitalism has the tendency to lead the world into undetermined, injustice and hegemonic situation. This paper would discover this global capitalism phenomena, includes its positive result and negative effects on human?s live changes as the consumer society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Selu Margaretha Kushendrawati
Abstrak :
ABSTRACT
Seren Taon merupakan sebuah fenomen religius yang dinyatakan melalui upaca khas masyarakat Sunda yakni ucapan terima kasih kepada Tuhan yang telah memberi panen melimpah. Masyarakat percaya bahwa panen yang baik datang dari Tuhan namun Tuhan yang dimaksud bukanlah Tuhan yang diajarkan dalam Kitab Kitab Suci. Tuhan bagi mereka adalah pemberi hasil panen dan Tuhan yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari dalam tradisi mereka. seren Taon merupakan sebuah ungkapan identitas komunitas yang dapat ditingkatkan menjadi identitas nasional berdasarkan kesadaran religius yang hidupa dalam masyarakat dan budaya bangsa. seren Taon sesungguhnya adalah ajaran etika daripada doktrin agama yang mengajak para pengikutnya untuk peduli pada masalah kemanusiaan menurut keyakinan komunitas bahwa kebaikan yang Tuhan itu nyata sebagaimana yang dialami dalam kehidupan sehar-hari hidup sebagai masyarakat sebuah bangsa.
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library