Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiadi
"ABSTRAK
Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan peat di Indonesia tersebar
terutama di Kaiimantan, lrian Jaya dan Sumatera dengan ketebalan yang
bervariasi antara 1.00 - 6.00 meter, dan luasnya menempali urutan kelima dari
seluruh negara yang mempunyai lahan gambut.
Beberapa sifat dari tanah gambut adalah sifatnya yang mempunyai kadar
organik dan air yang tinggi. Karena sifat yang demikian inilah, maka tanah
gambut dapat dikatakan memiliki kemampuan daya dukung yang rendah dan
kompresibilitas yang tinggi. Di dalam dunia konstruksi tanah gambut rnerupakan
jenis tanah yang jelek jika digunakan sebagai Iandasan bagi struktur di alasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stress Path
(jalur tegangan). Pada dasarnya metode ini adalah untuk menentukan variasi
tegangan, regangan untuk suatu elemen tanah dari kondisi yang sesungguhnya.
Dengan metode ini kita dapat mengetahui sejarah perubahan tegangan yang
terjadi dari sampel yang diuji.
Prinsip dasar dan metode ini adalah bahwa suatu massa tanah tiap
elemennya mengalami perubahan kondisi tegangan akibat beban yang bekerja
yang bekerja di atasnya atau karena faktor-faktor Iain. Perubahan yang terjadi
diantaranya terjadi pada air pori. Dengan metode ini dapat diberikan representasi
yang berkesinambungan tentang perubahan tersebut. Dengan metode ini juga
dapat diramalkan perubahan tegangan, regangan yang terjadi pada tanah.
Pemodelan tegangan, regangan dimungkinkan menjadi lebih realistis.
Sebelum metode ini terdapat metode lain dalam studi tegangan,
regangan pada elemen tanah. Salah satunya adalah Lingkaran Mohr yang
menggambarkan tegangan nomnal dan geser yang tenjadi pada tanah. Namun
dengan metode ini akan menjadi sangat membingungkan jika kita hanya
menggunakan satu sampel uji. Hal ini karena selubung keruntuhan yang
tergambar akan menjadi tidak jelas letaknya. Sehingga parameter-parameter
kekuatan geser dari sampei uji menjadi tidak tepat. Penggambaran tersebut
akan menjadi jelas, jika Iingkaran yang tergambar diganti dengan titik-titik yang
dihubungkan dengan suatu garis lurus yang menghubungkan titik-titik tegangan
yang relevan.
Pengujian yang dilakukan adalah uji triaksial terkonsolidasi dan tidak
trdrainasi Uji triaksial merupakan uji kekualan geser yang paling sering
digunakan, karena cocok untuk semua jenis ianah. Keuntungannya adalah
bahwa pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila
diperlukan tanah jenuh dengan permeabilitas randah dapat dibuat terkonsolidasi.
Uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi dilakukan dengan cara
memberikan tagangan normal pada sampel tanah yang diuji, sementara air pori
masih diperbolehkan mengalir sampai terjadi konsolidasi, dimana sudah tidak
Iagi terjadi perubahan volume pada sampel uji. Kemudian jaian air dilutup dan
sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained). Tegangan normal
masih tetap bekerja. Biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser
diberikan

"
1996
S34567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"ABSTRAK
Penggabungan proses adsorpsi dan absorpsi secara simultan merupakan proses baru yang lebih inovatif, efektif dan efisien dalam state of the art perkembangan teknologi untuk meminimalisir kandungan polutan udara terutama udara ruangan. Selama ini kelemahan teknologi yang hanya mengandalkan pada proses adsorpsi dapat dieliminir dengan proses simultan tersebut. Khususnya untuk teknik absorpsi menggunakan metode Jet Bubble Column yang mampu menciptakan awan gelembung yang pada sangat berpengaruh pada kesempurnaan kontak antar fasa gas dan cairan. Subjek penelitian terutama diarahkan pada desain prototipe dan uji kinerja basil desain terhadap kemampuannya dalam menurunkan polutan udara ruangan terutama gas CO2.
Selama ini dirasakan teknologi peralatan proses yang mampu memurnikan udara DIhirup kurang begitu intensif dilakukan/dikembangkan. Teknologi sederhana dan murah untuk meminimalisasi kandungan senyawa polutan biasanya hanya mengandalkan pada teknik adsorpsi menggunakan karbon aktif. Ketidakhandalan teknik adsorpsi terutama karena tingkat keberhasilannya masih sangat tergantung pada berbagai kondisi karbon aktif yakni tingkat absorptivitas karbon aktif terhadap polutan tertentu, tingkat kelembaban udara ruangan, laju alir udara, dan yang paling utama adalah karakteristik dari karbon aktif tersebut. Disamping laju dan kapasitasnya adsorpsinya cukup rendah, malahan karbon aktif dapat menjadi media yang baik dan ideal bagi pertumbuhan & perkembangan bakteri, virus maupun mikroorganisme lainnya karena karbon aktif bersifat non polar dan struktur pori & luas permukaannya sehingga sangat leluasa bagi mikroorganisme tersebut untuk tempat hidup dan aktivitas kehidupannya.
Penelitian ini bermaksud untuk lebih mengembangkan teknologi pemurnian reduksi CO2 dengan menggabungkan teknik adsorpsi dengan teknik absorbsi yang kami sebut sebagai teknik Proses Simultan Adsorpsi-Absorpsi. Dalam proses absorpsi menggunakan teknik Jet Bubble Column, suatu metode kontak · gas dan cairan yang relatif baru dan inovatif. Dalam dunia industri khususnya teknik pengontakkan gas-cair umumnya menggunakan packed column yang menimbulkan problem operasi yakni seperti chanelling, floading, % loading, rendahnya gas holdup, coking/scaling pada permukaan packing maupun tingginya pressure drop. Dalam sistem kontak jet Bubble Column problem operasi tersebut relatif tidak ditemui secara berarti.
Pada tahun I ini telah berhasil didesain kolom gelembung pancaran dan hasil Kinerja yang menunjukkan hasil yang layak beroperasi dan dapat digunakan untuk absorpsi CO2, Uji kinerja dilihat dari parameter output berupa gas-holdup dan gas entrainment. Gas hold up merupakan fraksi volume gas dalam kolom gelembung 2 fasa, sedangk.an gar entrainment adalah gas/udara terbawa masuk ke dalam kolom. Keistimewaan teknik jet inilah yang tidak dipunyai oleh sistem kontak gas-cair lainnya, sehingga proses simultan dengan adsorpsi dapat dilangsungkan tanpa mengalami pressure drop yang tinggi. Kedua parameter tersebut dapat diukur secara tepat dan dipengaruhi oleh berbagai variabel input terutama adalah laju alir cairan (QL) dan diameter nozzle untuk jetting Liquid (Dn).
Hasil kinerja menunjukkan bahwa semakin besar Laju alir volumetrik cairan semakin besar laju alir volumetrik gas yang tersedot (gas entrainment) pada diameter tetap. Didapatkan hasil bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara antara konstanta kinetika absorpsi dan luas kontak antar fasa gas-cair. Untuk penggunaan nozzle dengan Dn = 12.1 mm yang terbaik adalah pada QL = 0.3526 L/det yaitu k= 1.4x10-1 dan a= 4492.30 m2/m3, sedangkan pada Dn = 9.3 mm yang terbaik adalah pada QL = 0.3711 L/det yaitu k = 2.98x10-1 dan a= 1518.27 m2/m3.Semakin besar luas kontak yang dihasilkan, distribusi gelembung pada kolom absorpsi akan semakin baik, dan kondisi operasi yang terbaik adalah pada Dn = 9.3 mm dengan QL = 0.3711 L/det.
Namun secara umum kondisi operasi terbaik Jet Bubble Column pengurangan kadar CO2 terjadi pada absorber dibanding penyerapan CO2 dalam adsorber. Sebagai contoh adalah penggunaan nozzle dengan kondisi Dan=7,2 mm dan QL=19,07L/men. Didapat tingkat penyerapan sebesar 86,51 %, sedangkan penyerapan adsorber hanya sebesar 13,49%. Kapasitas serap absorber optimum sebesar 0,2603 gram CO2/(gramKOH.menit) pada Dn=7,2mm dan QL=19,07 L/men, sedangkan kapasitas daya serap adsorber optimum sebesar 23,05 x 10-4gramCO2/(gram karbon aktif.menit) pada Dn=l2,lmm dan QL=25,8 L/men."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Pengembangan dan penelitian suatu proses untuk mengurangi ketergantungan pada sumber fosil merupakan tema penting untuk memantapkan keberlangsungan sistem industri kimia di masa depan. Salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan adalah adanya berbagai bentuk sumber senyawa organik yang berasal dari material biomasa,k arena jenis material ini dapat terbaharui dari hasil fotosintesa melalui proses fiksasi karbon dioksida dan penangkapan energi matahari. Potensi material ini sangat prospektif sebagai sumber awal hidrokarbon baik sebagai bahan bakar maupun bahan kimia seperti LPG dan senyawa aromatik. Namun, rute proses melalui senyawa organik turunan biomasa menjadi hidrokarbon menggunakan proses katalitik dengan HZSM-5 sebagai katalis dengan memanfaatkan persenyawaan organik hasil fermentasi (aseton, butanol, alkohol) ataupun senyawa hasil pirolisis biomasa masih jarang dikembangkan. Sehingga apabila teknologi berbasis biomasa tersebut dapat berperan penting di masa mendatang, maka teknologi ini dapat memberikan kontribusi suatu sistem daur-ulang material yang lebih langgeng, mengurangi pengaruh beban pemanasan global akibat gas CO2. Serta dapat mencanangkan perubahan paradigma posisi minyak bumi sebagai sumber energi utama menjadi energi alternatif serta menjadikan aktivitas energy -hunting kearah energy -farming.

The exploration and development of a promising process to reduce the dependency on fossil resources is an important issue for establishing a sustainable system of chemical industry in the future. An alternative option should be decided on the various form of biomass resources, because these materials are the results of botanical photosynthesis by fixation of carbon dioxide and solar energy in botanical activities as considered to be high potential usage as starting materials of resources. These kind of renewable resources are expected to be able to create many alternative routes for production of hydrocarbons for fuel and chemicals such as LPG (C3-C4hydrocarbons), aromatic chemicals hydrocarbons. However, a little attention has been given to the applications of HZSM -5 in efforts to find aromatic chemicals with utilization of hydrocarbons that come from the biomass -derived chemicals such as fermentation products (acetone, butanol), biomass - derived oil. If so, the biomass -based technology should play an important role for establishing a sustainable system of material recycle, free from CO2 global warming effect in the future. And the paradigm should be changed the position of petroleum oi l as main energy resource into the alternative energy resource."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2 dalam suatu kolom gelembung pancaran (jet bubble column). Proses ini dilakukan secara sinambun g dalam loncatan pancaran cairan kolom bergelembung pancaran. Udara dan air diumpankan dari atas kolom dan diikuti terjadinya proses penggelembungan yang berbentuk seperti awan. Proses penggelembungan ini terjadi adanya akibat dari tekanan air yang berkecepatan pancaran bertumbukan dengan air stagnan yang berada dalam kolom. Proses tumbukan tersebut akan mengakibatkan masuknya udara pada celah ? celah permukaan pada kedua cairan, dan udara akan terperangkap didalam cairan. Proses tumbukan ini juga akan menimbulkan arus pusaran (eddy current) yang terjadi didalam kolom downcomer dan dapat sebagai energi pencampuran. Diameter gelembung semakin kecil akan mengakibatkan luas area permukaan sentuhan semakin besar. Variabel yang dipelajari meliputi variabel desain dan variabel proses. Variabel desain meliputi diameter kolom dan diameter downcomer yang telah ditetapkan. Sedangkan variabel proses meliputi laju alir volumetrik cairan, diameter nozzle, dan jarak pipa downcomer yang tercelup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan pengaruh kecepatan pancaran cairan dengan berbagai diameter nozzle terhadap laju gas entrainment dan holdup gas didalam kolom absorpsi. Disamping hasil uji kinetika absorpsi diharapkan dapat dapat memenuhi formulasi pseudo first order reaction.

The phenomenon of plunging jet gas-liquid contact occurs quite often in nature, it's momentum carries small air bubbles with it into the reactor medium. The momentum of the liquid stream can be sufficient to carry small bubbles completely to the bottom of the vessel. A stream of liquid falling toward a level surface of that liquid will pull the surrounding air along with it. It will indent the surface of the liquid to form a trumpet-like shape. If the velocity of the stream is high enough, air bubbles will be pulled down, i.e. entrained into the liquid. This happens for two main reasons: air that is trapped between the edge of the falling stream and the trumpet-shaped surface profile and is carried below the surface. This study investigates the potential of a vertical liquid plunging jet for a pollutant contained gas absorption technique. The absorber consists of liquid jet and gas bubble dispersed phase. The effects of operating variables such as liquid flowrate, nozzle diameter, separator pressure, etc. on gas entrainment and holdup were investigated. The mass transfer of the system is governed by the hydrodynamics of the system. Therefore a clear and precise understanding of the above is necessary : to characterize liquid and gas flow within the system, 2. Variation in velocity of the jet with the use of different nozzle diameters and flow rates, 3. Relationship between the liquid and entrained airflow rate, 4. Gas entrainment rate and gas void fraction."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
JUTE-12-1-Mar1998-7
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap mutu pelayanan kesehatan tergantung dari manajemen keperawatan, dan salah satu ukuran keberhasilan pelayanan keperawatan, adalah seberapa besar produktifitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien dan keluarganya. Untuk mencapai pertumbuhan produktivitas kerja yang optimal diperlukan beberapa faktor pendukung antara lain adalah adanya iklim kerja yang harmonis, etos kerja yang baik dan disiplin kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara iklim kerja, etos kerja, dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja para perawat pelaksana non militer di RSAL dr. Ramelan Surabaya.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja perawat non militer di RSAL dr. Ramelan Surabaya. Jumlah sampel 170 orang dari 302 populasi yang diambil dengan sistematis random sampling. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan analisis data dengan uji univariat, bivariat dan multivariat.
Dengan tingkat kepercayaan α=0,05, didapatkan hasil yang berhubungan signifikan dengan produktivitas kerja adalah iklim kerja (p=0,032), dimensi psikologis (p=0,00), dimensi sosial (p=0,012), etos kerja (p=0,035), disiplin kerja (0,038), kepatuhan terhadap waktu kerja (p=0,014), kepatuhan terhadap tata tertib (p=0,000), kepatuhan terhadap standart (p=0,024) dan kepatuhan terhadap atasan (p=0,014). Analisis multivariat menunjukan bahwa umur (p=0,000) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas kerja.
Rekomendasi untuk kepala dan manajemen keperawatan RSAL dr. Ramelan Surabaya, perlu dikembangkan lebih lanjut standart kinerja dan standart asuhan keperawatan, standart disiplin kerja, pengembangan team sharing dan pemberlakuan sistem penghargaan yang adil bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar. Dengan dilaksanakan program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, termasuk didalamnya manajemen keperawatan.

Contribution of nursing service to the quality of health service depended upon nursing management, and one of the indicator of excellence in nursing is how much the productivity of the staff nurse in providing a good care to client and family. To achieve the optimal productivity growth needs some supporting factor includes conducive work, climate work, good work ethos and high discipline. This research aims at identifying the relationship between work climate, ethos, and discipline with work productivity of non military nurses at RSAL dr. Ramelan Surabaya".
The design of this research was a descriptive correlation. The number of sample was 170 of 302 total population, obtained through a systematic random sampling technique. The univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between the independent and dependent variables.
Using the level of significance (α=0,05), the bivariate analysis identified a relationship between work productivity and work climate (p=0,032), psychological (p=0,00), and social dimensions (p=0,012), ethos (p=0,035), discipline (p=0,028), compliance to the schedule (p=0,014), local policy (p=0,00), standard (p=0,024) and direct superior (p=0,014).The multivariate analysis showed that age (0,000) represents most related to work productivity.
Recommendation is directed to the director and nursing manager at dr. Ramelan Surabaya Hospital, that performance of nursing care, work discipline standards and team building development, fair reward system for high work performance and penalty for low work performance need to be developed further. In turn, all components mentioned above will improve work productivity as a final goal of management especially nursing management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Setiadi
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996
332.6 SET o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Pada laporan skripsi ini akan dibahas bagaimana sensor gas dapat bekerja. Dan berdasarkan pemahaman ini baru kemudian akan dicoba mendesain sebuah sistem prototype array sensor gas dengan memanfaatkan mikrokontroler ATMega sebagai pusat pengolahan sinyal. Hasil baca dari sensor gas akan dibaca dan diterjemahkan oleh ADC sebelum diproses ulang oleh mikrokontroler. Pengujian dilakukan dengan sebatang rokok yang dibakar sebagai sumber gas. Proses pengujian sensitifitas sensor dilakukan dengan mengubah jarak dan posisi sumber gas dari sensor TGS 2600.
Dari hasil percobaan dapat diperoleh bahwa dari ketiga jenis konfigurasi array sensor memiliki besar kesalahan pembacaan yang berbeda. Pada kecepatan 1,31 cm/s untuk konfigurasi pertama nilai rata-rata kesalahan 11,14% sedangkan kedua dan ketiga adalah 27.96% dan 13.93%. Sementara pada kecepatan 0,26 cm/s maka kesalahan untuk masing-masing kombinasi adalah 8,09%, 25,04% dan 11,04%. Apabila kecepatan perubahan sensor tehadap sumber diperlambat menjadi 0,13 cm/s maka kesalahan pembacaan untuk masing-masing kombinasi menjadi mengecil 3,63% , 19.26% dan 5.97%.

In the report of this final project will discuss how to work the gas sensor. And based on this new understanding will then try to design a prototype system of a gas sensor array using ATMega microcontroller as a signal processing center. The gas sensors results will be read and translated by ADC before being processed by a microcontroller. Testing is done with a cigarette is burned as a source of gas. Sensor sensitivity testing process is done by changing the distance and position of the source gas sensors TGS 2600.
From the experimental results can be obtained that the three types of sensor array configuration has a different mistakes of reading. At the speed of 1.31 cm/s for the first configuration error average value has 11.14% while the second and third configuration is 27,96% and 13,93%. While at the speed 0.26 cm / s, the error for each combination was 8.09%, 25.04% and 11.04%. If the speed of sensor was changes slowed from sources to 0.13 cm/s, the error readings for each combination become reduced 3,63%, 19,26% and 5,97%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi Kartohadikusumo
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990
923.292 SET s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Senyawa aseton dapat dipandang sebagai salah satu model senyawa organik turunan biomasa (renewable material). Senyawa aseton telah dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik menggunakan katalis H-ZSM-5 dengan variasi rasio Si/Al (25, 75 dan 100) menggunakan fixed bed reactor bertekanan atmosferik pada suhu diatas 350 oC. Didapatkan bahwa ketiga rasio H-ZSM-5 memiliki kemampuan shape selectivity yang tinggi untuk senyawa aromatik (yield >70%). Perbedaan kinerja katalis terlihat setelah 2 jam reaksi, katalis rasio Si/Al=75 dan 100 lebih rentan mengalami deaktivasi. Sedangkan, ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih bertahan dengan konversi 100% & yield diatas 70%. Terbentuknya kokas menyebabkan penurunan keasaman katalis dan luas permukaannya.

Acetone is a organic polar compound which can be produced renewably from biomass through a fermentation process or by catalytic process of a biomassderived liquid. The prospective and sustainable system from a new schematic route can be established, if this product could be transformed into hydrocarbons. That?s why this research is intended to develop a catalytic process for aromatic production from acetone using ZSM-5.Organic acetone could be transformed into aromatic by catalytic reaction using ZSM-5 in fixed-bed reactor at atmospheric. HZSM-5 with Si/Al = 25 was more active and stable than that of Si/Al ratio 75 or 100. The yield of aromatic was obtained higher than 70 wt %. It indicates that the reaction of acetone requires a high acid density and H-ZSM-5 is shape selective catalyst for the aromatic formation due to pore opening (0,56 nm) is very close to the geometrical molecular size of the aromatic. The deactivation by coking caused the decreasing the area surface and the acidity of catalyst."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1284
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>