Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shela Putri Sundawa
"Pendahuluan. Imunisasi telah berhasil menekan insiden beberapa penyakit infeksi sampai angka yang sangat rendah. Kelengkapan imunisasi merupakan salah satu indikator keberhasilan. Pendapatan keluarga dan pengambil putusan menjadi faktor lingkungan yang ikut berperan dalam kelengkapan imunisasi dasar pada anak.
Tujuan. Diketahuinya hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pengambil putusan dan pendapatan keluarga di tempat penelitian
Metode Penelitian. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner terhadap 119 responden di Puskesmas Bondongan, kota Bogor dan 53 responden di Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta dengan anak berusia 1-5 tahun.
Hasil. Didapatkan angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Bogor dan di Jakarta berturut-turut sebesar 47,9% dan 22,6%. Analisis dengan fisher’s exact test diketahui tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (p=0,606) dan pengambil putusan (p=0,67) dengan kelengkapan imunisasi.di Bogor. Hasil uji fisher’s exact test untuk daerah Jakarta, tidak ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan pendapatan keluarga (p=0,455) dan pengambil putusan (p=0,545).
Kesimpulan. Disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pengambil putusan dan pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar anak 1-5 tahun di Bogor dan Jakarta.

Introduction. Immunization has been succeeded to reduce incidents of some infectious diseases to a very low number. Immunization coverage is one of indicator in immunization programme. Family income and decision maker are environment factors that influence immunization coverage of basic immunization in children.
Aim. To understand correlation between decision maker and family income with immunization coverage in the study location.
Method. The study is done with cross-sectional design. Sample are taken using questionnaires toward 119 respondent in Puskesmas Bondongan, Bogor and 53 respondents in Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta with children aged 1-5 years.
Result. In this study, basic immunization coverage in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta are 47,9% and 22,6%. Based on fisher’s exact test analyzing, there is no correlation between family income (p=0,606) and decision maker (p=0,67) with immunization coverage in Bogor. Fisher’s exact test for Jakarta shows no significant correlation between family income (p=0,455) and decision maker (p=0,545) with immunization coverage.
Conclusion. It can be concluded that decision maker and family income do not have correlation with complete basic immunization in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Putri Sundawa
"Anak merupakan populasi yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya tuberkulosis ekstraparu (TBC-EP). Namun demikian, sampai saat ini data mengenai keberhasilan pengobatan TBC ekstraparu pada anak dan faktor yang memengaruhinya di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengobatan TBC-EP pada anak dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kiara dengan metode kohor retrospektif pada populasi anak terdiagnosis TBC ekstraparu. Dari 953 pasien anak usia 0 bulan-17 tahun yang terdiagnosis TBC, 458 (48%) anak mengalami TBC-EP dengan tiga bentuk yang paling sering bertutur-turut adalah TBC osteoartikular (21,7%), limfadenitis (21,1%) dan sistem saraf pusat (16,3%). Sebanyak 70,6% pasien TBC ekstraparu anak dinyatakan sembuh selama 2015-2021. Mayoritas pasien TBC-EP berusia 11-18 tahun (46%) dengan sebaran jenis kelamin yang seimbang, laki-laki (49,3%) dan perempuan (50,7%). Riwayat kontak dengan pasien TBC ditemukan pada 41,1% dan jaringan parut BCG ditemukan pada 34,7% kasus. Komorbiditas TBC ekstraparu dan TBC paru ditemukan pada 45,7% pasien. Analisis multivariat pada faktor prediktor keberhasilan pengobatan TBC ekstraparu mendapati hasil yang bermakna pada status gizi baik (RR 1,285, IK 95% 1,135-1,456) dan jenis TBC ekstraparu yang dialami bukanlah TBC ekstraparu berat (RR 1,330, IK 95% 1,094-1,616).

Children is highly susceptible to extrapulmonary tuberculosis (EPTB). However, knowledge about childhood EPTB in Indonesia and its treatment success is limited. This study aimed to determine treatment success rate of EPTB and factors affecting successful treatment outcome in children. We conducted a retrospective cohort study in Cipto-Mangunkusumo Kiara Hospital. A total of 953 pediatric patients below 18 years old were diagnosed with TBC. Extrapulmonary TB was found in 458 children (48%), with the most prevalent type: bone and joint (21.7%), lymph node (21.1%), and central nervous system (16.3%). There were 70.6% EPTB pediatric patients successfully treated during 2015-2021. The majority of patient with EPTB were in the age group of 11-18 years (46%) with balanced sex distribution, male (49.3%) and female (50.7%). Comorbidity of pulmonary TBC and EPTB was found in 45.7% patients. Multivariate analysis in factors predicting successful treatment outcome with significant results were good nutritional status (RR 1.285, 95% CI 1.135-1.456) and suffered from non-severe EPTB form (RR     1.330, 95% CI 1.094-1.616)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library