Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sisilya
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan dapat dicapai jika perusahaan melakukan investasi yang diharapkan bahwa pengembalian akan lebih besar daripada biaya modal. Penciptaan nilai tersebut membutuhkan suatu pengukuran kineija dan sistem kompensasi agar para manajer dapat lebih termotivasi untuk mencari dan mengimplementasikan proyek investasi yang bernilai positif Salah satu pengukuran kineija yang dapat digunakan adalah Economic Value Added (EVA) yang dikembangkan sekitar tahun 1990-an oleh sebuah konsultan di Amerika Serikat, Stem Stewart & Co. Nilai EVA diperoleh dengan cara mengurangkan NOPAT dengan capital charges (modal dikalikan biaya modal). Kelebihan pengukuran kineija dengan EVA dibandingkan dengan pengukuran lain diantaranya adalah memasukkan biaya modal ke dalam perhitungan EVA, menghilangkan distorsi ekonomis dari standar akuritansi dan perhitungannya dapat digunakan untuk melihat kemampuan penciptaan nilai dari suatu divisi atau perusahaan secara keseluruhan.

Karya akhir ini bertujuan umuk mengetahui kinerja perusahaan selama tahun 1998-2001 jika menggunakan EVA, dalam hal ini perusahaan yang dipilih adalah PT Asiana Multikreasi Tbk, sebuah perusahaan manufaktur mainan anak. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur dengan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tahun 1998-2001.

Hasil perhitungan menunjtJkkan bahwa nilai EVA perusahaan selama tahun 1998-2001 mengalami peningkatan kecuali untuk tahun 2001 yang kembali menurun dibandingkan tahun sebelurnnya. Penyesuaian dilakukan terhadap NOP AT dan modal yang diinvestasikan yaitu dengan cara menambahkan perubahan dari akun-akun penyesuaian kepada NOPAT dan menambahkan akun akunpenyesuaian kepada modal yang diinvestasikan.

Perbandingan antara hasil NOPAT yang disesuaikan dengan NOPAT yang belum disesuaikan menunjukkan bahwa nilai NOP AT yang sudah disesuaikan lebih kecil daripada NOPAT yang belum disesuaikan dan nilainya mengalami penurunan selama tahun 1998-2001. Perbandingan antara nilai modal yang belum dan sudah disesuaikan menunjukkan bahwa nilai modal yang sudah disesuaikan lebih tinggi daripada nilai modal yang belum disesuaikan kecuali untuk tahun 2001.

Nilai EVA terendah yaitu pada tahun 1998 yang disebabkan oleh rendahnya nilai NOP AT sedangkan capital charges nilainya cukup besar. Nilai EVA pada tahun 2001 juga rendah hila dibandingkan dengan tahun 1999-2000 yang disebabkan oleh penurunan capital secara signifikan. Sedangkan nilai EVA tertinggi yaitu pada tahun 1999 yang disebabkan oleh penurunan modal yang diinvestasikan akibat peningkatan biaya yang masih harus dibayar yaitu beban bunga yang merupakan dampak dari krisis ekonomi pada tahun sebelumnya

Jika dibandingkan dengan net income (loss) perusahaan maka nilai EVA lebih baik daripada net loss perusahaan, ~tau nilai sebenarnya perusah~n seharusnya lebih besar dari nilai yang dihitung berdasarkan laba akuntansi yang konvensional. Hal tersebut terjadi karena penyesuaian yang kemudian ditambahkan kepada NOP AT dan capital menyebabkan nilai NOP AT dan capital yang lebih tinggi dan pada akhimya meningkatkan nilai EVA Jika dibandingkan dengan return indeks harga saham maka penurunan nilai EVA sejalan dengan Kemudian untuk melihat tren nilai EVA pada 10 tahun mendatang dilakukan proyeksi dengan menggunakan spreadsheet dari Damodaran.com, yang juga menghasilkan firm value dan nilai saham perusahaan. Nilai saham perusahaan per 31 Desember 2001 overvalue jika dibandingkan dengan nilai saham perusahaan yang dihitunga dengan valuation.

Berdasarkan basil penelitian di atas maka beberapa hal yang hams dilakukan perusahaan antara lain yaitu meningkatkan nilai NOP AT dengan cara meningkatkan penjualan dan mencari investor yang dapat menambah modal bagi perusahaan. Walaupun nilai EVA masih menunjukkan nilai yang negatif tetapi dengan memasukkan nilai EVA ke dalam laporan keuangan perusahaan, maka para investor dapat melihat nilai sesungguhnya perusahaan dan pada akhimya akan endapat return yang lebih tinggi. Seperti halnya hasil penelitian Stem dan Stewart (1999), perusahaan yang menggunakan EVA sebagai pengukuran kinerjanya menunjukkan pengembalian pada emegang sahamnya yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya yang tidak memanfaatkan EVA, setelah lebih dari lima tahun mengukur kinerja dengan EVA.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilya
Abstrak :
Pengampuan adalah sebuah penetapan yang diberikan terhadap seseorang yang tidak dapat mengurus kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri sebagaimana mestinya, sehingga dianggap tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum. Orang tersebut diharuskan untuk ditaruh di bawah pengampuan. Namun, dalam pelaksanaannya, adanya sistem pengampuan masih sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga menyebabkan orang yang akan ditaruh di bawah pengampuan atau sedang berada di bawah pengampuan terlanggar hak-haknya. Pengampuan diatur dalam Pasal 433 KUHPerdata. Namun, semenjak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93/PUU- XX/2022, pengampuan bagi orang-orang yang mengalami kondisi dungu, sakit otak dan mata gelap, kini menjadi tidak lagi bersifat sebagai sebuah keharusan, melainkan menjadi bersifat dapat, sepanjang ketiga kondisi tersebut tidak dimaknai sebagai penyandang disabilitas mental dan/atau disabilitas intelektual. Penelitian ini menganalisis bagaimana ketentuan-ketentuan penetapan Pengampuan yang sebelumnya diatur di dalam Pasal 433 KUHPerdata berubah semenjak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93/PUU- XX/2022 dan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Penelitian ini disusun menggunakan metode penelitian doktrinal. Penelitian ini akan menjelaskan kedudukan subjek hukum di bawah pengampuan berdasarkan Hukum Perdata dan Hukum Islam. Selanjutnya, akan terdapat analisis Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93/PUU-XX/2022 dan permasalahan-permasalahan hukum baru yang timbul akibat adanya putusan tersebut. Kemudian, penelitian ini akan membahas mengenai pengaturan pengampuan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa di dalam UU No. 17 Tahun 2023, jika dibandingkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93/PUU-XX/2022 dan UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. ......ot take care of his own needs and interests properly and considered incompetent in carrying out legal actions. The person is required to be placed under curatele. However, in its implementation, the existence of the curatele system is still often misused by certain parties, causing people who are under curatele or are currently under curatele to have their rights violated. Curatele is regulated in Article 433 of the Civil Code. However, since the Constitutional Court Decision No. 93/PUU-XX/2022, curatele for people who experience the conditions of dungu, sakit otak and mata gelap, is now no longer a necessity, but rather can be, as long as these three conditions are not interpreted as people with mental disabilities and/or intellectual disability. This research discusses how the provisions for determining curatele previously regulated in Article 433 of Civil Code have changed since the Constitutional Court Decision No. 93/PUU-XX/2022 and Law no. 17 of 2023 concerning Health. This research was prepared using doctrinal research methods. This research will explain the position of legal subjects under curatele based on Civil Law and Islamic Law. Then, an analysis will be carried out of the Constitutional Court Decision No. 93/PUU-XX/2022 and new legal problems that arise as a result of this decision. Then, this research will discuss the regulation of curatele for people with mental disorders in Law no. 17 of 2023, when compared with Constitutional Court Decision No. 93/PUU-XX/2022 and Law no. 18 of 2014 concerning Mental Health.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library