Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Kurnia Astuti
"Keterbatasan lahan membuat pihak pengembang semakin banyak membangun bangunan-bangunan bawah tanah, termasuk diantaranya adalah ruang parkir basement. Kualitas udara dalam ruang parkir basement memiliki sistem ventilasi yang kerap kali tidak memadai. Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas udara di fasilitas parkir basement. Parameter yang diukur adalah CO, NO, dan mikroorganisme. Hasil pemeriksaan parameter tersebut dikaitkan dengan data travel time kendaraan dan tingkat resiko kesehatan pekerja. Penelitian dilakukan pada parkir basement Mall X, Jakarta. Waktu pengukuran ialah pada jam makan siang dan pagi hari di hari kerja serta sore hari di akhir pekan. Tingkat resiko kesehatan dilihat dengan menggunakan kuesioner dengan klasifikasi responden berdasarkan lama waktu paparan dan maksud atau fungsi keberadaan responden tersebut di mall. Hasil pengamatan konsentrasi CO dan NO dalam parkir basement melebihi baku mutu yang dikeluarkan oleh Bapedal. Konsentrasi CO rata-rata 59 ppm, maksimal 107 ppm, dan minimal 31 ppm dengan standar kesehatan CO dari Bapedal adalah 9 ppm. Konsentrasi NO rata-rata 2 ppm, maksimal 3 ppm, dan minimum 1 ppm dengan standar kesehatan NO adalah 0,05 ppm. Sedangkan nilai mikrobiologi di luar ruangan lebih tinggi daripada di dalam ruangan. Rata-rata bakteri dalam ruang adalah 24 koloni dan luar ruangan 59 koloni. Banyaknya ratarata jamur dalam ruang adalah 24 koloni dan luar ruangan 28 koloni. Konsentrasi polutan gas sebanding dengan travel time, yaitu ketika travel time meningkat maka polutan gas ikut meningkat. Namun dibutuhkan waktu beberapa jam untuk membuat konsentrasi polutan mencapai nilai maksimum setelah travel time mencapai maksimum. Resiko kesehatan paling besar terjadi pada petugas dalam ruang parkir basement karena waktu paparan yang lebih lama."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kurnia Astuti
"Kejadian resistensi antibiotik meningkat di seluruh dunia. Unit pengolahan limbah rumah sakit dapat menjadi sumber penularan serta tempat berkembang biak maupun munculnya bakteri resisten antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri resisten antibiotik yang direpresentasikan dengan Escherichia coli (E. coli) pada influen dan effluen unit pengolahan limbah rumah sakit IPAL Terpadu 2 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sebagian besar air limbah terdiri dari buangan feses dan urin pasien rawat inap di Gedung A RSCM. Antibiotika yang diuji untuk resistensi adalah Meropenem, Cefixime, dan Ciprofloxacin melalui metode disk diffusion test. Hasil yang didapatkan menunjukkan E. coli resistensi terhadap Ciprofloxacin, Cefixime, dan Meropenem masing-masing sebesar 50,96%, 47,63%, dan 14,18%. Efisiensi terbesar dalam mengurangi jumlah mikroorganisme pada unit pengolahan di IPAL Terpadu 2 RSCM adalah pada unit disinfeksi, yaitu sebesar 97,14%.
The incidence of antibiotic resistance is increasing worldwide. Hospital wastewater treatment plant can become a source for transmission as well as place for breeding and development of antibiotic resistance bacteria. The study was conducted to determine the number of antibiotic-resistant bacteria that is represented by Escherichia coli (E. coli) in the influent and effluent hospital wastewater treatment plant in Wastewater Treatment Plant 2 of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The wastewater mostly consisted of faeces and urine from hospitalized patients in Building A RSCM. The antibiotics to be tested for resistance are Meropenem, Cefixime, and Ciprofloxacin using disk diffusion test method. The results showed E. coli resistance to Ciprofloxacin, Cefixime, and Meropenem are respectively 50,96%, 47,63%, and 14,18%. The highest eficiency in decreasing the number of microorganism in IPAL Terpadu 2 RSCM is achieved by the disinfection unit, that is 97,14%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kurnia Astuti
"Pengamanan limbah menjadi salah satu lingkup pelayanan unit sanitasi lingkungan rumah sakit. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) melayani pasien Covid-19 semenjak bulan Maret 2020 sehingga terjadi peningkatan jumlah limbah infeksius yang sangat signifikan hingga mencapai 5 kali lipat dibandingkan dengan jumlah limbah pada bulan Januari 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menganalisis pengelolaan limbah padat dan limbah cair RSUI. Pada Bulan Februari 2020, sebelum terjadi pandemi Covid-19 komposisi limbah padat RSUI sebanyak 70% limbah domestik dan 30% limbah B3. Sedangkan pada Bulan Juli 2021, saat puncak pandemi Covid-19, jumlah limbah B3 menjadi 70% dan limbah domestik 30%. Pada Bulan Mei 2022, ketika kasus Covid-19 sudah mengalami penurunan, jumlah limbah B3 menjadi sebesar 46% dan limbah domestik 54%. Komposisi limbah domestik paling banyak berupa sampah sisa makanan sebesar 18,51% dari 82,65% sampah organik dan anorganik yang akan dibuang ke TPA. Komposisi limbah B3 paling banyak adalah Alat Pelindung Diri (APD) sebesar 43% dari 91,76% sampah infeksius. Sedangkan debit limbah cair RSUI sebesar 59,8% - 74,9% dari penggunaan air bersih dengan rata-rata debit harian limbah cair pada inlet sebesar 84,9 m3/hari dan 46,61 m3/hari pada outlet. Rata-rata parameter yang memenuhi baku mutu sepanjang periode Maret-Mei 2022 pada IPAL utama sebesar 91% dan pada IPAL gedung parkir sebesar 88%, dengan parameter yang paling sering tidak memenuhi baku mutu adalah Fenol.

Waste management is one of the scope of services of the environmental sanitation unit in hospital. The Universitas Indonesia Hospital (RSUI) has served Covid-19 patients since March 2020, resulting in a very significant increase in the amount of infectious waste reaching 5 times compared to the amount of waste in January 2020. The purpose of this study is to evaluate and analyze solid waste and waste water management in RSUI. In February 2020, prior to the Covid-19 pandemic, the composition of RSUI's solid waste was 70% domestic waste and 30% hazardous waste. Meanwhile, in July 2021, during the peak of the Covid-19 pandemic, the amount of hazardous waste was 70% and domestic waste was 30%. In May 2022, when Covid-19 cases had decreased, the amount of hazardous waste was 46% and domestic waste was 54%. The composition of domestic waste is mostly in the form of food waste, amounting to 18.51% of the 82.65% organic and inorganic waste that will be disposed of in the landfill. The composition of the most hazardous waste is Personal Protective Equipment (PPE) at 43% of the 91.76% infectious waste. Meanwhile, the wastewater discharge of RSUI is 59.8% - 74.9% of the use of clean water with an average daily discharge of wastewater at the inlet of 84.9 m3/day and 46.61 m3/day at the outlet. The average parameter that meets the quality standard during the period March-May 2022 for the main Waste Water Treatment Plant (WWTP) is 91% and the WWTP for the parking building is 88%, with the parameter that most often does not meet the quality standard is Phenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library