"Salah satu hambatan sosial atas penerimaan kepemimpinan perempuan di Indonesia adalah adanya tradisi patriarki yang sudah berjalan ratusan tahun. Srikandi BUMN merupakan komunitas yang menarik untuk diteliti karena baru dibentuk pada April 2021 sehingga masih sedikit literatur yang membahas tentang tantangan yang dihadapi oleh Srikandi BUMN serta peranan dari pemimpin perempuan setelah pembentukan Srikandi BUMN. Penelitian ini menjadi penting karena perusahaan BUMN seringkali menjadi pemain kunci dalam berbagai sektor ekonomi, dan kepemimpinan yang efektif di dalamnya dapat memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretivisme dan analisis dokumen serta analisis wacana. Hasil dari penelitian ini mengungkap tantangan yang dihadapi pemimpin perempuan di perusahaan BUMN setelah pembentukan Srikandi BUMN sangat kompleks dan multidimensi. Mereka harus mengatasi unconscious bias yang menghalangi kemajuan karir mereka, menyeimbangkan peran ganda antara profesional dan domestik, mengelola emotional labor serta terus mengembangkan kompetensi untuk mendukung kepemimpinan perempuan yang inklusif dan berorientasi pada hubungan. Pembentukan Srikandi BUMN sendiri memberikan platform bagi perempuan untuk berdaya dalam posisi kepemimpinan, tetapi tantangan sistemik dan budaya tetap harus diatasi untuk mencapai kesetaraan gender. Di samping itu, hasil dari penelitian ini adalah mengeksplor peran-peran penting pemimpin perempuan. Pemimpin perempuan berperan dalam membangun soliditas tim. Mereka tidak bersaing dengan laki-laki, melainkan saling melengkapi. Pemimpin perempuan berperan sebagai partner dalam kerja sama tim, menjaga status dan otonomi setiap anggota tim. Selain itu, pemimpin perempuan juga memiliki empati tinggi dan objektif, yang berkontribusi pada keberagaman gender di level manajemen. Mereka harus menjaga keseimbangan antara perhatian dan cinta kepada keluarga dengan tanggung jawab profesional di perusahaan.
......One of the social obstacles to the acceptance of women's leadership in Indonesia is the existence of a patriarchal tradition that has been going on for hundreds of years. Srikandi BUMN is an interesting community to research because it was only formed in April 2021, so there is still little literature discussing the challenges faced by Srikandi BUMN and the role of women leaders after the formation of Srikandi BUMN. This research is important because state-owned companies are often key players in various economic sectors, and effective leadership in them can have a significant impact on national economic growth and stability. This research uses qualitative methods of interpretivism, document analysis, and discourse analysis. The results of this research reveal that the challenges faced by female leaders in state-owned companies after the formation of Srikandi BUMN are very complex and multidimensional. They must overcome unconscious biases that hinder their career advancement, balance dual roles between professional and domestic, manage emotional labor, and continue to develop competencies to support inclusive and relationship-oriented women's leadership. The formation of Srikandi BUMN itself provides a platform for women to be empowered in leadership positions, but systemic and cultural challenges must still be overcome to achieve gender equality. In addition, the results of this research explore the important roles of women leaders. Female leaders play a role in building team solidarity. They do not compete with men but complement each other. Female leaders act as partners in teamwork, maintaining the status and autonomy of each team member. Apart from that, female leaders also have high empathy and are objective, which contributes to gender diversity at the management level. They must maintain a balance between concern and love for their family with professional responsibilities in the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024