Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahmawati
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker. Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan dan pencampuran, tetapi juga termasuk pengendalian mutu dan pengamanan sediaan farmasi, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan memiliki fungsi ganda. Apotek tidak hanya sebagai tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan tempat pengabdian profesi apoteker, melainkan juga sebagai tempat usaha untuk mencari keuntungan (profit oriented). Oleh karena itu, apoteker juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola persediaan dan keuangan apotek sehingga dapat membawa keuntungan bagi apotek tersebut. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dilakukan mulai tanggal 19 Juni hingga 16 Agustus 2013 di Apotek Atrika dimana kegiatan ini memberikan pengetahuan mengenai tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker di sebuah apotek dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.

Pharmacy is a means of pharmacy service, the place where the practice of pharmacy by a pharmacist. Pharmacy practice in pharmacy not only include manufacturing, processing, compounding and mixing, but also includes the quality control of pharmaceutical preparations and security, storage and distribution of drugs, medication management, servicing over prescription drug, the drug information service as well as drug development, drug substance and drug traditional. Pharmacy as one of the health-care facilities have a dual function. Pharmacies not only as a place to do the job of pharmacy and the pharmacist profession of devotion, but also as a place of business for profit ( profit- oriented). Therefore, pharmacists should also have knowledge and experience in managing inventory and financial pharmacies so as to bring benefits to the pharmacy. Pharmacist Internship Program was conducted from June 19 to August 16, 2013 in Pharmacy Atrika where these activities provide knowledge about basic tasks, functions, and role of the pharmacist in a pharmacy and provide the opportunity to perform activities in the pharmacy, both technical and non- technical pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati
"Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan badan pelaksana pemerintah di bidang kesehatan yang memiliki peran besar dalam upaya pembangunan kesehatan yakni melalui perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan. Salah satu Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Kesehatan yang berperan dalam upaya peningkatan pelayanan kefarmasian adalah Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang membawahi Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. Direktorat ini memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK), serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pelayanan kefarmasian. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian membawahi empat subdirektorat antara lain Subdirektorat Farmasi Klinik, Subdirektorat Farmasi Komunitas, Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional dan Subdirektorat Standarisasi. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat ini dilakukan mulai tanggal 15 hingga 26 Juli 2013 dimana dari kegiatan ini diperoleh pengetahuan mengenai peran Apoteker di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian yang sesuai dengan tugas dan fungsinya menurut Permenkes RI No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010. Adapun program kerja yang sedang berjalan di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dan dilaksanakan oleh Sub Direktorat Farmasi Komunitas dan Sub Direktorat Penggunaan Obat Rasional yaitu pembuatan software PIO, menyelenggarakan advokasi ke perguruan tinggi mengenai peran dan fungsi Apoteker di Puskesmas, menyelenggarakan PPOR dan CBIA.

Ministry of Health of the Republic of Indonesia is the implementing agency of government in the health field has a big role in the health development efforts through the formulation, determination and implementation of health policy. One of the General Directorate under the Ministry of Health that play a role in improving pharmacy services is the Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices in charge of the Directorate of Pharmaceutical Services. The Directorate has the task of carrying out the preparation of the formulation and implementation of policies, and the preparation of norms, standards, procedures, criteria ( NSPK ), as well as providing technical guidance and evaluation in the field of pharmacy services. Directorate of Pharmaceutical Services oversees four Subdirektorat among others Subdirektorat Clinical Pharmacy, Community Pharmacy Sub-Directorate, Sub-Directorate of Rational Use of Drugs and Standardisation Sub-Directorate. Pharmacist at Practice Directorate was conducted from March 15 to July 26, 2013 which of these activities acquired knowledge about the role of pharmacists in the Directorate of Pharmaceutical Services in accordance with the duties and functions under the Minister of Health of Republic of 1144/Menkes/Per/VIII/2010. The ongoing work program in the Directorate of Pharmaceutical Services and implemented by Sub- Directorate Community Pharmacy and Sub Directorate of Rational Drug Use are PIO software development, organized advocacy to college on the role and functions of pharmacists in health centers, organized PPOR and CBIA.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati
"Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan rujukan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tenaga kefarmasian merupakan salah satu dari tenaga kesehatan yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, diatur dan dikelola oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Apoteker mempunyai peranan yang penting dalam IFRS. Peran apoteker dalam farmasi Rumah Sakit, diantaranya yaitu melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal, menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik farmasi, melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), meningkatkan pelayanan mutu farmasi, melakukan pengawasan, serta memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit. Untuk itu, Apoteker diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian. Apoteker sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mampu menerapkan manajemen yang baik untuk mengelola ketersediaan dan kesinambungan perbekalan dan pelayanan farmasi tersebut. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak dilakukan mulai dari 2 September hingga 31 Oktober 2013 dimana dari kegiatan ini diperoleh pengetahuan mengenai peran apoteker dalam pelayanan klinik dan non klinik, serta peran apoteker dalam PFT (Panitia Farmasi dan Terapi).

Hospital is a referral health care institution that organizes personal health services in the plenary that provides inpatient, outpatient, and emergency department. Pharmacy personnel is one of the health professionals who play a role in providing health care to patients in the hospital. Hospital pharmacy services, regulated and managed by the Hospital Pharmacy (IFRS). Pharmacists have an important role in the IFRS. The role of the pharmacist in a hospital pharmacy, among which establish the optimal pharmacy services, pharmaceutical care professional conducting the procedure based pharmaceutical and pharmaceutical ethics, implement the communication, information and education (IEC), improve the quality of pharmacy services, monitoring, and facilitate and encourage completion standard treatment and hospital formulary. For that, pharmacists are expected to have knowledge and skills in implementing pharmacy services. Pharmacist as Head of Hospital Pharmacy should be able to apply good management to manage the availability and continuity of supplies and the pharmacy services. Practice Pharmacist at Marinir Cilandak Hospital performed starting from 2 September to 31 October 2013 in which the knowledge gained from these activities on the role of pharmacists in clinical and non-clinical pharmaceutical services, as well as the role of pharmacists in the PFT (Pharmacy and Therapeutics Committee).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati
"ABSTRAK
Dalam kiprahnya selama ini, UI telah menunjukkan dirinya sebagai universitas yang tidak hanya menjadi kebanggaan bagi sivitas akademisnya tetapi juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Merujuk kepada pemeringkatan The Higher Education-QS World University Rangkings 2016 , posisi UI di tahun 2016 masih tertinggi dibandingkan posisi universitas lainnya di Indonesia. Namun posisi tersebut belum sesuai dengan capaian target kinerja yang diharapkan di tahun 2016 ini sehingga perlu dilakukan perbaikan kinerja. Perbaikan kinerja dapat dilakukan apabila deviasi kinerja dapat diukur sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja baik ukuran individual, tim maupun organisasional. Kondisi saat ini, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi DSTI belum memiliki indikator kinerja utama IKU , target dan inisiatif strategis untuk unit kerja struktural di bawah Direktur STI dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard BSC . Dengan adanya IKU, target dan inisiatif strategis diharapkan akan dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat kontribusi tiap unit kerja terhadap pencapaian target kinerja universitas dan juga dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja unit kerja tersebut. Dari penelitian ini, dihasilkan sembilan tabel BSC unit kerja dengan 16 IKU untuk Kepala sub direktorat dan 29 IKU untuk Kepala Seksi dan target pada tahun 2019 diharapkan dapat tercapai 100 .

ABSTRACT
Over the years, UI has shown its reputation as one of the best university that can give a pride not only for its civitas academic but also for all Indonesian. According to the Higher Education QS World University Rangkings 2016 , UI listed at the higher positions among all of Universities in Indonesia. However, that position still not met the expected target in 2016 and leaves room for improvement. Performance improvement can be done only if performance deviation of all the working units can be measured. Therefore, performance indicator is required for all individu, units and organization. Currently, Directorate of Information Systems and Technology DSTI does not have key performance indicators KPI , targets and list of strategyc initiatives for all the working units under Director of STI using balance scorecard framework. With key performance indicators, targets and strategyc initiatives, hopefully DSTI can measure the performance of every working units and their contribution to the achievement of University target. From this research, produced nine table BSC of working units with 16 KPI for head of sub directorate and 29 KPI for section head, and expected target in 2019 can achieve 100 ."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dieah Siti Rahmawati
"ABSTRAK
Achyranthes aspera atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Sangketan merupakan tumbuhan liar yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Akar Achyranthes aspera ini dapat berkhasiat sebagai penyembuh luka dengan melibatkan peran arginase, arginin, dan metabolitnya yaitu nitrit oksida yang memengaruhi secara langsung proses penyembuhan luka tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak akar Achyranthes aspera dalam menghambat aktivitas arginase. Simplisia diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol dengan metode ultrasound-assisted extraction. Ekstrak yang dihasilkan dari masing-masing pelarut kemudian diuji penghambatannya terhadap aktivitas arginase menggunakan metode kolorimetri dengan microplate, lalu dilakukan penetapan kadar fenol total dan kadar flavonoid total. Uji penghambatan aktivitas arginase oleh ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 g/ml secara berurutan adalah 9,56; 17,58; dan 29,77; kandungan fenol total secara berurutan adalah 3,91; 4,83; dan 11,18 mgGAE/gram sampel serta kandungan flavonoid total secara berurutan adalah 0,29; 0,80; dan 0,88 mgQE/gram sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar Achyranthes aspera memiliki potensi penghambatan aktivitas arginase yang rendah.

ABSTRACT
Achyranthes aspera, or commonly called as Sangketan in Indonesian is a wild plant that is used as a traditional medicine. The roots of Achyranthes aspera can be used as a wound healer by involving the role of arginine and its metabolites, nitric oxide, that directly affect the wound healing process itself. The aim of this study was to determine the potential of Achyranthes aspera roots extract in inhibiting arginase activity. The simplicia is extracted using ultrasound assisted extraction method with n hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Each extract from different solvents were tested for the inhibition of arginase activity using colorimetric method with microplate, determination of total phenolic concentration, and total flavonoid concentration. The results of inhibition test of arginase activity by n hexane, ethyl acetate, and methanol extract in sequence are 9.56, 17.58 and 29.77 at concentration of 100 g/ml the total phenol concentration in sequence are 3.91 4.83 dan 11.18 mgGAE gram of sample and the total flavonoid concentration in sequence are 0.29 0.80 and 0.88 mgQE gram of sample. From this research it can be concluded that Achyranthes aspera roots extract had low potency of arginase inhibitory activity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieah Siti Rahmawati
"Apoteker memiliki peranan penting di apotek, distributor, dan industri farmasi. Oleh karena itu, seorang apoteker harus memenuhi sepuluh standar kompetensi apoteker sebagai persyaratan untuk menjalani praktik profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami perannya serta meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Hidup Baru, PT Anugerah Pharmindo Lestari, dan PT Astrazeneca Indonesia selama periode bulan Februari-Mei 2019. Selama PKPA, calon apoteker diharapkan untuk dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi.

Pharmacists have an important role in pharmacy, distributor, and pharmaceutical industry. Therefore, a pharmacist has to meet the ten pharmacist competency standards as a requirement for undergoing professional practice. As a preparation and experience of prospective pharmacists to be able to understand their role and increase competence, the Internship programmes are implemented at Apotek Hidup Baru, PT Anugerah Pharmindo Lestari, and PT Astrazeneca Indonesia during the February-May 2019 period. During Internship programmes, prospective pharmacists are expected to be able to broadening the insight, understanding and experience to do pharmaceutical work in professional workplaces."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara self-esteem dan adiksi cybersex pada mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif. Dalam penelitian ini, pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi di Indonesia (Ariyani, 2004). Untuk pengukuran adiksi cybersex, peneliti menggunakan alat ukur Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). Sampel penelitian ini adalah 860 mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan emerging adulthood dengan usia 18-25 tahun yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara self-esteem dan adiksi cybersex.

The purpose of this research is to find out the relationship between self-esteem and cybersex addiction in college students. The method of this research is a quantitative. This research used Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) Indonesian version to measure self-esteem. To measure cybersex addiction, this research used Internet Sex Addiction Screening Test (ISST). The respondents of this research is 860 college students who is currently in emerging adulthood age range (18-25 years old). The result showed that there is a significant correlation between self-esteem and cybersex addiction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library