Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soehardjono Sastromihardjo
"Pengetahuan tentang gastroenterologi anak dalam berbagai aspeknya telah sangat berkembang, yang meliputi antara lain
  1. Perkembangan prosedur biopsi mukosa usus melalui mulut yang memungkinkan kita mempelajari struktur dan aspek biokimiawi jaringan mukosa hidup;
  2. Prosedur intubasi duodenum yang memungkinkan diperolehnya isi lumen usus dari berbagai tempat;
  3. Teknik endoskopi disertai fotografi dan ultrasonografi yang menambah pengetahuan baru;
  4. Perkembangan pengetahuan imunologi usus memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari imunisasi oral;
  5. Perkembangan pengetahuan enzimologi usus dan penyelidikan proses transportasi memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari proses biokimiawi dan metabolik.
Fungsi Traktus Gastrointestinal
Fisiologi traktus gastrointestinal terdiri dari rangkaian proses makan (ingesti), pengeluaran getah pencemaan (sekresi), pencemaan (digesti), dan penyerapan (absorpsi) makanan. Getah pencemaan membantu pencemaan (digesti) makanan, hasil pencemaan diserap (absorpsi) ke dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi, digesti, dan absorpsi terjadi secara berkesinambungan pada bagian traktus gastrointestinal mulai dari mulut sampai ke rektum.
Selain fungsi tersebut masih terdapat fungsi lainnya, yaitu fungsi motilitas dan imunologis. Secara bertahap massa hasil campuran makanan dan getah pencemaan (bolus) yang telah dicemakan didorong / digerakkan ke arah anus. Fungsi traktus gastrointestinal yang berkaitan langsung dengan tumbuh kembang anak adalah digesti dan absorpsi.
Digesti dan absorpsi karbohidrat
Karbohidrat yang terpenting dalam diet bayi adalah laktosa, sedang pada dewasa 60 % dari karbohidrat dalam diet adalah tepung dengan sukrosa dan sedikit sekali laktosa. Walaupun konsep digesti disakarida dalam lumen usus telah diterima bertahun-tahun lamanya, namun sekarang jelas bahwa hidrolisis oleh enzim disakaridase terjadi di sel mukosa usus halus.
Pada absorpsi monosakarida, misalnya glukosa, kini terbukti diperlukannya zat yang membantu transportasi aktif glukosa tersebut, yaitu Na+. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang mudah dicerna, dengan osmolaritas rendah, yaitu 1/5 osmolaritas glukosa.
Digesti dan absorpsi lemak
Lemak makanan terutama terdiri dan trigliserid rantai panjang (TRP), yaitu ester gliserol asam lemak dengan rantai sebanyak 16- 18 atom C. Trigliserid rantai sedang (TRS), asam lemak dengan 6- 12 atom C, hanya terdapat dalam jumlah sedikit dalam alam. Di samping itu terdapat lemak tidak jenuh (LTJ), yang terdapat banyak pada tanaman.
Lemak TRP diabsorpsi melalui fase intralumen yang memerlukan lipase pankreas dan garam empedu, pasase dalam sel mukosa, re-esterifikasi menjadi trigliserid dalam sel mukosa, pembentukan kilomikron, dan masuknya kilomikron ke dalam sistem limfe.
TRS diserap lebih cepat daripada TRP. Absorpsi TRS tidak dipengaruhi oleh defisiensi garam empedu dan hanya sedikit dipengaruhi oleh tidak adanya lipase pankreas. Namun, mungkin trigliserid yang tidak terhidrolisis akan dihidrolisis oleh lipase intrasel spesifik. TRS diangkut sebagai asam lemak bebas melalui vena porta.
Absorpsi akan lebih baik bila TRS dikombinasi dengan TRP daripada sendiri. Absorpsi optimal terjadi pada campuran 4 bagian TRS dan 3 bagian TRP. Hal ini merupakan informasi yang berguna sebagai dasar perencanaan diet dengan TRS. Kombinasi TRS dengan lemak tidak jenuh atau LTJ, misalnya minyak jagung, paling balk bila perbandingan TRS : LTJ = 2 : 3."
Lengkap +
Jakarta: UI-Press, 1990
PGB 0107
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjono Sastromihardjo
"Pengelolaan diare akut pada bayi dan anak telah mengalami kemajuan pesat sejak ditingkatkannya pengetahuan tentang faktor-faktor yang menjadi penyulit (komplikasi) diare akut. Sejak sebelum tahun 1960 pada waktu angka kematian diare akut di Bangsal Anak RSCM/FKUI masih 60,2 % diketahui bahwa komplikasi diare akut berupa asidosis merupakan salah satu penyebab utama kematian, maka cairan intravena yang semula terdiri dari glukosa dan NaCl 0.9 % dimodifikasi dengan menambahkan Na-laktat. Penggunaan cairan baru tersebut menyebabkan penurunan angka kematian dari 60,2 %menjadi 20,2 %.
Pengalaman Sutejo dkk. di atas telah ntenggugah penulis untuk mempelajari lebih lanjut masalah diare akut, sehingga penanggulangannya akan lebih baik dan lebih memadai dengan hasil angka kematian dapat diturunkan. Faktor penyebab kematian berupa komplikasi lain (renjatan dan hipokalemia) dan masalah lain yang berkaitan dengan diare akut belum sepenuhnya ditanggulangi secara memadai dan menyebabkan angka kematian diare akut masih tinggi.
Masalah lain yang berkaitan dengan diare akut tersebut ialah antara lain penyakit penyerta (PEM atau malnutrisi protein energi, ensefalitis. bronkopneumonia, sepsis dan lainnya), diare akut yang melanjut dan diare akin pada penyakit bedah usus (Hirschsprung, 'Necrotizing enterocolitis, NEC' dan lainnya ). Yang cara penatalaksanaan termasuk pendekatan diagnosis dan pengobatannya adalah berbeda. Pada tahun 1980 angka kematian karena diare akut dan penyakit penderita masih tinggi. berkisar antara 14 dan 20 %.
Di komunitas, berdasarkan penelitian rumah tangga ('household study') di Indonesia pada tahun 1980 diperkirakan kematian oleh karena diare merupakan l8 % dari seluruh kematian penduduk per tahun, besarnya masalah kematian bayi disebabkan oleh diare digambarkan oleh angka-angka berikut, jumlah kematian bayi pada tahun 3980 karena diare adalah 24% dari seluruh kematian. Jumlah bayi Indonesia pada tahun 1980 adalah 35.9 x 147.500.000 = 5.295.250. Angka kematian hayi ('infant mortality rate') 1.000 di Indonesia adalah 100 per 1.000 bayi.
Diare akut pada bayi dan anak merupakan masalah karena :
(a) kematian penderita disebabkan oleh diare akut masih tinggi dan pengobatan (penanggulangan) terhadap komplikasinya berupa dehidrasi berat/renjatan dan hipokalemia belum memadai (di klinik);
(b) pengaruh daripada faktor penyakit lain seperti penyakit penyerta (PEM, penyakit bedah usus dan lainnya) pada diare akut yang akan memperberat penyakitnya dan pengobatan yang belum memadai."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
D381
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjono Sastromihardjo
"Utopia adalah suatu gagasan atan ide untuk mengubah keadaan masyarakat yang telah ada dengan jalan menarik diri secara radi_kal dari pranata eosial setempat yang dianggap tidak baik atau tidak sempurna, dengan harapan bisa merealisasikan impian mereka tentang suatu masyarakat ideal dalam suatu eksperimen sosial yang diharapkan akan diikuti oleh orang banyak. Perombakan sosial ini tidak dilakukan melalui suatu kekerasan fisik, melainkan lewat suatn perombakan radikal yang berslogan persaudaraan dan ke_satuan tanpa mementingkan kepentingan pribadi. Manusia mempunyai cita-cita atau angan-angan. la akan berusaha agar cita-cita atau angan-angannya itu bisa menjadi kenyata_an. Orang yang mempunyai suatu ideal tertentu mengenai sesuatu hal umumnya beranggapan bahwa idealismenya itu adalah yang terbaik, dengan sering mengabaikan kenyataan bahwa apa yang dianggap_"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library