Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soepardjo
"Kebijakan EPTE dikeluarkan pemerintah sebagai salah satu jawaban terhadap persoalan peningkatan penerimaan negara melalui eksport diluar minyak dan gas slam. Ekspor hasil industri diusahakan dapat mengurangi dan bahkan melepaskan ketergantungan pemerintah dari minyak dan gas alam.
Namun persoalan ekspor, yang walaupun dilakukan oleh pihak swasta, tidak bisa hanya diserahkan kepada mekanisme internal perusahaan saja. Ekspor dalam pasar global semakin menuntut peranaan pemerintah negara yang bersangkutan sebagai penyedia infrastruktur, fasilitas dan perangkat kebijakan politik dan birokrasi. Peran pemerintah yang besar sebagai salah satu variabel dalam peningkatan ekspor perusahaan swasta itulah yang menjadi inti pembahasan Michel E. Porter dalam model "Diamond"nya.
Permasalahannya adalah belum terjadinya peningkatan ekspor yang signifikan pada perusahaan- perusahaan EPTE. Walaupun secara nominal terjadi penigatan ekspor, namun peningkatan itu belum dapat dipandang besar bila dibandingkan dengan fasilitas yang disediakan pemerintah melalui institusi EPTE.
Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan ekspor perusahaan-perusahaan tidak hanya semata-mata ditentukan oleh tersedia atau tidaknya fasilitas dan infra struktur akan tetapi juga dipengaruhi oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu walaupun peran EPTE disatu sisi sudah demikian besarnya namun disisi lain kare kinerja perusahaan (faktor internal) belum begitu baik maka peningkatan ekspor non migas menjadi belum signifikan.
Atas dasar itu semua maka disamping harus dilakukannya perbaikan-perbaikan terhadap institusi EPTE untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik lagi maka harus ada usaha yang serius untuk memperbaiki kinerka perusahaan-perusahaan EPTE."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: UI-Press, 2013
PGB 0012
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
"Polikristal AgGaSe2 adalah senyawa (I-III-VI2) suatu semikonduktor sebagai bahan dasar pembuatan lapisan tipis (thin film) untuk sel surya. Polikristal tersebut telah berhasil ditumbuhkan dengan metoda tungku Bridgmann tegak, dengan memanaskan sampai temperatut 850°C kemudian didinginkan perlahan-lahan sampai temperatur kamar.
Hasil yang didapatkan berupa ingot (batangan) dengan panjang lebih kurang 3 cm dan diameter 13 mm. Dengan menggunakan XRay Refraction didapatkan komposisi masing masing unsur berat % adalah Ag = 29,3996 %, Ga = 36,8123 % dan Se = 30,29 % sedangkan pengukuran dengan X-Ray Difraction didapatkan parameter kisinya dihitung a = 4,4112 Å, c = 8, 8854 Å dan c/a = 2,01426.

Optic Properties on AgGaSe2 Polycristal Fabrication. Polycristal AgGaSe2, is compound (I-III-VI2) a semiconductor as basic material for thin film for solar cell. Polycristal was succesfully grown using Bridgmann Method, heated on sequential temperature treatment until 850°C and cooled down slowly until room temperature.
Results observed were in the form of ingot (bars) with more or less 3 cm length and 13 mm in diameter. By using X-Ray Fefraction, composition obtained of each element (weight %) was Ag = 29,3996 %, Ga = 36,8123 % and Se = 30,29 % while using X-Ray Difraction lattice parameter obtained/calculated a = 4,4112 Å, c = 8,8854 Å, and c/a = 2,01426."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
"Material quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 merupakan material dasar yang digunakan dalam fabrikasi solar sel. Material tersebut memiliki koefisien absorpsi yang tinggi sekitar 103 ? 105 cm-1 dan rentang energi gap 1-5 eV. Pada penelitian ini telah dibuat lapisan tipis dengan menggunakan metode evaporasi Flash dari butiran-butiran quarternair material CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 yang dievaporasi agar menempel di substrat kaca. Setelah lapisan tipis diperoleh kemudian dilakukan karakteristik optik dan listrik lapisan tipis tersebut. Spektroskopi X-Ray Diffraction (XRD) digunakan untuk memperoleh parameter kisi dan struktur kristal lapisan tipis tersebut. Hasil XRD memperlihatkan bahwa struktur lapisan tipis CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 adalah chalcopyrite. Koefisien absorpsi dan energi gap lapisan tipis dihitung dari pola kurva transmitansi dan reflektansi hasil pengukuran difraktrometer UVVIS. Dengan menggunakan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), komposisi lapisan tipis dapat diketahui, sedangkan dengan menggunakan Hall Effect dapat dihitung resistivitas, mobilitas dan pembawa muatan mayoritas lapisan tipis CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2.

Quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 Thin Films Fabrication Using Flash Evaporation. Quarternair materials CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 are the basic materials to solar cell fabrication. These materials have high absorption coefficients around 103 ? 105 cm-1 and band gap energy in the range of 1-5 eV. In this research, the films were made by flash evaporation method using quarternair powder materials of CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 to adhere in a glass substrate. After the films were obtained, the properties of these films will be characterized optically and electrically. The lattice parameter of the films and the crystalline film structure were obtained using X-Ray Diffraction (XRD) spectroscopy. The XRD results show that the quarternair CuGaSeTe and CuGa0.5In 0.5Te2 films have a chalcopyrite structure. The absorption coefficient and the band gap energy of the films were calculated using transmittance and reflectance patterns that measured using UV-VIS Difractometer. The films composition can be detected by using the Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), while the films resistivity, mobility and the majority carrier of the films were obtained from Hall Effect experiments."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
"ABSTRACT
The Indonesians compentionally dry the seeds from agriculture such as rice, corn, cassava, peanut, banana, etc. wilh a certain period of aeration. This conventional way can cause the seeds to be rotten before being used, due to the high lemperature (30 °C) and high humidity (70 - 90%) in Indonesia. Arranging the temperature and humidity to be constant for a period of time w/7/ make the drying result better than the former. Flat Plate Collector captures sun radiation and transmits the hot air into a chamber equipped with temperature and air humidity recorder. The hot air can reach as high temperature as 70 °C. This Flat Plate Collector systern can be expected to give a better drying system than the conventional way. Thtis it can help for a long time storage:"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Harsono Soepardjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library