Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soesilowati
Abstrak :
Benchmarking adalah suatu proses yang kontinu dan sistematik untuk mengevaluasi produk, pelayanan, dan proses keija dalam suatu organisasi untuk peningkatan kineija organisasi tersebut. Benclnnarking merupakan salah sam tool untuk mendukung usaha secara kontinu. Benchmarking Gnansial merupakan salah satu aktivitas dari PT Coca-Cola Bottling Company yang memiliki sepuluh plant yang tengah melakukan operasi produksi. Tujuan dari benchmarking ini adalah melakukan pengamatan antar plant dan menemukan plant yang memiliki kineija yang lebih buruk diantara plant yang lain dilihat dari sisi performa finansialnya. Biaya-biaya ditentukan berdasarkan informasi aktivitas perusahaan yang telah terdokumentasikan. Pendekatan yang lebih tepat adaiah dengan menurunkan biaya-biaya ke dalam cost drivers. Drivers ini harus memiliki kriteria yang sama untuk semua plant yang tengah diamati_ Selanjutnya, analisis data dilakukan untuk menentukan langkah strategis yang berpengaruh terhadap performa Enansial yang telah diperoleh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Plant 9 memiiiki nilai lerkccil untuk empat KPI (Key Of Performance Indicator) yailu ROI (Return On Investment), ROCE (Return On Capital limpioyee), Protitabilitas, dan NPM (Net Profit Margin). Sedangkan Plant 2 memiliki nilai terendah untuk 2 KPI yaiiu Lil-:uidilas dan RTA (Return Tb Total Assets).
Benchmarking is a continual and systematic process to evaluate product, service, and working process in organization to improve organization 's performance. Benchmarking is an important tool for supporting the continual improvement effort. Financial benchmarking is one of task in PT Coca-Cola Bottling Company with several plants to produce. The goal of the financial benchmarking is looking outside between plants and finding who is achieving worse value of financial performance. Costs are determined based on the companys activities that already has on jiles. A more robust is deriving costs aj7er identU§/ing the cost drivers. These drivers should be the same for all plants being studied Analyzing data must be done to uncover the strategic action that ayjizcted financial performance. The results of this research are Plant 9 has least value for ROI (Return On Investment), ROCE (Return (on Capital Employee). Profitability, NPM Wet Profit Margin keys and P/ant 2 has least value for Liquidity and RTA (Return Tb Total Assets) keys.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Soesilowati
Abstrak :
Seperti yang tercanangkan dalam PELITA demi PELITA, maka PELITA IV yang telah berakhir ini, telah ditentukan sebagai permulaan era industrialisasi ekonomi Indonesia. Diharapkan agar pertumbuhan industri lebih cepat dari sektor-sektor lainnya. Sejalan dengan pengembangan industri, akan membawa pula perubahan-perubahan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya entah positif maupun negatif. Daerah Cilegon, dengan semakin berkembangnya industri di sana, yang dimulai sejak tahun 1960-an, yaitu didirikannya pabrik baja Trikora yang kini menjadi PT Krakatau Steel, tentunya telah mengakibatkan perubahan-perubahan. Untuk melihat perubahan-perubahan apa yang terjadi, dilakukanlah penelitian ini. 1. Pembatasan konsep industrialisasi Industrialisasi menurut Moore, berarti digunakannya sumber-sumber kekuatan nirnyawa (in-animate) secara meluas dalam produksi ekonomi, dan sering digunakan dalam pengertian yang sama dengan modernisasi ekonomi. Moore sendiri menggunakannya dalam pengertian yang lebih luas. Secara sederhana dikemukakan oleh Dharmawan bahwa industrialisasi pada suatu masyarakat berarti adanya pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang dalam segi ekonomi industrialisasi berarti munculnya kompleks industri yang besar dimana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi, diusahakan secara massal. Dalam tulisan ini industrialisasi secara operasional dimaksudkan dengan berdirinya sebuah perusahaan industri baja di sebuah daerah pedesaan, yaitu tumbuhnya industri baja PT Krakatau Steel di Cilegon. 2. Syarat-syarat Perkembangan Industrialisasi Dikemukakan oleh Soemiatno, bahwa masyarakat Barat yang bersifat individualistis, materialistis, rasionil, berani dan penuh tanggung jawab serta senantiasa mencari sesuatu yang baru, merupakan pra kondisi yang menguntungkan bagi lahirnya industri disana. Berdasarkan pengamatannya sebelum PELITA II dikatakan bahwa kondisi tersebut belum ada pada masyarakat Indonesia. Sedangkan Mountjoy mengemukakan bahwa industrialisasi bukan hanya sekedar mendirikan perusahaan-perusahaan industri, akan tetapi pembangunan itu meminta dan sekaligus menghasilkan perubahan-perubahan besar dalam masyarakat dan struktur kehidupan sosial. Dalam memajukan ekonomi faktor terpenting adalah manusia itu sendiri, sehingga bagi negara-negara berkembang yang ingin memajukan sektor industri dalam perekonomiannya, mereka harus meningkatkan kualitas penduduknya sampai ke tingkat yang memadai. Demikian halnya dengan Indonesia, walaupun Soemiatno telah mengatakan pada PELITA II masyarakat Indonesia belum siap untuk menghadapi industrialisasi, kini dalam rangka menyongsong tahap lepas landas diharapkan kondisi tersebut sudah berubah, Diasumsikan bahwa masyarakat sudah siap mengikuti irama kehidupan industrial, yang mungkin tidak dapat dihindari menuju ke masyarakat industri.
Depok: Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Soesilowati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S9103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library