Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofi Ulfiasari
Abstrak :
Pembangunan terus terjadi di Kawasan Metropolitan Jakarta (Jabodetabek), ketidakmampuan lahan Jakarta menyediakan tempat bagi setiap masyarakatnya membuat pembangunan mengarah ke Selatan, Barat hingga Timur hingga berubah menjadi kawasan konurbasi. Peningkatan pembangunan yang pesat menjadi pemicu peningkatan panas perkotaan yang terpusat pada area urban dan terdapat perbedaan suhu dengan wilayah sub-urban sehingga dapat menimbulkan fenomena pulau bahang. Penelitian ini memanfaatkan penginderaan jauh untuk mendeteksi suhu permukaan, kerapatan bangunan (NDBI), kerapatan vegetasi (NDVI) dan pemanfaatan citra malam hari untuk mengekstrak city light. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pembangunan terhadap peningkatan pulau bahang di tahun 2009, 2014 dan 2019 masing-masing bernilai 63 %, 62% dan 56%. Pulau bahang menutup zona budidaya peruntukan pemerintahan, industri dan bisnis sebesar 30 % dari luas kawasan Jabodetabek. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam menekan penurunan pulau bahang dengan target 5oC yaitu melalui integrasi penataan kawasan Jabodetabek ......Development continues to take place in the Jakarta Metropolitan Area (Jabodetabek), the inability of Jakarta's land to provide a place for each of its people has led to development leading to the South, West and East until it has turned into a conurbation area. The rapid increase in development has become a trigger for an increase in urban heat which is concentrated in urban areas and there is a difference in temperature with sub-urban areas so that it can cause the phenomenon of hot islands. This study utilizes remote sensing to detect surface temperature, building density (NDBI), vegetation density (NDVI) and the use of night imagery to extract city light. The results showed that there was an effect of development on the increase urban heat island in 2009, 2014 and 2019 with 63%, 62% and 56%, respectively. Urban heat island closes the cultivation zone designated for government, industry and business as much as 30% of the Jabodetabek area. One of the efforts that the government can make in suppressing the decline of urban heat island with a target of 5oC is through integration of the Jabodetabek area arrangement.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ulfiasari
Abstrak :
Fenomena lumpur Sidoarjo yang dikenal sebagai LUSI muncul tahun 2006 di Porong, Sidoarjo. Fenomena LUSI merupakan salah mud volcanoes terbesar didunia yang menyemburkan material panas mengandung salah satu gas rumah kaca metana, aerosol garam dan uap air. Metana yang terlepas ke lapisan atmosfer 72 kali jauh lebih mematikan dibandingkan CO2 selama lebih dari 20 tahun dan dapat menyebabkan percepatan pemanasan global yang sangat sulit dikontrol Semakin tinggi suhu, semakin banyak air yang menguap dan semakin besar potensi turunnya hujan deras. Hujan deras dengan intensitas lebih dari atau sama dengan 50 mm merupakan salah satu indikasi hujan ekstrem. Daerah penelitian meliputi 30 km jarak dari kolam lumpur Sidoarjo, dengan menggunakan perhitungan variabilitas dan kecenderungan Mann Kendall tampak secara spasial hujan ekstrem pada periode 2007-2014 lebih berfluktuatif dibandingkan dengan periode 1980-2006, terutama pada jarak 10-20 km dari kolam lumpur Sidoarjo.
Sidoarjo Mud phenomenon known as LUSI appeared in 2006 in Porong, Sidoarjo. The phenomenon of LUSI mud volcanoes is one of the largest physical blow hot material contains one of the greenhouse gases methane, the salt aerosol and water vapor. The methane atmospheric layers apart 72 times far more deadly than the CO2 for over 20 years and can lead to the acceleration of global warming very difficult controlled the higher the temperature, the more water evaporates and the greater the potential decline in heavy rain. Heavy rain with intensity greater than or equal to 50 mm is one indication of extreme rainfall. The research area covers 30 km distance from mud Sidoarjo, using the calculation of variability and trends of Mann Kendall looks in extreme rainfall spatial in the period 2007-2014 more fluctuate compared to the period 1980-2006, especially at a distance of 10-20 km from mud Sidoarjo.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ulfiasari
Abstrak :
Fenomena lumpur Sidoarjo yang dikenal sebagai LUSI muncul tahun 2006 di Porong, Sidoarjo. Fenomena LUSI merupakan salah mud volcanoes terbesar didunia yang menyemburkan material panas mengandung salah satu gas rumah kaca metana, aerosol garam dan uap air. Metana yang terlepas ke lapisan atmosfer 72 kali jauh lebih mematikan dibandingkan CO2 selama lebih dari 20 tahun dan dapat menyebabkan percepatan pemanasan global yang sangat sulit dikontrol Semakin tinggi suhu, semakin banyak air yang menguap dan semakin besar potensi turunnya hujan deras. Hujan deras dengan intensitas lebih dari atau sama dengan 50 mm merupakan salah satu indikasi hujan ekstrem. Daerah penelitian meliputi 30 km jarak dari kolam lumpur Sidoarjo, dengan menggunakan perhitungan variabilitas dan kecenderungan Mann Kendall tampak secara spasial hujan ekstrem pada periode 2007-2014 lebih berfluktuatif dibandingkan dengan periode 1980-2006, terutama pada jarak 10-20 km dari kolam lumpur Sidoarjo.
Sidoarjo Mud phenomenon known as LUSI appeared in 2006 in Porong, Sidoarjo. The phenomenon of LUSI mud volcanoes is one of the largest physical blow hot material contains one of the greenhouse gases methane, the salt aerosol and water vapor. The methane atmospheric layers apart 72 times far more deadly than the CO2 for over 20 years and can lead to the acceleration of global warming very difficult controlled the higher the temperature, the more water evaporates and the greater the potential decline in heavy rain. Heavy rain with intensity greater than or equal to 50 mm is one indication of extreme rainfall. The research area covers 30 km distance from mud Sidoarjo, using the calculation of variability and trends of Mann Kendall looks in extreme rainfall spatial in the period 2007-2014 more fluctuate compared to the period 1980-2006, especially at a distance of 10-20 km from mud Sidoarjo.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library