Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subagja
Abstrak :
Cacao bean Processing into its products may affect catechin and epicatechin contents in the final products. Temperature treatments during cacao processing can induce epimerization reaction of (-)-epicatechin to be (-)-catechin. The aims of this study were : (1) to obtain the valid analytical method which can be used to analyze catechin and epicatechin in cacao bean and cacao products by liquid chromatography mass spectrometry, and (2) to know the influence of temperature during Processing of cacao beans, especially concentration of catechin and epicatechin. Experiment was conducted in three steps, i.e.: optimization of analytical method, validation of selected method, and studying the influence of temperature to catechin and epicatechin concentration during cacao bean processing. Optimization of analytical method was carried out by varying solvents (acetonitrile and methanol) composition using gradient elution. Mobile phase flow rate was set at 0.5, 0.6, 0.8, and 1.0 ml/min. Catechin and epicatechin in cacao samples was detected by mass spectrometry. Condition of mass spectrometer was run by varying ESI voltage, nebulizer pressure, desolvation temperature, and desolvation gas. Validations test included some parameters such as specificity/ selectivity, linearity of calibration curve, limit of detection and limit of quantitation, precision and recovery test. Samples taken during the process were cacao nib, cacao mass, cacao powder and cacao butter. The results of this study showed that analytical conditions for catechin and epicatechin were using mobile phase A (0.1 % formic acid in deionized water) and mobile phase B (acetonitril-methanol - 50:50) at flow rate of 0.5 ml/min. Gradient elution were set at 0 minutes (10% B), 15 minutes (35% B), 20 minutes (40% B), 30 minutes (50% B), 35 minutes (60% B), and 35.1 minute (10% B). Mass spectrometer was set at ESI voltage (-) 3500 volt, desolvation temperature 300 °C, nebulizer pressure 50 psi, desolvation gas 10 L/min, and fragmentor voltage (-) 160 volt. Limit of detection and limit of quantitation of catechin were 0.28 and 0.93 ppm, respectively, while epicatechin were 7.15 and 23.84 ppm, respectively. Based on concentrations of catechin and epicatechin, heat treatment during cacao mass Processing showed a decrease tendency of catechin and epicatechin ratios.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T26093
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subagja
Abstrak :
Cacao bean Processing into its products may affect catechin and epicatechin contents in the final products. Temperature treatments during cacao processing can induce epimerization reaction of (-)-epicatechin to be (-)-catechin. The aims of this study were : (1) to obtain the valid analytical method which can be used to analyze catechin and epicatechin in cacao bean and cacao products by liquid chromatography mass spectrometry, and (2) to know the influence of temperature during Processing of cacao beans, especially concentration of catechin and epicatechin. Experiment was conducted in three steps, i.e.: optimization of analytical method, validation of selected method, and studying the influence of temperature to catechin and epicatechin concentration during cacao bean processing. Optimization of analytical method was carried out by varying solvents (acetonitrile and methanol) composition using gradient elution. Mobile phase flow rate was set at 0.5, 0.6, 0.8, and 1.0 ml/min. Catechin and epicatechin in cacao samples was detected by mass spectrometry. Condition of mass spectrometer was run by varying ESI voltage, nebulizer pressure, desolvation temperature, and desolvation gas. Validations test included some parameters such as specificity/ selectivity, linearity of calibration curve, limit of detection and limit of quantitation, precision and recovery test. Samples taken during the process were cacao nib, cacao mass, cacao powder and cacao butter. The results of this study showed that analytical conditions for catechin and epicatechin were using mobile phase A (0.1 % formic acid in deionized water) and mobile phase B (acetonitril-methanol - 50:50) at flow rate of 0.5 ml/min. Gradient elution were set at 0 minutes (10% B), 15 minutes (35% B), 20 minutes (40% B), 30 minutes (50% B), 35 minutes (60% B), and 35.1 minute (10% B). Mass spectrometer was set at ESI voltage (-) 3500 volt, desolvation temperature 300 °C, nebulizer pressure 50 psi, desolvation gas 10 L/min, and fragmentor voltage (-) 160 volt. Limit of detection and limit of quantitation of catechin were 0.28 and 0.93 ppm, respectively, while epicatechin were 7.15 and 23.84 ppm, respectively. Based on concentrations of catechin and epicatechin, heat treatment during cacao mass Processing showed a decrease tendency of catechin and epicatechin ratios.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39560
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Guntur Subagja
Abstrak :
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pesat. Saat ini terdapat 94 buah bank yang memberikan layanan perbankan syariah, baik sebagai Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Aset perbankan syariah sebesar Rp 12,24 triliun (per Agustus 2004). Dalam setahun, aset tersebut meningkat 86 persen dari sebelumnya Rp 6,559 triliun (per September 2003). Banyak faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah. Tesis ini meneliti faktor-faktor apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat dan menganalisis bagaimana peluang masyarakat menjadi nasabah bank syariah. Variabel dependen: Nasabah Bank Syariah. Variabel Independen: Usia, Pendidikan, Pendapatan, Sistem Syariah, Variasi Produk, Pelayanan, Pembiayaan Bisnis Halal, Promosi. Penelitian menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan model analisis regresi logistik (logit).
The fast growth islamic banking in Indonesia. In this time there are 94 units of islamic banks. Assets of islamic banks equal to Rp 12,24 billion ( per August 2004). In one year, the asset increase 86 percentage of previously Rp 6,559 billion (per September 2003). A lot of factor becoming consideration society to become customer of islamic bank. This thesis research factors of influencing of society requirement and analyze how opportunity (probability) society to become customer of islamic bank. Dependent Variable: Customer of Islamic Bank. Independent Variable: Age, Education, Income, Syariah System, Variation of Product, Services, Halal Business Financing, and Promotion. The research by descriptive analysis and the quantitative analysis, with logistics (logit) model.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Subagja
Abstrak :
Instalasi Radioterapi dan Radiodiagnostik menggunakan teknologi radiasi untuk pengobatan (terapi) dan pemeriksaan (diagnostik). Penggunaan teknologi radiasi di RSKD berdasarkan data bulan Maret-Mei 2006 intensitasnya cukup tinggi 51 pasien/ hari (Linac) dan jumlah kunjungan pasien ke instalasi Radioterapi rata-rata sebanyak 1.977 orang per bulan sedangkan jumlah kunjungan ke instalasi Radiodiagnostik rata-rata sebanyak 1.031 orang per bulan. Penggunaan teknologi radiasi tersebut bila tidak secara dini diperhatikan dan dipelihara dengan baik akan menimbulkan risiko dan bahaya seperti kecelakaan radiasi, kebocoran pesawat radiasi, kecelakaan kontaminasi, kebakaran, dan sebagainya. Faktor utama terjadinya kecelakaan radiasi adalah faktor manusia, peralatan, dan lingkungan kerja. Kecelakaan tersebut sewaktu-waktu dapat terjadi dikarenakan perilaku yang tak aman dari pekerja. Perilaku yang tak aman tersebut dapat disebabkan oleh persepsi yang salah dalam memahami risiko dan bahaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi dan faktor apa yang paling dominan dalam hubungan tersebut, selain itu jugs ingin mengetahui gambaran sistem manajemen keselamatan radiasi. Janis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Data yang diperoleh akan dilakukan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Instalasi Radioterapi dan Radiodiagnostik RSKD kecuali dokter. Data yang dikumpulkan berasal dari data primer dengan cara wawancara/ kuesioner dan data sekunder baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian data tersebut diolah secara univariat (distribusi frekuensi), bivariat (analisis chi square), dan multivariat (analisis regresi logistik). Dalam penelitian ini didapatkan hasil, sistem manajemen keselamatan radiasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais sudah baik. Hal tersebut terlihat dari pemenuhan oleh pengusaha instalasi hal-hal yang terdapat dalam peraturan pemerintah (PP 63 tahun 2000). Persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah baik (57,1%). Sebagian besar pekerja memiliki persepsi yang baik terhadap kebijakan K3 (74,1%), program K3 (67,7%), kondisi peralatan (54,8%), dan media komunikasi (69,0%). Faktor-faktor internal pekerja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah pengetahuan dan jenis pekerjaan dan yang paling dominan berhubungan adalah jenis pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor eksternal pekerja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah kebijakan K3, program K3 dan media komunikasi (p value < 0,05) dan yang paling dominan berhubungan adalah kebijakan K3. Dengan demikian, perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pelaksanaan program dan monitoring dengan melakukan penjadwalan program secara rutin, seperti promosi kesehatan pekerja, pendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengukuran dan pemantauan radiasi. Perlunya peran serta pekerja dalam setiap pelaksanaan program proteksi radiasi serta kepatuhan dan kesadaran pekerja urituk menggunakan alat pemantau radiasi perorangan.
Radiotherapy and Radiodiagnostic installation uses radiation technology for therapy and diagnostic. Utilization of radiation technology in RSKD was quite highly around 15 patientlday during March-May 2006. Number of patient visit to radiotherapy installation is 1.977 patients per month, while number of visit to Radiodiagnostic installation is 1.031 patients per month. We need to put well attention toward utilization of those radiation technologies and maintain it to minimize risk and hazard radiation such as radiation accident, radiation equipment leak, contamination accident, burned. Main factors of radiation accidents occurrence are human, equipment, and working environment. Those accidents could occur at any times because of unsafe behavior from workers. Those unsafe behaviors could be caused by wrong perception in understanding those risk and hazards. This research aim is to know factors that related with worker perception toward radiation risk and to assess a dominant factor in those relations as well as to know the portrait of radiation safety management system. This research was an analytic descriptive research using cross sectional research design. Gathered data were analyzed using qualitative and quantitative approach. Population study was all employees at Radiotherapy and Radiodiagnostic Installation of RSKD except doctor. Data were collected using questionnaire and observation of documents related. This study found radiation safety management system in Dharmais Cancer Hospital is good enough based on fulfillment the government regulation (PP 63 Year 2003) by entrepreneur of installation. Proportion of workers who have good perception on radiation hazard risk is 57.1%. Most workers have good perception toward OSH (occupational safety and health) policy (74,1%), condition of equipment (54,8%), and communication media (69,0%), Internal factors of workers that related to worker perception toward radiation hazard risk are knowledge and work type. The most dominant factor is work type. Meanwhile, external factors of workers that related to working perception toward radiation risk is OSH policy, OSH program, and communication media. The most dominant of external factor is perception on OSH policy. Therefore, RSKD should improve whether quantity or quality of program such as worker health promotion, education and training, health screening, measuring and monitoring of radiation. RSKD also should monitor those programs routinely. Workers should involve in radiation protection program as well as comply to use personal radiation monitoring device.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bekti Subagja
Abstrak :
ABSTRAK
Organisasi privat maupun organisasi publik pada saat ini dihadapkan pada perubahan Iingkungan organisasi yang sangat cepat. Perkembangan globalisasi dalam segala bidang memaksa organisasi untuk melakukan transformasi dan perubahan terhadap seluruh aspek yang terkait dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan oleh organiaasi. Kebutuhan organisasi akan sumberdaya manusia yang memiliki performance yang tinggi menyebabkan organisasi bekerja keras untuk mencari dan menciptakan sumberdaya manusia yang berkemampuan dalam bidangnya. Upaya tersebut akan Iebih terarah bila organisasi terus memperbaiki sistim pengelolaan SDM dan mencoba menempatkan pegawai yang mempunyai bidang kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sehingga akan menciptakan proses kerja yang lebih efektif dan produktif. Penempatan pegawai haruslah didasari dengan informasi progresif yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi kemampuan yang dimilikinya. Karakteristik, pengetahuan dan perilaku pegawai akan menjadi dasar pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Sekretariat Badan Litbang Pertanian memiliki pegawai dengan berbagai tingkat pendidikan dan keahlian. Namun, sampai saat ini Sekretariat Badan Litbang Pertanian belum memiliki informasi yang cukup jelas mengenai spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki saat ini.

Pemetaan kompetensi, adalah istilah yang diartikan sebagai penggalian informasi terhadap kompetensi sumberdaya yang dimiliki oleh suatu organisasi. Pemetaan kompetensi dapat mengidentifikasi kesenjangan (GAP) kemampuan pegawai yang terjadi dalam suatu organisasi. GAP kompetensi adalah kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai pada saat ini dan kompetensi yang diharapkan di masa yang akan datang. Pelatihan dan Pengembangan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diperlukan organisasi akan membantu meningkatkan kompetensi pegawai dan mengatasi GAP kompetensi yang terjadi dalam organisasi. Organisasi akan lebih efektif jika melaksanakan pelatihan dan pengembangan sumberdaya dengan melalui tahapan-tahapan pelatihan dan pengembangan yang terencana dan terprogram. Perencanaan pelatihan yang disusun secara teliti dan terprogram yang kemudian diimplementasikan dengan penuh konsistensi dan kemudian hasil dan pelatihan tersebut dievaluasi serta dinilai tingkat efektifitasnya akan menciptakan organisasi yang jauh Iebih efektif.

Salah satu tugas Sekretariat Badan Litbang adalah mengelola manajemen SDM. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka peneliti mencoba untuk rnemberikan masukkan dari hasil penelitian ini dalam bidang manajemen SDM yang meliputi dua hal: Pemetaan Kompetensi dan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai berdasarkan Training Need Assessment. Metode penelitian yang dipakai adalah Deskriptif analisis, yang akan memuat gambaran tentang peta kompetensi berdasarkan kompetensi pengetahuan, kompetensi keahlian dan kompetensi perilaku yang dimiliki Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Dalam Bidang Pelatihan dan Pengembangan peneliti akan memberikan informasi tentang tahapan Pelatihan yang dilaksanakan Sekretariat Badan Litbang Pertanian.

Hasil Penelitian ini adalah teridentifikasinya kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh Sekretariat Badan Litbang Pertanian pada saat ini. Kompetensi pengetahuan, kompetensi keahlian dan kompetensi perilaku yang dimiliki pegawai sampai saat ini ada pada tingkat yang secara signifikan masih memerlukan pengembangan. Kesenjangan yang terjadi pada variabel kompetensi termasuk dalam kategori GAP keci|, sehingga organisasi perlu melakukan reinfocement (penguatan ) dan Sinergetic fir ( kebutuhan sinergi ) untuk mengantisipasi kesenjangan ini. Organisasi perlu melakukan peningkatan koordinasi dan optimalisasi sumberdaya untuk menciptakan pegawai yang lebih berkompetensi. Pelatihan dan pengembangan SDM di Sekretariat Badan Litbang Pertanian belum sepenuhnya melalui tahapan-tahapan pelatihan yang sesuai dengan Training Need Assessment. Pelatihan dan pengembangan yang selama ini dilakukan adalah pelatihan jangka panjang (tugas belajar) dan pelatihan jangka pendek, yang dilaksanakan berdasarkan prioritas kebutuhan kompetensi. Sekretariat Badan Litbang Pertanian perlu meninjau kembali strategi dan sistim pelatihannya sehingga pelatihan di Sekretariat Badan Litbang Pertanian dapat berjalan Iebin efektif dan efisien.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Subagja
Abstrak :
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pesat , Saat ini terdapat 94 buah bank yang memberikan layanan perbankan syariah, baik sebagai Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Aset perbankan syariah sebesar Rp 12,24 triliun (per Agustus 2004). Dalam setahun, aset tersebut meningkat 86 persen dari sebelumnya Rp 6,559 triliun (per September 2003). Banyak faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah. Tesis ini meneliti faktor-faktor apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat dan menganalisis bagaimana peluang masyarakat menjadi nasabah bank syariah. Variabel dependen: Nasabah Bank Syariah. Variabel lndependen: Usia, Pendidikan, Pendapatan, Sistem Syariah, Variasi Produk, Pelayanan, Pembiayaan Bisnis Halal Promosi Penelitian menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan model analisis regresi logistik (logit).
The fast growth islamic banking in Indonesia. In this time there are 94 units of islamic banks. Assets of islamic banks equal to Rp 12,24 billion ( per August 2004). In one year, the asset increase 86 percentage of previously Rp 6,559 billion (per September 2003). A lot of factor becoming consideration society to become customer of islamic bank. Thls thesis research factors of influencing of society requirement and analyze how opportunity (probability) society to become customer of islamic bank. Dependent Variable: Customer of Islamic Bank. Independent Variable: Age, Education, Income, Syariah System, Variation of Product. Services, Halal Business Financing, and Promotion. The research by descriptive analysis and the quantitative analysis with logistics (logit) model.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T32833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Subagja
Abstrak :
Pesawat pengangkat Lift atau Elevator mengalanti pertumbuhan yang Saugat ppsat, kebanyakan produk Lift yang sering kita jumpai di-impor dari luar negeri. Harapan kedepan bangsa kita hams dapat membuat Lift tanpa banyak ketergantugan dari pihak luar. Oleh karena itu penulisan ini adalah salah satu jenjang untuk tujuan tersebut diatas, khususnya merencanakan mesin Lift untuk keperluan perbaikan (repair) misalnya, dengan tidak harus meng-impor dari luar negeri. Pada-penulisan ini dibuat asumsi awal bahwa spesiikasi teknis Lift yang dibutuhkan telah di-identifikasi dan akan direncanakan mesin penggeraknya yang lazim disebut Traction Machine. Perencanaan meliputi berapa beban yang akan diangkut, penentuan daya motor, pemilihan tali baja (Hoist ropes) dihubungkan dengan puli (Traction sheave)-nya dan kemampuan geseknya, pemilihan jeriis Gear Box dan panas yang dihasilkan serta efisiensinya, perhitungan dan pemilihan jenis bantalan (Bearing) dan perhitungan rem (Brake). Dengan berpedoman pada teori-teori dasar elemen mesin dan aturan keamanan pada Lift (Safety Rules) akan didapat komponen-komponen rnsin Lift yang optimal dan komprehensifl sehingga layak dipakai, misalnya untuk keperluan maintenance dalam perbaikan komponen (repair) atau untuk pembuatan komponen Iokal yang menggantikan komponen import. Dengan demikian diperoleh hasil akhir berupa ukuran-ukuran komponen mesin Lifl (Traction Machine) beserta efisiensi yang didapat dengan tidak mengabaikan faktor keamanan yang diatur dalam perancangan pesawat Lift yang berlaku.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Subagja
Abstrak :

Studi mengenai media massa, khususnya teori penentuan agenda, menjadi lebih dinamis dan menarik sejak kemunculan internet. Perubahan ini memprediksi bahwa era penentuan agenda mungkin akan segera berakhir karena setiap individu memiliki agenda media eksternal masing-masing yang lebih terfragmentasi. Fenomena ini melahirkan teori penentuan agenda terbalik yang mengatakan bahwa isu atau agenda publik yang muncul dalam media sosial bisa memengaruhi agenda media massa tradisional dalam waktu yang singkat. penelitian ini bertujuan untuk melihat proses yang terjadi di Indonesia dalam konteks pemilihan umum 2019. Studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dan teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi dan studi literatur. Sedangkan teknik analisis yang dipakai ialah teknik pembangunan penjelasan. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi terhadap dua aktor politik dalam akun twitternya. Hasil penelitian menunjukan proses penentuan agenda terbalik yang terjadi melewati tiga tahapan penentuan agenda terbalik. Namun, terdapat beberapa temuan berbeda dengan studi-studi sebelumnya.


The study of mass media, especially agenda-setting theory, has become more dynamic and interesting since the advent of the internet. This change predicts that the agenda-setting era will probably end because everyone now has their own more fragmented external media agenda. This phenomenon evokes the emergence of reversed agenda-setting theory, which states that public issues or agendas that appear on social media can affect the agenda of traditional mass media in a short time. This research aims to look at the reversed agenda-setting process that occurs in Indonesia in the context of the 2019 general election. Case studies are used in this study, and the data collection techniques used are observation and literature studies. Moreover, the analytical technique used is explanation building technique. This research was conducted by observing two political actors in their twitter accounts. The results of the study show that the process of reversed agenda-setting occurred throught three stages of reversed agenda-setting. However, there are several different findings from previous studies.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidane Akhmad Subagja
Abstrak :
Kontrak sewa rahim salah satu kontrak tidak bernama (kontrak innominaat) karena pada saat diundangkannya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), kontrak sewa rahim belum berkembang seperti sekarang. Kontrak sewa rahim termasuk ke dalam Teknologi Reproduksi Buatan/Assisted Reproductive Technology, yang tujuannya untuk membantu sebuah keluarga yang mengalami permasalahan kesuburan atau infertilitas. Kontrak sewa rahim dianggap bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan yang baik, salah satunya dilarang pelaksanaannya di Indonesia. Meskipun tidak terdapat pengaturan yang spesifik, kontrak sewa rahim dapat berkiblat pada ketentuan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) serta juga melihat keabsahan dari syarat sah perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPer dengan menggunakan metode argumentum per analogiam. Selain itu, tulisan ini akan memuat kontrak sewa rahim menurut beberapa aspek perikatan seperti Pasal 1338 ayat (1) KUHPer tentang asas kebebasan berkontrak dan Pasal 1548 KUHPer tentang perjanjian sewa menyewa. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan perbandingan hukum, tulisan ini akan mengamati bagaimana kontrak sewa rahim menurut perspektif hukum perdata Indonesia, serta perbandingannya dengan hukum perdata Finlandia yang berkiblat pada Act On Assisted Fertility Treatments dan India yang berkiblat pada The Surrogacy Regulation Act 2021 yang juga terdapat persamaan dan perbedaan dari ketiganya. Setelah melakukan penelitian, Penulis menarik kesimpulan bahwa kontrak sewa rahim di Indonesia tidak dapat dilakukan karena bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan yang baik, hal itupun serupa dengan sistem hukum perdata Finlandia yang dengan bersamaan melarang kontrak sewa rahim. Akan tetapi, perbedaan terletak pada kontrak sewa rahim dalam sistem hukum perdata India yang memperbolehkan asalkan atas dasar kesukarelaan. Selain itu, akibat-akibat hukum yang timbul dari kontrak sewa rahim akan memengaruhi kedudukan hukum anak dan sistem kewarisan yang akan menimbulkan permasalahan dan sengketa di kemudian hari. ......The surrogacy contract is one of the unnamed contracts (innominate contract) because at the time the Civil Code (KUHPer) was promulgated, surrogacy contract had not yet developed as it is now. Surrogacy contract are included in Assisted Reproductive Technology, the purpose of which is to help a family experiencing fertility problems or infertility. Surrogacy contract are deemed to be against the law, public order and good decency, one of which is prohibited from being implemented in Indonesia. Even though there is no specific regulation, surrogacy contract can be oriented towards the provisions of Law on Health Number 36/2009 (UU Kesehatan) and also looking at the validity of the legal terms of the agreement according to Article 1320 KUHPer using the argumentum by analogy method. Apart from that, this article will contain surrogacy contract according to several aspects of the agreement, such as Article 1338 section (1) KUHPer concerning the principle of freedom of contract and Article 1548 KUHPer concerning rental agreements. By using normative juridical research methods and comparative study, this paper will observe how surrogacy contract according to perspective of Indonesia civil law, as well as its comparison with Finland civil law which is oriented towards The Surrogacy Regulation Act 2021 which is also there is similarity and differences between the three. After conducting research, the author conclusion that surrogacy contract in Indonesia can’t be carried out because are deemed to be against the law, public order and good decency, and even then the Finland civil law system prohibits surrogacy contract at the same time. However, the difference lies in the surrogacy contract in the India civil law system which allows it as long as it on a voluntary basis. In addition, the legal consequences arising from the surrogacy contract will affect the legal position of the child and the inheritance system which will cause problems and disputes in the future.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>