Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhan
"Hadirnya karya-karya keagamaan seperti sajak-sajak Fribolin Ukur, Suparwata Wiraatmaja, Mohammad Saribi, karya-karya teater Mohammad Dinonegoro serta novel-novel Djamil Suherman pada awal tahun 60-an, telah mempertegas kehadiran suatu genre baru dalam kesusastraan Indonesia, yakni genre sastra keagamaan. Kehadiran sastra keagamaan di tengah-_tengah kita tentulah mempunyai latar belakang tersendiri. Mengetahui latar belakang ini adakah perlu, sebab dari sana kita akan dapat melihat adakah genre sastra itu hanya bersi_fat sementara ataukah ia cukup mempunyai landasan yang kaku buat hidupnya di kemudian hari (Mohamad 1982:137). Djamil Suherman merupakan salah seorang pengarang di masa itu yang banyak menampilkan unsur-unsur Islam dalam karya-karyanya. Kehadiran karya-karyanya mempunyai corak lain dengan karya-karya pengarang sebelumnya. Djamil Suherman tidak sekedar menampilkan ajaran-ajaran agamanya, tetapi se_kaligus memberikan pemecah persoalan nada setiap karyanya. Sedangkan pada karya-karya pengarang sebelumnya, misalnya Hamka dan A.A. Navis, ajaran-ajaran agama hanyalah sebagai latar belakang cerita, bukan merupakan pemecah persoalan. Tentang ini Goenawan Mohamad pun mengatakan: Dalam hal ini saya kira Djamil Suhermanlah yang meru_pakan pelopornya pada akhir-akhir tahun 50-an, sebagai yang kini terdapat dalam kumpulannya Umi Kalsum. Meskipun di sini kehidunan beragama masih dititikberatkan sebagai latar belakang dan bukan sebagai pemecah perso_alan, namun perkernbangan selanjutnya (dari dan dengan identitas yang diperoleh sebagai seorang pengarang kea_gamaan) menunjukkan yang sebaliknya, Perjalanan ke akhirat mulai menempatkan kehidupan beragama sebagai pemecah persoalan. Dengan kata lain, novel yang baru saya sebut itu telah merupakan contoh dari genre sastra keagamaan (Mohamad 1982:138-139). Selanjutnya Goenawan Mohamad mengemukakan dua motif yang melatarbelakangi hadirnya jalur sastra keagamaan tadi, yaitu motif-motif yang berasal dari dalam kesusastraan dan dari luar kesusastraan itu sendiri. Motif-motif yang perta_ma berupa persoalan pencarian identitas sastrawan-sastrawannya, sedangkan yang kedua adalah pengaruh penggolongan serta rivalitas antar golongan di dalam masyarakat. Meskipun pada akhirnya Goenawan Mohamad sendiri tidak dapat menentukan de_ngan pasti motif yang melatarbelakangi hadirnya jalur sastra keagamaan yang dimaksud tadi. Terlepas dari bertanggung jawab atau tidaknya kehadiran jalur sastra keagamaan tersebut, munculnya para pengarang di masa itu telah melahirkan corak ter sendiri dalam kesusastra_an Indonesia. Djamil Suherman yang dianggap sebagai pelopor jalur tersebut lebih nampak terlihat corak keagamaannya dibandingkan dengan pengarang yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Peran strategis Walikota Sudiro dalam merumuskan outline plan bagi pembangunan kota Jakarta pada periode 1953 - 1960 belum banyak ditulis oleh sejarawan Indonesia. Padahal masa Sudiro menjabar sebagai walikota Jakarta, merupakan masa pembenahan yang penult dengan berbagai keterbatasan, dan berdampak pada pembangunan kota Jakarta selanjutnya. Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat pemerintahan, kola perdagangan, dan kota industri menjadi faktor pendorong banyaknya pembangunan yang dilakukan di Jakarta. Namun demik-ian, pembangunan yang terpusat di Jakarta sejak tahun 1950-an, telah mengakibatkan terjadinya arcs urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Kondisi itu berdampak pada sernai in kompleksnya permasalahan sosial budaya, politik-pemerintahan, dan ekonomi yang terkait satu dengan lainnya terjadi di Jakarta. Peran penting kota Jakarta sebagai ihukota negara dan pusat pemerintahan, secara politik, berpengaruh pada lingkat kesadaran masyarakat dalam merespon segala kebijakan pemerintahan kota Jakarta, atau pun pernerintahan Pusat Republik Indonesia. Bentuk partisipasi aktif warga kota terlihat dari banyaknya partai-partai politik. organisasi massa, huruh dan perkumpulan lainnya yang aktif merespon setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Di sisi lain, pengaruh partai politik yang mendapat dukungan Was, dan menentukan keadaan politik di Jakarta, berpengaruh dalam menentukan keadaan politik secara nasional. Peran kota Jakarta sebagai kota industri dan perdagangan, secara ekonomi, berdampak pada banyaknya pembangunan infrastruktur pendukung jalannya perdagangan dan Industri, seperti pembangunan sarana dan prasarana transportasi, pabrik-pabrik, perusahaan, dan pasar. Secara sosial, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan keterbatasan dana anggaran pembangunan, menimbulkan pengangguran yang banyak menyebabkan masalah sosial, gangguan keamanan, dan ketertiban. Oleh karena itu, tidak mudah menjalankan peinerintahan di Jakarta yang memiliki tingkat heterogenitas sosial penduduk yang tinggi, dan ditambah kurangnya daya dukung atau potensi yang dimiliki kota Jakarta, seperti masalah keuangan dan keterbatasan sumber daya manusia pengelola birokrasi pemerintahan kota Jakarta. Namun demikian dengan prakarsa pemikiran Wisma-Karya-Marga-Suka,' dan modal kepemimpinan yang memiliki misi yang kuat. Sudiro berhasil membuat perencanaan solusi yang baik, bertindak tegas dan berani menjalankan kebijakan, mengupayakan perangkat sistem pemerintahan yang memadai, dan mendapatkan dukungan politik, ekonomi dan sosial dari rakyat, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai walikota Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Pada skripsi ini telah dirancang antena mikrostrip p\anar array segiempat 16 elemen dengan teknik pencatuan direct. Antena ini memiliki frekuensi kerja 1.7 GHz. Antena bentuk array ini terdiri dari 4 sub-array yang masing-masing sub-array terdiri dari 4 elemen.
Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth, Return Loss/VSWR, dan gain. Perancangan antena menggunakan simulasi dengan soiiware microwave office 2002 v5.00 dengan simulasi pada PCAAD 3.0 menggunakan metode cavity.
Dari hasil simulasi dan pengukuran diperoleh bahwa antena bentuk planar array segiempat ini memiliki bandwidth sebesar 19.14 MHz dengan impedansi karakteristik sebesar 36.58 - j 17.95 dan gain yang didapatkan sebesar 16.89 dB, naiuk 9.00 dB dari antena planar array 4 elemen dengan gainnya 7.89 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Kemerdekaan hakim, menjadi harapan semua orang, untuk diimplementasikan dalam sistem peradilan Indonesia, dalam rangka mencapai peradilan yang imparsial. Peranan hakim dalam interaksi hukum dengan masyarakat perlu mendapatkan kemerdekaan, dengan kemerdekaan, vonis-vonis hakim ada jaminan obyektif dan accountable, yang pada akhirnya dapat melahirkan keadilan di masyarakat, khususnya keadilan bagi setiap pencari keadilan. Profesi Hakim adalah profesi yang mulia atau Officium nobille, kondisi ini menempatkan status hakim di masyarakat juga tinggi. Perlu dimengerti, di tangan hakim, hukum menjadi awal terciptanya keadilan, dan ditangan hakim juga, hukum dapat menjadi awal ketidakadilan.
Dengan kemerdekaan yang dimiliki, hakim wajib menimbang secara benar setiap sengketa hukum, agar hukum berjalan sesuai harapan masyarakat. Kemerdekaan hakim dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia UUD 1945, Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman UU No 4 Tahun 2004, dan Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) UU No 8 Tahun 1981. Lalu, apakah yang dimaksud dengan kemerdekaan hakim, khususnya dalam perkara pidana, dan apakah kemerdekaan hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana itu bersifat mutlak? Jawabannya akan diulas dalam skripsi ini.

Independence of judge, becoming everybody expectation, to isn't it in Indonesia system of judicatures, for the agenda of reaching jurisdiction which is impartial. Role of judge in interaction punish with society require to get independence, with independence, adjudge judge there [is] objective guarantee and accountable, what in the end can bear justice [in] society, specially justice for every searcher of justice. Profession Judge are Excellency profession or of Officium nobille, condition of this place judge status [in] high society also. Require to understand, on-hand judge, law become early justice creation, and on hand judge also, law can become early fairness.
With independence had, judge [is] obliged to consider correctly each every law dispute, [so that/ to be] law walk it to society. Independence of judge guaranteed by Constitution State Republic Of Indonesia of UUD 1945, [Code/Law] Judicial Power of UU No 4 Year 2004, and [Code/Law] Procedure Of Criminal (KUHAP) UU No 8 Year 1981. Last, what is such with independence of judge, specially in criminal, and whether independence of judge in checking and judging that criminal have the character of absolutely? Answer of will be commented in this handing out."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S22313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Praktikum daya hantar kalor merupakan salah satu praktikum pada mata kuliah tlsika kalor. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan praktikum ini terhitung lama, yaitu sekitar 2 hingga 4 jam. Faktor penyebabnya adalah proses penyiapan alat-alat sebelum praktikum, dan pengaturan kerja alat-alat selama praktikum berlangsung, dimana alat-alat tersebut masih dioperasikan secara manual. Selain itu, proses pengambilan data belupa waktu dan suhu masih dilakukan secara manual. Sebagai akibatnya, banyak terjadi pengambilan data yang tidak akurat dan tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir dan percobaan.
Permasalahan ini melatarbelakangi penulisan sknpsi ini. Dengan merancang sebuah alat yang dapat mengukur parameter-parameter berupa suhu dan waktu pada proses peraktikum pengantaran kalor, di mana pada alat tersebut terdapat sebuah mikrokontroler dan sensor temperature sehingga dapat diambil data belupa suhu dan waktu secara otomatis dan lebih akurat. Data yang diperoleh dapat diolah dengan menggunakan mikrokontroler untuk mendapatkan nilai koetlsien konduktitltas dan matenal yang digunakan.

Calor conductivity lab practice is one of lab practices in calor physic course. Time that is needed to conduct this practice is about 2 to 4 hours. Preparing the devices before doing lab practice and setting up that device during lab practice, which is still operated manually, is the source of the problems. Beside of that, process of acquiring the data of time and temperature is also conducted manually. As the result, data from that practice are lack in the term of accuracy, and of course it will impact the conclusion as the final result of a lab practice.
This problem is a background of this research. By designing a device that can measure parameters such us temperature and time in calor conductivity lab practice, in which that device equipped with a microcontroller and thermal sensor, data that is acquired automatically will be more accurate. For further, that data can be processed by using microcontroller to get the value of coefficient of conductivity of the material that is tested.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S54633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Keberhasilan Aceh menjadi daerah dengan cakupan jaminan kesehatan tertinggi di Indonesia (96,6 %) tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang meluncurkan Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Penelitian ini menggunakan data crossectional Riskesdas 2013 dengan unit analisis penduduk berumur 15 tahun ke atas, yang ingin melihat bagaimana tingkat pemanfaatan JKA oleh masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan, serta faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki akses terhadap JKA, sebanyak 30,1 persen masih belum memanfaatkannya dalam mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Melalui analisis inferensia dengan menggunakan model regresi logistik binomial diperoleh variabel bebas umur, status bekerja, daerah tempat tinggal, waktu tempuh ke rumah sakit terdekat, dan biaya perjalanan ke rumah sakit terdekat berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan jaminan kesehatan Aceh pada tingkat kepercayaan 95 persen. Secara kecenderungan, mereka yang berumur lebih tua, tidak bekerja, tinggal di kota, dan berjarak lebih dekat ke rumah sakit akan lebih cenderung memanfaatkan JKA.

The success of Aceh to become the region with the highest coverage of health insurance in Indonesia (96.6%) is inseparable from the role of local government that launched the Aceh Health Insurance Program (JKA). This research, which uses crosssectional data Riskesdas 2013 with analysis unit of population aged 15 years and over, aim to study how JKA utilization rate by society in accessing health service, and also factors influencing it.
The results show that those who have access to JKA, as many as 30.1 percent still do not use it in accessing health service facilities. Through inferential analysis uses binomial logistic regression, the independent variables of ages, working status, residence, travel time to the nearest hospital, and travel cost to the nearest hospital significantly influence the utilization of Aceh health insurance at 95 percent confidence level. By trend, those older, not working, living in the city, and closer to the hospital will be more likely to use JKA."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Melihat masih tingginya angka kejadian pneumonia pada balita dan belum diketahuipengaruh keberadaan Bakteri Staphylococcus sp sebagai salah satu bakteri penyebabpneumonia di udara ruang maka perlu ada penelotian tentang hubungan keberadaanBakteri Staphylococcus sp di udara ruang dengan kejadian pneumonia pada balita setelahdikontrol dengan variabel perancunya pada balita di Kota Bandar Lampung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data kajian pneumonia oleh BBTKLPP Jakarta pada tahun2016. Sampel penelitian sebanyak 75 kasus dan 75 kontrol yang berasal dari 6 Kecamatandi Kota Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan terdapat hubungankeberadaan Bakteri Staphylococcus sp di udara ruang dengan kejadian pneumonia padabalita setelah dikontrol variabel perancu di Kota Bandar Lampung OR=7,332 CI 95 2,874-18,707 dimana balita yang positif ditemukan Bakteri Staphylococcus sp di udararuang rumahnya memiliki risiko 7,332 kali lebih besar terkena pneumonia.

Seeing the high rate of pneumonia incidence in infant and unknown effect ofStaphylococcus sp bacteria as one of the bacteria causing pneumonia in indoor air, hencethere is need of research about relation of existence of Staphylococcus sp bacteria inindoor air with incidence of pneumonia in infant after controlled with confoundingvariable at infant in Bandar Lampung City in 2016. This research used pneumonia studydata by BBTKLPP Jakarta in 2016. The sample of research are 75 cases and 75 controlsfrom 6 sub districts in Bandar Lampung City.
From the result of the research, it can beconcluded that there is a relationship between an existence of Staphylococcus sp bacteriain indoor air with the incidence of pneumonia in infants after controlled confoundingvariables in Bandar Lampung City OR 7,332 CI 95 2,874 18,707 where the infantfound Staphylococcus sp bacteria in indoor air his home had a 7,332 times greater risk ofdeveloping pneumonia.Key words Pneumonia, Infant, risk factors, case control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ali Subhan
"Unjuk kerja GSM Cluster dapat diketalui i dengan pengukurun parameter unjuk kerja meialui OMC (Operation Maintenance Centre). Pada penulisan skripsi ini penulis melakukan pengukuran unjuk kerja jaringan GSM di area Cluster 98 meialui titik pandang pelanggan. yaitu metode drive test. Pengukuran hanya dibatasi pada pelayanan voice atau CS64. Hasil penaukuran dengan drive test dianalisis parameter-parameter unjuk kerjanya dan dibandingkan dengan data statistik OSS.
Penurunan perforinansi dan kelemahan yang timbul pada jaringan GSM cluster ini dapat diketaluii dari hasil analisa pengukuran sehingga dapat dioptimasi agar unjuk kerjanya tetap terpelihara dengan baik. Hasil pengukuran unjuk kerja GSM cluster 98 digunakan sebagai masukan bagi operator mengantisipasi pertumbuhan pelanggan dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam operasional, perencanaan, dan peningkatkan kualitas pelayanan.

GSM cluster performance can be determined with measuremeni of pei rornumee parameters through OMC (Operation Maintenance Centre). On this final project the authors performed measurements of the performance of the GSM network in the area of Cluster 98 through the customer's point of view; the method of drive test. Measurement is only limited to voice services or CS64. results of measurements with drive test parameters were analyzed and compared their performance statistics OSS.
Decrease in performance and the resulting weakness in the GSM network can be known from this cluster analysis so that measurements can be optimized so that their performance is maintained properly. The results of performancc ineasurement GSM cluster 98 is used as insert for GSM operators to subscriber growth anticipated performance and determine the operational policies, planninu. and improvement quality of service.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S68722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Subhan
"Disertasi ini menganalisis rivalitas elite dalam konflik etno-religius yang timbuul saat pemekaran daerah di Mamasa, Sulawesi Barat. Pada 2002, sebagai bagian dari kerangka besar kebijakan otonomi, Mamasa menjadi daerah otonom, dimekarkan dari Kabupaten Polmas. Dalam pelaksanaannya muncul perbedaan antara kelompok pro dan kelompok kontra pemekaran. Rivalitas kelompok pro versus kelompok kontra semakin runyam karena merepresentasikan kontestasi antara kabupaten induk versus kabupaten pemekaran Kabupaten Polmas mendukung kelompok kontra yang ingin tetap bergabung dengan kabupaten induk. Sebaliknya Kabupaten Mamasa memberi dukungan kepada kelompok pro. Rivalitas dua kelompok tersebut menimbulkan kekacauan dalam sistem pemerintahan karena terjadi dualisme pemerintahan, yang membuat penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan normal sehingga mengganggu pelayanan publik.
Penelitian disertasi ini menggunakan metode kualitatif. Data lapangan diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, observasi lapangan, dan data sekunder. Berbagai studi menunjukkan bahwa otonomi dapat memicu konflik karena persaingan elite dalam perebutan posisi-posisi politik, sumber daya ekonomi, dan ruang kekuasaan lainnya. Namun, berbeda dengan studi-studi literatur sebelumnya yang lebih bertumpu pada konflik politik atau konflik etnik, penelitian ini menunjukkan politisasi identitas etno-religius sebagai instrumen yang menimbulkan konflik antara dua etnik berbeda agama, Mandar-Islam versus Toraja-Kristen. Pemekaran daerah mengubah konstelasi dominasi sosio-politik. Mandar-Islam yang mayoritas berubah menjadi minoritas, sebaliknya Toraja-Kristen yang tadinya minoritas menjadi mayoritas.
Rivalitas elite memperebutkan ruang kekuasaan di daerah otonom baru dengan menggunakan politik identitas yaitu sentimen identitas etno-religius berdasar perubahan konstelasi dominasi dan hegemoni sosio-politik di Mamasa. Akibatnya, orang Mandar-Islam (orang PUS) menolak pemekaran yang dianggap sebagai bentuk proyek Kristenisasi. Menurut Fox (1999), apabila kerangka religius yang ditantang maka responnya adalah sikap defensif yang cenderung konflik. Sebab, agama menyangkut sistem kepercayaan yang mengandung ketaatan pada nilai-nilai, memiliki standar dan tata aturan, membangun kohesivitas di antara penganutnya, sekaligus melegitimasi setiap tindakan para aktornya.

Pemekaran daerah which literally means territorial split or administrative fragmentation whereby new provinces and districts are created by dividing existing ones and which ironically strengthens the sense of identity based on race, ethnic group, religion, and other communal identity is one that triggers such conflicts. This study discusses the rivalry of the elites in the ethno-religious conflicts that erupted during the process of territorial split of Mamasa district of West Sulawesi, Indonesia, in 2002. Mamasa, which was once part of the mother district of Polmas, was established into an autonomous district. Not only was the district divided but people in this region also had differing opinion on the idea of territorial split. Supporters of the administrative fragmentation were dubbed pro while opponents were called kontra. The conflict between the two factions had escalated because the conflict itselt was also the representation of conflict between the mother district and the newly-established district. The government of Polmas ditrict was with the kontra while the government of Mamasa gave their full support for the pro. The rivalry between the two parties had brought chaos to the government system. The government was divided (government dualism).
This research uses qualitative method. The data were collected through in-depth interviews, field observations, and secondary data. Studies reveal that autonomy is the potential cause of conflicts because it allows for competition among the contending elites who fight for political positions, economic resources, and other aspects of power. Unlike previous literature studies that put an emphasis on political conflicts and ethnic conflicts, this research focuses on ethno-religious conflicts involving two contending ethnic groups practicing two different religions: the Mandar who are predominantly Muslims and the Toraja who are Christians. The territorial split has indeed changed the socio-political constellation. The Mandar who was once the dominant ethnic group is now a minority and the Toraja have now become the dominant ethnic group.
The competition among elites in the newly-established autonomous district by using the sentiment of ethno-religious identity has changed the constellation of socio-political hegemony and domination in Mamasa. As a result, the Muslim-Mandar (the PUS people) voiced their opposition to the territorial split which they consider part of Christian mission. Fox (1999) states that when a religious framework is challenged, the response will be the defensive action that is prone to conflict. This is due to the fact that religion is a belief system that organizes adherents to the values, has standards and norms, builds cohesiveness among its followers, and legitimate the actors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2811
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>