Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarmo
Jakarta: Derpartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978
549 SUD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmo S. Purwohudoyo
Jakarta: UI-Press, 1984
611.1 SUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pulunggono Sudarmo
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker payudara di Indonesia merupakan jenis kanker yang terbanyak ditemukan setelah kanker mulut rahim.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk pengobatan kanker payudara ini yang pada umumnya meliputi tiga hal yaitu bedah, radiasi serta sitostatik yang terdiri dari kemoterapi dan hormonal. Kegagalan pengobatan biasanya bila penderita ditemukan adanya metastasis jauh.

Dibeberapa tempat pemeriksaan Bone Scanning dan atau Bone Survey serta foto thorax dikerjakan secara rutin sebagai bagian dari prosedur pemeriksaan lanjutan disamping pemeriksaan kimia darah. Menurut kepustakaan pemeriksaan Bone scanning dengan menggunakan radiofarmaka Tc 99 pyrophosphat adalah pemeriksaan penunjang yang terpenting karena mempunyai daya sensitifitas yang tinggi tetapi daya spesifisitasnya lebih rendah bila dibandingkan dengan pemeriksaan bone survey atau radiografi tulang.

1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudarmo
Abstrak :
Perubahan peran BRI Unit yang semula sebagai penyalur kredit BIMAS yang bersifat supply leading menjadi lembaga keuangan yang bersifat self financing menuntut BRI Unit untuk mampu secara mandiri melakukan mobilisasi dana dan menyalurkan pinjaman. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi dan variabel yang paling dominan terhadap besarnya penghimpunan dana Simpedes di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Data penelitian ini adalah jumlah pekerja di BRI Unit, suku bunga Simpedes dan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel dan restoran dan krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998 (variabel dummy) sebagai variabel bebas, serta besamya penghimpunan dana Simpedes sebagai variabel terikat. Periode data adalah tahun 1989 sampai dengan tahun 2003 dan diperoleh dari sumber intern BRI, Badan Pusat Statistik, BI maupun laporan publikasi. Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat; mengunakan regresi linier berganda dengan metode GLS untuk data kelompok Kanwil BRI dan OLS untuk data seluruh Indonesia dan menggunakan bantuan software Eviews. Untuk pengujian kelompok Kanwil BRI menggunakan metode pool data dengan data cross section yaitu data Kanwil BRI di Jawa dan Kanwil BRI di Luar Jawa, sedangkan data nasional menggunakan data time series. Pengujian yang dilakukan adalah uji asumsi klasik yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji statistik, yaitu: uji-t statitistik, uji-F statistik dan uji koefisien determinasi dengan tingkat kepercayaan 95 %. Pengujian dilakukan terhadap 3 model, yaitu model variabel-variabel yang mempengaruhi penghimpuan dana Simpedes di BRI untuk Kanwil BRI di pulau Jawa, Kanwil BRI di luar pulau Jawa dan model seluruh Indonesia (nasional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pekerja di BRI Unit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat elastis. Peningkatan suku bunga Simpedes tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes. Perbedaan suku bunga di BRI Unit dimana suku bunga Simaskot lebih tinggi dibandingkan suku bunga Simpedes mengakibatkan terjadinya proses substitusi dari Simpedes ke Simaskot. Peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, restoran berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat inelastis. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998 mempunyai pengaruh negatif terhadap penghimpunan dana Simpedes. Hasil uji-F statistik, menunjukkan bahwa ketiga model tersebut signifikan menjelaskan penghimpunan dana Simpedes. Ketiga model mempunyai koefisien determinasi 99.97 % untuk Kanwil BRI di Jawa, 99.97 % untuk Kanwil BRI di Luar Jawa dan 99.41 % untuk data nasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen BRI dalam merumuskan kebijakan untuk BRI Unit khususnya kebijakan yang menyangkut instrumen Simpanan di BRI Unit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahwati Sudarmo
Abstrak :
ABSTRAK
Pneumocystis jirovecii adalah penyebab infeksi oportunistik di saluran pernapasan bawah pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama pada pasien HIV. Pemeriksaan infeksi P.jirovecii di Indonesia masih berdasarkan pemeriksaan klinis dan mikroskopis, yang memerlukan waktu yang cukup lama, kurang sensitif dan spesifik. Karena alasan tersebut dalam penelitian ini dikembangkan uji molekuler real time PCR (rPCR) yang lebih sensitif dan spesifik. Uji rPCR telah berhasil dioptimasi dengan kemampuan deteksi minimum DNA 6,55 copy/μl dan tidak bereaksi silang dengan mikroorganisme yang diuji pada penelitian ini. Dibandingkan dengan uji mikroskopis, uji rPCR memberikan hasil positif 20% lebih tinggi daripada uji mikroskopis. Uji rPCR dapat mendeteksi P.jirovecii pada sampel klinis sputum dan sputum induksi dari pasien HIV dengan pneumonia dengan jumlah sel CD4+ > 200 maupun ≤ 200. Oleh karena itu, uji rPCR yang telah dioptimasi dalam studi ini dapat mendeteksi P.jirovecii pada sampel klinis sputum dan sputum induksi dari pasien HIV dengan pneumonia dengan jumlah sel CD4+ > 200 maupun ≤ 200
ABSTRACT
Pneumocystis jirovecii is the cause of opportunistic infections in the lower respiratory tract in individuals with weakened immune systems, especially in patients with HIV. Examination P.jirovecii infection in Indonesia was based on clinical and microscopic examination, requiring considerable time, less sensitive and specific. Because of these reasons in this study developed a molecular test real time PCR (rPCR) is more sensitive and specific. rPCR test has been successfully optimized with minimum DNA detection capabilities 6.55 copy/μL and do not cross-react with the microorganisms were tested in this study. Compared with microscopic test, test rPCR gives positive result 20% higher than the microscopic test. rPCR test can detect P.jirovecii on clinical samples of sputum and sputum induction of HIV patients with pneumonia with CD4+ cell counts > 200 or ≤ 200. Therefore, rPCR test which has been optimized in this study can detect P.jirovecii in clinical sputum samples and sputum induction of HIV patients with pneumonia with CD4+ cell counts > 200 or ≤ 200
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Gusmedi Sudarmo
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian guna mendelineasi sistem panas bumi lapangan geothermal ldquo;H rdquo;. Penelitian ini menggunakan metode remote sensing untuk memetakan struktur dan alterasi di permukaan. Analisis geokimia digunakan untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi dan analisis geofisika digunakan untuk memetakan kondisi sistem panas bumi di bawah permukaan. Berdasarkan analisis remote sensing dengan teknik band combination secara pengamatan manual menunjukkan bahwa arah utama dari kelurusan - kelurusan yang berkembang di daerah penelitian ldquo;H rdquo; adalah Barat Laut - Tenggara dan Barat Daya - Timur Laut sesuai dengan Peta Geologi Regional yang berkorelasi dengan kemunculan beberapa manifestasi. Analisis remote sensing juga menemukan 1 lokasi yang diduga merupakan alterasi di permukaan. Analisis data geokimia dilakukan terhadap 12 manifestasi menunjukkan bahwa mata air panas SL-1, SL-2, SLM-1, SLM-2, HTS-1, HTS-2, HTS-3, TBK, TLH-1, TLH -2, TLH-3 dan TLH- 4 merupakan manifestasi tipe outflow. Berdasarkan diagram segitiga ternary Na - K - Mg, diagram Na-K/Mg-Ca, diagram Enthalpy - Chloride Mixing Model, geothermometer Na/K menunjukkan temperatur reservoar adalah sekitar 210 C - 240 C dan dapat dikategorikan ke dalam sistem geothermal moderate to high temperature. Analisis Inversi 3-D Data MT menggunakan 66 data titik ukur. Berdasarkan inversi 3-D Data MT diketahui bahwa lapisan clay cap dengan nilai resistivitas rendah le; 10 ?m tersebar di Selatan dengan ketebalan 500 meter hingga 1000 meter. Lapisan reservoar terletak di bawah clay cap dengan nilai resistivitas >10 - 65 ?m. Base of Conductor BOC diperkirakan berada pada kedalaman 700 meter dengan updome berada di antara Sesar Wairutung dan Sesar Banda. Berdasarkan peta BOC diperoleh luas area prospek geothermal sekitar 16.5 km2.
The study of ldquo H rdquo geothermal field has been conducted to delineate their geothermal system. This study uses remote sensing method for mapping structure and alteration on the surface. Geochemical analysis is used to determine the characteristics of geothermal system and geophysical analysis is used to interpret the condition of geothermal system of sub surface. Based on remote sensing analysis using band combination technique with manual observation indicates that the main direction of the developed lineaments in the research area H is Northwest Southeast and Southwest Northeast in accordance with Regional Geological Map correlated with the appearance of several manifestations. The remote sensing analysis also found 1 suspected alteration site on the surface. Analysis of geochemical data was performed on 12 manifestations shows that hot springs SL 1, SL 2, SLM 1, SLM 2, HTS 1, HTS 2, HTS 3, TBK, TLH 1, TLH 2, TLH 3 and TLH 4 are outflow manifestations type. Based on the diagram of the ternary triangle Na K Mg, Na K Mg Ca diagram, Enthalpy Chloride Mixing Model diagram, Na K geothermometer estimates the reservoir temperature is about 210 C 240 C and can be categorized into the moderate to high temperature geothermal system. Analysis of inversion 3 D MT data using 66 data points measurement. Based on 3 D inversion MT data is known that clay cap layer with low resistivity value le 10 m spread in South with thickness 500 meter to 1000 meter. The reservoir layer is located under clay cap with resistivity value 10 m 65 m. Base of Conductor BOC is estimated to be at depth of 700 meters with an updome located around Wairutung Fault Banda Fault. Based on BOC, the prospectable area of geothermal system is about 16.5 km2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Puspitasri Sudarmo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahwati Sudarmo
Abstrak :
Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas bahan secara sinergis dan menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Pada penelitian ini tujuan dilakukannya koproses adalah untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan matriks tablet dalam industri farmasi dikombinasi dengan metilselulosa untuk menghasilkan sediaan lepas lambat. Koproses PPS-MC dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan MC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Koproses PPS-MC yang dipilih sebagai matriks tablet adalah perbandingan 2:1, 3:1 dan 4:1. PPS-MC koproses 2:1, 3:1 dan 4:1 dapat digunakan sebagai bahan matriks tablet yang memperlambat pelepasan obat selama 40 jam.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmo Saleh Purwohudoyo
Abstrak :

Kemajuan tehnologi yang pesat membawa kemajuan dibidang radiologi. Pada saat ini banyak diproduksi pesawat radiologi yang baru, baik haru dalam disainnya maupun baru dalam sifat-sifatnya dan cara pemakaian dari pesawat itu. Hal sudah tentu memberi manfaat yang besar sekali dalam penentuan diagnosa dari penyakit dan juga bermanfaat untuk pengobatannya.

Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menguraikan peranan radiologi dalam diagnostik tumor pada umumnya dan kanker pada khususnya. Sejak dipakainya sinar-X dalam kedokteran oleh Roentgen dalam tahun 1895, pemeriksaan terhadap tumor telah dimulai dengan menggunakan foto polos. Tumor tulang yang ganas dan jinak lebih banyak diketahui perangai-perangainya pada pemeriksaan ini. Tumor di dalam abdomen juga dapat diketahui lokalisasinya dengan foto polos ini, tetapi diagnosa yang tepat belum dapat dipastikan.

Setahun kemudian dimulai pemeriksaan terhadap pembuluh-pembuluh darah dengan memasukkan kontras media yaitu Thorium ke dalam pembuluh darah mayat. Pembuluh darah ini tampak jelas pada foto sinar-X. Setelah lama diolah, barulah pemeriksaan semacam ini dapat dilakukan pada manusia, karena bahan kontras yang dipakai untuk pemeriksaan pembuluh darah ini harus memenuhi sarat yaitu: tidak toxis terhadap tubuh manusia, mudah dimasukkan dan mudah dikeluarkan kembali dari badan. Dalam waktu 20 tahun terakhir ini pemeriksaan pembuluh darah dengan sinar-X yang disebut angiografi, mengalami kemajuan yang pesat, setelah diproduksi kateter dengan bermacam-macam bentuk untuk memasukkan kontras media itu ke dalam pembuluh darah. Pada saat ini semua pembuluh darah dalam tubuh dapat diperiksa dengan angiografi, balk dengan memakai single foto atau detigan serial foto sinar-X.

Tumor ganas pada umumnya mempunyai pembuluh darah dalam jumlah yang banyak (hipervaskularisasi), bahkan juga terbentuk pembuluh-pembuluh darah yang abnormal (neovaskularisasi). Pembuluh darah arteri pada tumor ganas sering berhubungan langsung dengan pembuluh-pembuluh darah vena. Di tengah-tengah masa tumor sering dijumpai jaringanjaringan yang nekrotik. Jaringan ini kadang-kadang dapat menahan bahan kontras lebih lama, sehingga pada angiografi tumor ganas itu tampak lebih opak (putih) dan disertai dengan pembuluh darah yang banyak disekitarnya.

Tumor ganas di dalam hepar (hepatoma), tumor ganas dari ginjal (hypernefroma) dan beberapa tumor ganas di dalam otak mempunyai perangai seperti ini pada pemeriksaan angiografi. Tumor-tumor yang jinak pada umumnya tidak memiliki pembuluh darah yang banyak. Pembuluh darah yang ada tampak terdesak kesamping oleh masa tumor, menjadi tegang, lurus bahkan kadang-kadang terjepit. Tidak semua tumor ganas itu mempunyai tanda-tanda hypervaskularisasi dan neovaskularisasi, tetapi ada yang bersifat hypovaskular, sehingga diagnosa sering menjadi sulit.;Kemajuan tehnologi yang pesat membawa kemajuan dibidang radiologi. Pada saat ini banyak diproduksi pesawat radiologi yang baru, baik haru dalam disainnya maupun baru dalam sifat-sifatnya dan cara pemakaian dari pesawat itu. Hal sudah tentu memberi manfaat yang besar sekali dalam penentuan diagnosa dari penyakit dan juga bermanfaat untuk pengobatannya.

Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menguraikan peranan radiologi dalam diagnostik tumor pada umumnya dan kanker pada khususnya. Sejak dipakainya sinar-X dalam kedokteran oleh Roentgen dalam tahun 1895, pemeriksaan terhadap tumor telah dimulai dengan menggunakan foto polos. Tumor tulang yang ganas dan jinak lebih banyak diketahui perangai-perangainya pada pemeriksaan ini. Tumor di dalam abdomen juga dapat diketahui lokalisasinya dengan foto polos ini, tetapi diagnosa yang tepat belum dapat dipastikan.

Setahun kemudian dimulai pemeriksaan terhadap pembuluh-pembuluh darah dengan memasukkan kontras media yaitu Thorium ke dalam pembuluh darah mayat. Pembuluh darah ini tampak jelas pada foto sinar-X. Setelah lama diolah, barulah pemeriksaan semacam ini dapat dilakukan pada manusia, karena bahan kontras yang dipakai untuk pemeriksaan pembuluh darah ini harus memenuhi sarat yaitu: tidak toxis terhadap tubuh manusia, mudah dimasukkan dan mudah dikeluarkan kembali dari badan. Dalam waktu 20 tahun terakhir ini pemeriksaan pembuluh darah dengan sinar-X yang disebut angiografi, mengalami kemajuan yang pesat, setelah diproduksi kateter dengan bermacam-macam bentuk untuk memasukkan kontras media itu ke dalam pembuluh darah. Pada saat ini semua pembuluh darah dalam tubuh dapat diperiksa dengan angiografi, balk dengan memakai single foto atau detigan serial foto sinar-X.

Tumor ganas pada umumnya mempunyai pembuluh darah dalam jumlah yang banyak (hipervaskularisasi), bahkan juga terbentuk pembuluh-pembuluh darah yang abnormal (neovaskularisasi). Pembuluh darah arteri pada tumor ganas sering berhubungan langsung dengan pembuluh-pembuluh darah vena. Di tengah-tengah masa tumor sering dijumpai jaringanjaringan yang nekrotik. Jaringan ini kadang-kadang dapat menahan bahan kontras lebih lama, sehingga pada angiografi tumor ganas itu tampak lebih opak (putih) dan disertai dengan pembuluh darah yang banyak disekitarnya.

Tumor ganas di dalam hepar (hepatoma), tumor ganas dari ginjal (hypernefroma) dan beberapa tumor ganas di dalam otak mempunyai perangai seperti ini pada pemeriksaan angiografi. Tumor-tumor yang jinak pada umumnya tidak memiliki pembuluh darah yang banyak. Pembuluh darah yang ada tampak terdesak kesamping oleh masa tumor, menjadi tegang, lurus bahkan kadang-kadang terjepit. Tidak semua tumor ganas itu mempunyai tanda-tanda hypervaskularisasi dan neovaskularisasi, tetapi ada yang bersifat hypovaskular, sehingga diagnosa sering menjadi sulit.

Jakarta: UI-Press, 1984
PGB 0115
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library