Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunarno
Abstrak :
ABSTRAK
KUBE merupakan program penanggulangan kemiskinan Kementerian Sosial berbasis pemberdayaan masyarakat miskin. Ada dugaan tidak berkembangnya KUBE salah satunya karena permasalahan kepemimpinan yang lemah akibat rendahnya kemampuan SDM. Kasus KUBE Pade Girang I,II,III dengan keterbatasan SDM, KUBE menjadi berkembang dan maju. Oleh karena itu menarik untuk dikaji tentang model kepemimpinan yang diterapkan. Untuk melihat kepemimpinan KUBE, maka yang diamati gaya kepemimpinan berikut faktor pendorong dan faktor penghambat.
ABSTRACT
KUBE is a poverty alleviation programs based on empowerment of the poor of social ministry. There is asumption that KUBE isn’t improve one of caused the weak leadership problems due to low human resource capacity. For the case of KUBE Pade Girang I, II, III on the contrary, with limited of human resources KUBE be developed and progressive. Therefore it’s interesting to study further about leadership model that be applied. To take a look at KUBE leadership, so the leadership model is observed following supporting and inhibiting factors.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarno
Abstrak :
Pembuatan sirup fruktosa dari ubi kayu merupakan suatu upaya untuk meningkatkan produksi gula serta menaikkan nilai tamhah Kelebihan sirup mi bila dibandingkan dengan sukrosa (gula pasar) adalah mempunyal kemanisan yang lebih tinggi pada kadar yang sama, kelarutannya lebih besar dan titik bekunya lebih rendah Tujuan penelitian mi adalah untuk mendapatkan kondisi optimum peml5uatan sirup fruktosa dengan menggunakan bantuan enzim. Hidrolisis pati ubi kayu menjadi dekstrin (Proses Likuifikasi) dilakukan dengan bantuan enzim o-ami1ase pada suhu 95°C dengan variasa. pH (6,0 7,0) dan waktu reaksa. (15 90 menit) Dekstrin dihidrolisis men3adl glukosa dengan bantuan enzim amiloglukosidase (Proses Sakanifikasi) dengan vanasa. pH (4,0 - 5,0), suhu (55 - 6500) dan waktu reaksi (4 - 30 jam) Isomerisasi glukosa menjadi fruktosa (Proses Isomerisasi) dilakukan dengan bantuan enzim g1ukosa isomerase pad.a variasi pH (6 9 5 7,5), suhu (60 - 70°C) dan wak-tu reaksi (4 - 30 jam) Hasil proses 1jJuifikasi dan sakarifi-. kasi dievaluasi dengan menontukan prosen DU (metoda titrasi Fehlin.g) dan untuk proses isomerisasi dengan menentukui prosen frukbosa (uietoda polarimetri) Penurunan kadar unsur logam Ca dan Mg dari sirup fruktosa yang dihasilkan dilakukan dengan mengalirkan kolom yang berisi zeolit Bayuh. Kondisi optimum untuk proses likulfikasi, adalah pH 69 59 suhu 95°C, waktu reaksi 15 menit dan piosen BE yang didapatkan udCLih 13 49 °4 untuk prosoo nknifikaii adtlah pH 4,7 suhu 60°C, waktu reaksi 22 jam dan prosen DE yang didapatkan adalah 98,76 % , untuk proses isomerisasi adalah pH 698 2 suhu 65°C, waktu reaksi 24 jam aan prosen fruktosa yang didapatkan adalah sebesar 22,83 % Zeolit Bayai dapat dipergunakan untuk menurunkan kandungan unsur logam Ca dan Mg yang ada di dalam sirup fruktosa walaupun kapasitasnya rendah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarno
Yogyakarta: Andi, 2006
727.4 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarno
Yogyakarta: Andi, 2005
727.4 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarno
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, 2008
624 FTJ 32:3 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Dewi Sunarno
Abstrak :
Tingginya AKI dan AKB di Indonesia disebabkan komplikasi persalinan yang tinggi. Hal ini disebabkan ibu tidak siap fisik dan psikologis menghadapi persalinan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan senam hamil. Desain penelitian case control study bersifat retrospektif melibatkan 206 responden ibu hamil. Analisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian terdapat hubungan signifikan antara penghasilan, pekerjaan, keyakinan dan budaya, status kesehatan, dukungan sosial, dan informasi kesehatan terhadap motivasi ibu hamil untuk melakukan senam hamil (p value < 0,05). Faktor yang berhubungan signifikan terhadap motivasi ibu hamil untuk tidak melakukan senam hamil adalah keyakinan dan budaya, status kesehatan, dan dukungan sosial (p value < 0,05). Faktor dominan terhadap motivasi ibu melakukan senam hamil adalah keyakinan dan budaya, sedangkan pada kelompok yang tidak melakukan senam hamil adalah dukungan sosial. Perawat maternitas diharapkan memberikan dukungan sosial kepada ibu hamil untuk meningkatkan motivasi melakukan senam hamil. ......High maternal and infant mortality rate in Indonesia is caused by the high number of labor complications. It is because mothers are not physically and psychologically ready to face labor. This study aimed to identify factors influencing pregnant women's motivation to perform pregnancy exercises. The study design was a retrospective case control study involving 206 pregnant women as the respondents. Data were analyzed using Chi-square test and binary logistic regression. The result showed a significant correlation between income, occupation, belief and culture, health status, social support, and health information and the pregnant women's motivation to perform pregnancy exercises (p value < 0,05). While factors correlated significantly to the pregnant women's motivation not to perform pregnancy exercises were belief and culture, health status, and social support (p value < 0,05). The dominant factor to motivate mothers to accomplish pregnancy exercises were belief and culture, while in the group of mothers who did not perform pregnancy exercises was social support. Maternity nurses are expected to provide social supports to pregnant women to improve their motivation to accomplish pregnancy exercises.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihwan Hadi Sunarno
Abstrak :
Saat ini Pemerintah memiliki dua jenis Surat Berharga Negara dalam rangka pembiayaan APBN yaitu Surat Utang Negara SUN dan Surat Berharga Syariah Negara SBSN . Sebagai instrumen yang bebas risiko default, investor memberikan expected return yield berbeda terhadap kedua instrument tersebut. Yield SBSN secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan SUN dengan time to maturity yang sama. Perbedaan expected return tersebut diduga karena perbedaan likuiditas dari kedua instrument tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan likuiditas premium SBSN terhadap SUN dengan menguji pengaruh dari dimensi likuiditas seperti trading cost dimension dan market depth dimension serta terms SBSN seperti time to maturity dan kupon.Hasil dari penelitian terhadap seri PBS003 dan PBS004 dapat disimpulkan bahwa trading cost dimension berpengaruh signifikan terhadap liquidity premium PBS003 dan PBS004, sedangkan market depth dimension berpengaruh signifikan terhadap liquidity premium PBS004 yang merupakan seri teraktif diperdagangkan diantara sampel yang diteliti. Trading cost dimension yang mempengaruhi liquidity premium PBS003 adalah dimensi trading cost 5 bulan sebelumnya dengan koefisien negatif dan dimensi trading cost 3 bulan sebelumnya dengan koefisien positif. Perbedaan koefisien tersebut karena dalam menentukan risiko investasi, pada jangka panjang investor memperhatikan volatilitas pasar keuangan, sedangkan pada jangka pendek investor lebih memperhatikan faktor likuiditas. Dimensi kedalaman pasar yang mempengaruhi liquidity premium PBS004 adalah dimensi 4 bulan sebelumnya t-4 , hal ini diduga disebabkan adanya lag of information di pasar sukuk mengingat sukuk masih diperdagangkan dengan metode OTC. Selain itu, tidak adanya market maker sukuk yang menggerakkan perdagangan menjadi salah satu penyebab lag dari dimensi kedalaman pasar. Terms sukuk yaitu kupon dan time to maturity signifikan mempengaruhi keputusan investor dalam menentukan liquidity premium PBS003 dan PBS004. Namun, untuk PBS003, time to maturity memiliki koefisien negatif, sehingga berkurangnya time to maturity tidak diimbangi dengan turunnya yield. Untuk PBS004, liquidity premium dipengaruhi oleh the time to maturity 3 bulan sebelumnya yang diduga disebabkan oleh ekspekatsi investor atas kewajiban menjual sukuk maksimal 90 hari untuk memenuhi ketentuan PSAK jika sukuk dicatat dalam trading book. ......Government of Indonesia has two types of securities to financing the State Budget, namely Government Debt securities SUN and Government Sharia Securities SBSN . As risk free instruments, both SBSN and SUN should have the same return, but investors require different expected returns yield in both instruments. The average yield of SBSN is higher than SUN in the same tenor. The differences of yield is expected due to differences in liquidity of both instruments liquidity preium . This study aims to analyze factors that cause SBSN liquidity premium to SUN by examining the effect of liquidity dimension such as trading cost dimension and market depth dimension and SBSN terms such as time to maturity and coupon.The result of the research with the sample of Sukuk Negara PBS003 and PBS004 series concluded that the liquidity represented by the trading cost dimension significantly influence both PBS003 and PBS004, while the market depth dimension significantly influence the liquidity premium of PBS004 which is the most active trading sample. The trading cost dimension that influance PBS003 sample is the previous 5 month trading cost with negative coefficient and trading cost 3 months earlier with positive coefficient. The difference in coefficient direction of PBS003 means to measuring investment risk, investors in the long term pay attention to volatility and in the short term pay more attention to liquidity. The market depth dimension of PBS004 is 4 months earlier t 4 which is allegedly caused by the lag of trading information, where the sukuk trade is still OTC. The absence of market maker as the trading driver for SBSN contributed to cause the lag of market depth dimension. Terms of sukuk significantly influances the investors 39 decisions to require liquidity premium for the both of samples. However, for PBS003, time to maturity has a negative effect because PBS003 is not actively traded, so decreasing time to maturity is not accompanied by a decrease in yield. For PBS004, liquidity premium is influanced by the time to maturity of 3 months earlier allegedly caused by resale expectations within 90 days to comply with the accounting requirements in case of record in the trading book.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Andriwidyatmoko Sunarno
Abstrak :
Tesis ini berupaya menggali diskursus nasionalisme Indonesia pasca Reformasi. Di saat rezim otoriter berkuasa, diskursus nasionalisme merupakan alat untuk menyatukan bangsa dan melanggengkan kekuasaan atas nama pembangunan. Setelah reformasi terjadi, transisi demokrasi pun menjadi pintu masuk untuk mengembangkan wacana nasionalisme yang bermula dari kesadaran masyarakat. Persoalannya adalah bagaimana wacana nasionalisme yang berkembang setelah itu. Penelitian ini menggunakan dua pintu teoritik: teori tentang nasionalisme dan teori tentang transisi demokrasi. Teori tentang nasionalisme dikembangkan dari Castells (1997) yang menyatakan bahwa proyek nasionalisme tidak selalu berbasis pada tujuan pendirian negara bangsa. Teori itu menggiring penelitian ini pada teori Calhoun (2007) tentang ?nasionalisme sebagai sebuah diskursus.? Teori ini menjawab pertanyaan tentang bagaimana nasib bangsa setelah rezim negara-bangsa yang kuat telah runtuh. asumsinya, nasionalisme lebih merupakan sebuah formasi diskursif daripada suatu proyek identitas. Sementara teori tentang transisi demokrasi mengandaikan bahwa setelah runtuhnya rezim otoriter, sebuah negara memasuki fase transisi demokrasi. Dalam fase ini aktor yang paling banyak berperan adalah civil society. Persoalannya adalah bagaimana diskursus nasionalisme Indonesia diproduksi oleh OKP sebagai bagian dari civil society. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, studi dokumen, dan studi pustaka. Fokus studi adalah pada empat OKP berbasiskan dari gerakan mahasiswa ekstra kampus. OKP yang dipilih berdasarkan kategorisasi gerakan nasionalis (GMNI), mahasiswa minoritas (KMHDI), Islam moderat (KAMMI), dan Islam fundamentalis (GP). Diskursus nasionalisme mengalami perubahan signifikan. Pada Orde Lama, doktrin nasionalisme diterapkan melalui doktrin anti asing dan kolonialisme. Sedangkan Orde Baru diterapkan melalui doktrinasi tafsir tunggal Pancasila. Sementara itu, nasionalisme pasca reformasi bersifat konstruktifis atau kesadaran. Nasionalisme dikendalikan faktorfaktor yang lebih luas; baik internal maupun eksternal. Secara internal ia ditandai oleh negara yang lemah, desentralisasi, demokratisasi, dan bangkitnya kekuatan kesukubangsaan tertentu. Sementara secara eksternal, ia dipengaruhi oleh globalisasi, neoliberalisme, dan gagasan-gagasan baru tentang keterbukaan. Pendefinisian Nasionalisme Indonesia dan indentitas kebangsaan oleh pemerintah RI maupun OKP memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaan tersebut antara lain: Indonesia adalah negara yang plural, dibentuk dari beragam budaya, suku, dan agama. Nasionalisme merupakan alat, strategi, dan taktik untuk mencapai tujuan organisasi. Pemerintah, KAMMI, KMHDI, dan GMNI memandang bahwa indentitas nasional dibingkai dalam UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Adapun perbedaannya yaitu: OKP Gema Pembebasan memandang bahwa indentitas nasional Indonesia adalah Islam karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas Islam.
This thesis attempts discourses of nationalism post-reform in Indonesia. When the authoritarian regime in power, discourses nationalism is a tool to unify the nation and preserve power in the name of development. After the reform occurs, the democracy transition is the entrance to the discourse of nationalism that began from the public awareness. The problem is how the discourse of nationalism developed after that. This research uses a two-door theoretic: the theory of nationalism and the theory of democratic transition. Theory of nationalism developed from Castells (1997) which states that the project of nationalism was not always based on the goals of the nation state. Theory that lead this research in the theory of Calhoun (2007) about "nationalism as a discourses." Theory is the question of how the fate of the nation-state regime after a strong nation has come a cropper. The assumption is, nationalism is a more discursive formation of a project identity. While the theory about the transition of democracy presuppose that the authoritarian regime after the fall, the country enters the phase transition of democracy. In this phase most of the actors who play a role is civil society. The problem is how nationalism discourses produced by OKP in Indonesia as part of civil society. The research employs qualitative approach with in-depth interviews, documentary study, and literature study. The subjects taken by this study are the four OKP selected on the extra-campus movement students. The categorization of nationalist movement (GMNI), minority students (KMHDI), Islam moderates (KAMMI), and Islamic fundamentalists (GP) selected the OKP. Discourses of nationalism experienced significant changes. In the Old Order, the doctrine of nationalism applied through the doctrine of anti-colonialism and foreign. Meanwhile, the New Order is applied through a single doctrines Pancasila. Meanwhile, nationalism after reformation era, developed by constructivism awareness. Nationalism influenced widely factors, both internal and external. Internally marked by the weak of country, decentralization, democratization, and the rise of tribes. While externally, it is influenced by globalization, neo liberalism, and new ideas about openness. Nationalism definitions and nationality identity by Indonesian government and OKP has similarities and differences. Similarities are: Indonesia is a plural country, formed from a variety of cultural, ethnic, and religion; Nationalism is a tool, strategy, and tactics to achieve the goals of the organization; The Government, KAMMI, KMHDI, and GMNI looked the national identity are framed by the 1945 Constitution, Pancasila, NKRI, and Bhineka Tunggal Ika. And The differences are: Gema Pembebasan Exemption the national identities is Islam, because Indonesia is an Islamic majority country.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Andriwidiyatmoko Sunarno
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27140
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Kresno Sunarno
Abstrak :
Kondisi pengaturan waktu pengoperasian angkutan umum dewasa ini tidak optimal, hal ini disebabkan karena tidak adanya sistem pengaturan waktu yang tetap dan hanya merupakan pengaturan waktu berdasarkan untuk memenuhi sistem target setoran. Pemberangkatan bus dari terminal berdasarkan banyaknya penumpang yang naik atau batas waktu maksimum antrian bus yang ada di terminal. Tidak optimalnya pengaturan waktu yang ada dapat dilihat dari load factor (faktor muat bis) pada jam tidak sibuk sangatlah rendah dan pada jam sibuk load factor (fator muat bis) tinggi sekali. Dengan kata lain terjadi ketidakefisienan jumlah armada yang beroperasi. Hal ini menyebabkan perlunya pengaturan waktu pengoperasian angkutan umum yang optimal. Berdasarkan pertimbangan diatas maka skripsi ini bertujuan untuk pendekatan model pengaturan waktu pengoperasian angkutan umum (keberangkatan bus dari terminal) yang ada di lapangan. Pada perencanaan ini dihasilkan suatu mekanisme untuk kontrol terhadap kinerja sistem pergerakan angkutan umum yang ada melalui survey data kepada perusahaan angkutan umum PT MAYASARI. Model dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan software POWERSIM. Pengaturan waktu pengoperasian angkutan umum ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pelayanan angkutan umum yang merupakan argumentasi dari masyarakat pengguna angkutan umum. Peningkatan tingkat pelayanan dilakukan dengan mendapatkan waktu keberangkatan bis dari terminal yang optimal dari alternatif rute yang ada. Pada pembuatan pemodelan pengaturan waktu pengoperasian bis ini juga didapatkan biaya operasional angkutan umum.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>