Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suparman
Abstrak :
Salah satu terobosan strategis yang dilakukan pemerintah adalah memberikan izin Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen/ Lembaga menjadi Unit Swadana. Maksud pemberian izin tersebut adalah pemerintah ingin meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, namun pemerintah menghadapi kendala keterbatasan dana dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan umum tersebut. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan, tujuan dibentuknya Unit Swadana juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian/otonom dalam membiayai kegiatan operasional dan melaksanakan unit pelaksana teknis tersebut. Salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia yang diberikan izin untuk melaksanakan kegiatan Swadana adalah Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Dengan demikian Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo harus mampu meningkatkan mutu pelayanannya serta meningkatkan kemandirian dalam melaksanakan fungsinya. Seperti diketahui, RSCM disamping Rumah Sakit Umum, juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Peran ganda yang dijalankan ini sering mendapat keluhan dari pihak masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan, maka pada penelitian ini penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan strategi pengembangan peningkatan pelayanannya. Mengingat banyaknya jenis pelayanan yang diselenggarakan di RSCM, dan peneliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, maka penelitian dilakukan hanya pada Paviliun Khusus Swadana (PKS) yang meliputi Paviliun Cendrawasih, Paviliun Mawar dan Paviliun Melati, yang menyelenggarakan layanan rawat inap, dengan menggunakan metode deskriptif - kualitatif. Faktor-faktor yang di teliti adalah berbagai variabel yang mempengaruhi mutu pelayanan di Paviliun Khusus Swadana. Variabel tersebut moncakup profesional petugas, motivasi, profesional, insentif, masa kerja, budaya kerja. Struktur organisasi dan strategi kebijakan serta pengembangan peningkatan pelayanan, yang didasarkan pada berbagai pendapat/teori tentang suatu organisasi yang dapat memberikan pelayanan prima bagi para pengguna jasa layanan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa pada kenyataannya para pengguna jasa belum seratus persen menerima kepuasan atas mutu layanan yang diharapkan dari Paviliun Khusus Swadana (PKS). Oleh sebab itu perlu strategi pengembangan pelayanan yang dilaksanakan dengan melakukan diferensiasi layanan, pengembangan organisasi dan manajemen, yang didasarkan pada analisis situasi baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Efektifitas Pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, dan Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Efektifitas Pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan. Variabel yang diamati adalah Struktur Organisasi Kecamatan, Kewenangan yang dilimpahkan kepada Kecamatan dan Kualitas Pelayanan yang dihasilkan oleh Pemerintah Kecamatan. Pemilihan variabel atau faktor dimaksud, didasarkan pemikiran dan pertimbangan, dilihat dari kepentingan Pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya, bahwa efektifitas organisasi atau efektifitas pelayanan IMB merupakan tujuan yang harus dicapai oleh Pemeintah Kota khususnya, dalam mewujudkan tertib perijinan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang kota dan memberikan kepastian hukum dalam membangun bangunan, serta memberikan pelayanan yang lebih dekat dan mudah dijangkau, cepat dan murah. Dari kepentingan masyarakat, efektifitas pelayanan dicerminkan adanya kepuasan masyarakat menerima pelayanan yang diharapkan. Disadari penulis, bahwa banyak variabel atau faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi atau efektifitas pelayanan, sebagaimana pendapat atau teori yang diungkapkan para ahli, seperti faktor kepemimpinan, kultur, lingkungan, teknologi, motivasi dan lainnya. Akan tetapi, Penulis ingin membatasi pokok bahasan yang difokuskan pada teori yang mendukung dan relevan dengan kondisi nyata dilapangan. Data yang digunakan untuk pembahasan, adalah data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada 196 responden yang terdiri dan masyarakat Kecamatan Ciledug baik yang pernah berhubungan dengan Kecamatan, maupun yang belum pernah berhubungan dengan Kecamatan, serta aparat Kecamatan dan aparat Kota Tangerang. Disamping itu data sekunder diperoleh dari Badan Perencanaan Daerah, Pemerintah Kecamatan dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah Deskriptif Analisis bersifat kualitatif yang dikuantitatifkan, dengan cara setiap pertanyaan dalam angket sesuai dengan variabel yang diamati diberi bobot. Bobot tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan bobot maksimal dari masing-masing variabel, sehingga persepsi responden dari masing-masing variabel, maupun secara menyuluruh dapat diukur efektifitasnya. Untuk memudahkan perhitungan efektivitas masing-masing variabel yang diamati, ditetapkan bobotnya dengan asumsi, jika bobot efektifitasnya 0%-50% efektifitasnya kurang. Jika bobotnya 51%-75% efektifitasnya cukup. Jika bobot efektifitasnya antara 76%-85% efektifitasnya baik dan jika bobot efektifitasnya 86%-100% efektifitasnya sangat baik. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa pelayanan ijin mendirikan bangunan di Kecamatan Ciledug belum memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis terhadap efektifitas pelayanan, dilihat dari variabel struktur organisasi mendapat skor cukup atau 70,89 %, efektifitas pelayanan dilihat dari variabel kewenangan memiliki skor baik atau 84,25 % , dan efektifitas pelayanan dilihat dari kualitas pelayanan memperoleh skor baik atau 84,53 %. Sedangkan efektivitas pelayanan dilihat secara menyeluruh dari gabungan persentase atau skor masing-masing variabel yang diamati menunjukkan skor cukup atau 73,8 %. Dengan hasil skor cukup tersebut membuktikan, bahwa faktor struktur organisasi, kewenangan dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap efektifitas pelayanan ijin mendirikan bangunan di Kecamatan Ciledug, sehingga pelayanan ijin mendirikan bangunan yang diberikan oleh Kecamatan Ciledug belum baik, atau belum memenuhi harapan dan memuaskan masyarakat. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Tangerang, diharapkan menetapkan langkah kebijakan untuk melakukan perubahan atau penataan struktur organisasi dan kewenangan Pemerintah Kecamatan, serta penempatan pegawainya secara selektif. Disamping itu, perlu kebijakan khusus untuk memberdayakan Pemerintah Kecamatan sebagai perangkat daerah, untuk berfungsi sebagai back office atau front office dalam memberikan pelayanan ijin mendirikan bangunan di wilayah kerjanya, dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu, diharapkan kepada lembaga pendidikan tinggi khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dapat melakukan diskusi dan pengkajian secara ilmiah, mengenai masalah kewenangan atau desentralisasi kewenangan yang saat ini menjadi issue yang mengganggu integrasi bangsa, sebagai akibat perbedaan persepsi dan penafsiran dikalangan praktisi pemerintah, politisi maupun akademisi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
Warung Informasi Konservasi (WARSI) telah menunjukkan kiprahnya dalam mempersiapkan warga masyarakat untuk melaksanakan Proyek Konservasi dan Pembangunan Wilayah Terpadu di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan cara mengadakan pendampingan melalui apa yang disebut Fasilitasi Konservasi Desa. Salah satu desa yang menjadi sasaran adalah Desa Katenong I. Wilayah dianggap kritis mengancam kelestarian TNKS. Dikatakan kritis karena penduduk yang berjumlah 1048 jiwa dengan 249 KK sebagian besar kehidupan tergantung pada pola sistem pertanian peladang berpindah dan persawahan, serta kegiatan penambangan emas. Oleh karena itu perlu ada tindakan yang sifat persuasif dan edukatif untuk mengalihkan ke arah perilaku yang peduli terhadap konservasi TNKS. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui bagimana LSM WARSI dalam hal ini FKD melaksanakan proses pendampingan dalam mempersiapkan proyek ICDP-TNKS. Metode Penelitian adalah diskriptif dengan sasaran penelitian Fasilitasi Konservasi Desa (FKD) dan para Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat Desa Katenong I. Data mengenai pelaksanaan proses pendampingan diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan wawancara berstruktur, observasi. Data dianalisis menggunakan penjelasan kualitatif dan kuantitatif. Dari data yang berhasil diinventarisir memperlihatkan, bahwa FKD dalam melaksanakan preimplementasi ICDP, langkah pertama adalah mengadakan sosialisasi, pembentukan kelompok ICDP, perekrutan OML (Organisator Masyarakat Lokal). Selanjutnya dengan menggunakan PRA, FKD membuat sketsa desa, profit desa. Hasil kegiatan ini menyadarkan masyarakat tentang potensi serta masalah yang perlu ditanggulangi. Hal ini terlihat dari adanya bentuk-bentuk kesepakatan serta Daftar Usulan Rencana Pembangunan (DURP) yang telah disusun berdasarkan usulan dari masyarakat. Bentuk Kesepakatan Konservasi desa dituangkan dalam surat keputusan yang ditanda tangani oleh Kepala Desa, LMD, Sekretaris LMD, diketahui oleh Camat dan disyahkan oleh Bupati. DURP ICDP-TNKS intinya berisikan tentang peningkatan ekonomi rumah tangga dan pembangunan sarana dan prasarana kecil. Keputusan ini sesuai dengan apa yang telah diusulkan oleh rapat tim ICDP-TNKS, walaupun tidak semua usulan diterima secara utuh. Adapun yang ditolak usulannya adalah penanaman tanaman aren dan pengadaan mesin penggiling padi. FKD dalam melaksanakan pendampingan di Desa Katenong menerapkan pendekatan yang menempatkan warga masyarakat sebagai subyek pembangunan. Kondisi ini tercermin dari setiap tahapan kegiatan hanya melibatkan unsur-unsur yang ada di masyarakat. Mulai dari merumuskan kebutuhan, tujuan, serta prosedur bagaimana melaksanakannya senantiasa menyertakan warga masyarakat. Dalam hal ini kelompk elit desa. Namun demikian, hasil yang telah dicapai itu nampaknya akan sia-sia belaka, karena proyek ICDP-TNKS kurang dipahaminya tugas dan fungsi Kelompok Panitia Gugus Kerja pada tingkatan masyarakat bawah (grass root) sebagai pelaku perubahan. Bagaimana mungkin mereka akan dapat mentaati komitmen yang telah dibuat kalau warga masyarakat tidak tahu ada organisasi ICDP yang akan memantau semua aktifitas pembangunan yang dilakukan oleh warga. Penyebabnya, petugas hanya memberikan sentuhan inovasi pada kelompok elit desa dan sosialisasi yang tidak mendorong pada upaya penguatan. Oleh karena dimasa yang akan datang disain preimplementasi perlu ada perubahan dalam memberikan intervensi, yaitu tidak hanya elit desa, tapi seluruh komponen masyarakat desa.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
Kepuasan pasien dalam suatu rumah sakit merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Apabila pelayanan yang di terima sesuai dengan harapan, maka mutu layanan yang diberikan dipersepsikan baik atau memuaskan, dan sebaliknya, jika pelayanan. yang di terima tidak sesuai harapan, maka pelayanan tersehut dipersepsikan buruk dan tidak memuaskan. Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien yang di rawat di Pal. Melati dan ruang MPKP, dengan metode Serqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 120 responden, 60 pasien yang di rawat di Pav. Melati dan 60 pasien yang di rawat MPKP. Penelitian ini adalah cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur mutu layanan, menggunakan lima dimensi mutu, yaitu : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang MPKP ternyata lebih tinggi dari pada di Pav. Melati, untuk semua dimensi (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy). Sedangkan karakteristik responder yang berhubungan dengan tingkat kepuasan ternyata hanya pekerjaan di Pav. Melati sedang umur dan pendidikan tidak ada hubungan, baik di Pav. Melati maupun ruang MPKP. Menyarankan kepada pihak manajemen Perjan, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo untuk menerapkan secara optimal MPKP di seluruh ruang rawat, khususnya Paviliun Swadana (VIP), sehingga mutu pelayanan akan lebih berkualitas.
Patient satisfaction in the hospital is one of the indicators of the quality of hospital-health care that have been given to patients, as clients. If the hospital-healthcare received is equal to that expected by the patients, the quality health insurance would be considered good-and satisfy the patients. On the contrary, if the hospital-healthcare received is not as expected by or satisfy the patients, the healthcare will be of bad perception and disappointment. The aim of this study is to find the description of in-patient satisfaction level at "Melati" Pavilion and the "Professional Nursing Practice Model" (PNPM) ward or "Ruang Rawat Model Praktik Keperawatan Profesional"(MPKP), using the Serqual Method towards ward-healthcare. Data used in this study was a primary data using univariate and bivariate analysis. It is a quantitative cross sectional study, conducted to 120 respondents consisted of 60 in-patients at "Melati" pavilion and 60 in-patients at PNPM ward. The variable used to measure the quality health insurance were by the five quality dimensions: tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The results of this study showed that the respondent satisfaction levels in all of the quality dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy) in the PNPM ward was higher than that of "Melati" pavilion. There were no associations between the characteristics of the respondents (age and educational background) and the level of satisfaction in both types of wards, but there was relationship between job and the level of satisfaction of the respondents at "Melati" pavilion. It is recommended that in order to increase the in-patient satisfaction, to apply the Professional Nursing Practice Model (PNPM) at all of the wards in RSCM optimally, especially the VIP pavilions, as a result the health quality insurance will be qualified. References : 45 (1988-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
ABSTRAK Guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik di masa mendatang perlu dilakukan suatu perencanaan yanh baik. pengusahaan listrik selain atas dasar harga yang termurah juga harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulakn dari pembangkit. untuk itu perlu dilakukan suatu analisis guna mencari optimasi aik dari segi biaya dan juga dari segi lingkungan. pada tugas tesis ini penulis mencoba untuk mengajukan suatu metode analisis yang berkaitan dengan hal tersebut. analisis dilakukan dengan menggunakan dua buah program yang diintergrasi yaitu program WASP dan IMPACTS, diterapkan pada sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan parameter lingkungan emisi SO2. langkah pertama adalah me entukan suatu konfigurasi sistem energi atas dasar pertimbangan teknik dan ekonomi dengan menggunakan program WASP. kemudian ditentukan besarnya polutan udara khususnya SO2 dengan program IMPACTS. hasil dari IMPACS ini dijadikan dasar penyusunan strategi atau skenario pengembangan sistem kelistrikan sehingga akan didapat suatu konfigurasi yang optimal baik dari segi biaya maupun dari segi dampak lingkungan.
ABSTRACT In order to fulfill the demand of electric energy in the future, a good planning needs to be done. the generation of electricity is not only based on the lowest price, but it must also consider the environmental impact caused by the generation. therefore, an analysis is to find an optimization from the financing aspect as well as the environmental aspect neeeds to conducted. in this thesis paper, i am proposing an analysis method that is related to the optimization above. the analysis is conducted by using two integrated programs: WASP and IMPACTS, that are implementd in the Java-Bali electrricity system using the environment parameter of SO2 emission. he first step is to determine an energy system configuration based on the technical and the economic consideratons by using the WASP program. then, the amount of air pollution in particular SO2 is deterined by using the IMPACTS program. the result of the IMPACTS program is then used as the base in preparing the strategy for or the scenario of the electricity system development such that an optimum configuration is obtained from the financing aspect as well as the environment aspect.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
ABSTRACT
This study was conducted for the purpose to obtain valuable information on how far health center had done its role on improving children nutritional status.

This study did not attempt to evaluate health program implemented by health center, but only differentiated the two extremes of health center performance (low and high performance) and their contribution to improving children nutritional status.

This research report has been presented in three parts. Part 1. Introduction consisted of background of the study, problem statement and rationale of the study, literature review, causal model, hypotheses, objectives of the study, variables and indicators. Part 2. Manuscript for publication was presented according to Food and Nutrition Bulletin's format, there were abstract, introduction, subjects and methods, results, discussion, conclusion, references, and appendices. Part 3. Appendices consisted of questionnaires, methodology, ethical consideration, operational definition, detailed results, recommendations, instruction for the contributors of Food and Nutrition Bulletin, references and curriculum vitae.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
Tingkat keandalan pasokan listrik tergantung pada besarnya kapasitas cadangan (reserve margin) dan keandalan pembangkit. Semakin besar kapasitas cadangan maka akan semakin andal dan tinggi tingkat keselamatan pasokan listrik. Dilain pihak, semakin tinggi kapasitas cadangan membutuhkan biaya investasi yang semakin besar pula, yang pada akhirnya akan membuat harga listrik tinggi. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan ekonomi dan teknis dalam menentukan tingkat keandalan sistem tenaga listrik. Secara teori permasalahan optimal tingkat keandalan sistem tenaga listrik dapat diselesaikan dengan memadukan antara biaya pasokan dan biaya kegagalan (outage cost) yang ditanggung oleh konsumen pada saat terjadi gangguan pasokan. Tingkat keandalan optimal akan tercapai pada titik antara biaya total pasokan dan biaya kegagalan pada nilai terendah. Untuk menentukan biaya kegagalan perlu diketahui besaran nilai kehilangan beban (value of lost load) dan energi tak terlayani (energy not served). Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai kehilangan beban. Pada penelitian ini digunakan pendekatan dengan model input output energi. Salah satu keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah dapat memperhitungkan dampak ganda dari adanya gangguan pasokan listrik. Reliability level of electricity supply depends on level of reserve capacity and generating reliability. The greater of reserve capacity hence would increasingly reliability and height level of safety of electricity supply. In other hand, the high reserve capacity requires a big investment also, which in the end will make the high price of electricity. Therefore, technical and economic consideration in determining level of system reliability is needed. Theoretically, problems of reliability level optimization of electricity power system can be solved by comparing the cost of supply with outage cost at different reliability levels. The optimum reliability level will be at the balanced point between the total cost of supply and outage cost. To determine outage cost it is important to know value of lost load and energy not served. There are some approach to determine value of lost load. At this research, the energy input-output model is applied. One of excellence of this method compared to other method is can consider multiplier effect from electricity outage impacts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1368
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Abstrak :
Tingkat keandalan pasokan listrik tergantung pada besarnya kapasitas cadangan (reserve margin) dan keandalan pembangkit. Semakin besar kapasitas cadangan maka akan semakin andal dan tinggi tingkat keselamatan pasokan listrik. Dilain pihak, semakin tinggi kapasitas cadangan membutuhkan biaya investasi yang semakin besar pula, yang pada akhirnya akan membuat harga listrik tinggi. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan ekonomi dan teknis dalam menentukan tingkat keandalan sistem tenaga listrik. Secara teori permasalahan optimal tingkat keandalan sistem tenaga listrik dapat diselesaikan dengan memadukan antara biaya pasokan dan biaya kegagalan (outage cost) yang ditanggung oleh konsumen pada saat terjadi gangguan pasokan. Tingkat keandalan optimal akan tercapai pada titik antara biaya total pasokan dan biaya kegagalan pada nilai terendah. Untuk menentukan biaya kegagalan perlu diketahui besaran nilai kehilangan beban (value of lost load) dan energi tak terlayani (energy not served). Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai kehilangan beban. Pada penelitian ini digunakan pendekatan dengan model input output energi. Salah satu keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah dapat memperhitungkan dampak ganda dari adanya gangguan pasokan listrik. ......Reliability level of electricity supply depends on level of reserve capacity and generating reliability. The greater of reserve capacity hence would increasingly reliability and height level of safety of electricity supply. In other hand, the high reserve capacity requires a big investment also, which in the end will make the high price of electricity. Therefore, technical and economic consideration in determining level of system reliability is needed. Theoretically, problems of reliability level optimization of electricity power system can be solved by comparing the cost of supply with outage cost at different reliability levels. The optimum reliability level will be at the balanced point between the total cost of supply and outage cost. To determine outage cost it is important to know value of lost load and energy not served. There are some approach to determine value of lost load. At this research, the energy input-output model is applied. One of excellence of this method compared to other method is can consider multiplier effect from electricity outage impacts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D904
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Bandung: Trikarya, 1953
355 Sup p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>