Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supratman
"Perjanjian GATS membawa dampak pada pelayanan kesehatan sehingga penting untuk membuat sistem regulasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing negara. Strategi untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan antara lain memperbaiki sistem pendidikan kesehatan, menggalang kehidupan keprofesian dan penataan kembali sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga mampu memberi pelayanan yang baik dan transparan, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan sistem manajemen termasuk manajemen keperawatan sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja perawat. Penelitian prestasi kerja di RS Islam Jakarta dilaksanakan mengingat prestasi kerja mereka selama ini secara umum belum memuaskan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancangan deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dimana unit analisisnya adalah perawat pelaksana yang bekerja minimal satu tahun di unit rawat inap . Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang menggunakan konsep teori motivasi isi dari Maslow dan Herzberg. Sedangkan instrumen prestasi kerja diadopsi dari hasil penelitian Ilyas di RS Islam Jawa Tengah tahun 1994. Variabel motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik (penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang dan otonomi dalam pekerjaan) dan motivasi ekstrinsik (penerimaan gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan institusi dan supervisi atasan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum prestasi kerja perawat di RS Islam Jakarta, 56,5% berprestasi tinggi (2) motivasi kerja ekstrinsik perawat di rumah sakit, 44% tinggi dan motivasi kerja intrinsik, 55,4% tinggi (3) terbukti dalam penelitian ini yang berhubungan secara bermakna terhadap prestasi kerja perawat ialah gaji, kebijakan institusi, supervisi, penghargaan, tanggung jawab dan kesempatan berkembang (4) dari enam komponen motivasi yang berhubungan maka terdapat dua faktor yang dominan, yaitu gaji dan kesempatan berkembang. Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka dapat disampaikan saran antara lain (1) perlunya merubah kebijakan rumah sakit tentang gaji perawat (2) kondisi lingkungan kerja perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya (3) pelaksanaan supervisi perlu ditingkatkan baik kaulitas dan kuantitasnya (4) perlu ditingkatkan sistem penghargaan yang adil (5) pemberian tanggung jawab yang lebih luas kepada perawat (6) diperluasnya kesempatan bagi perawat untuk dapat lebih maju dan berkembang.

GATS agreement impacted to health services, so it is important to make a suitable regulation system to the situation and condition in each country. The strategies in improving the health services system are to improve the health education system, to do professional life and to rearrange the system of giving the health service. So it will give transparent and good services, qualified and patient need orientation. It is important to improve management system including nursing management so that it can increase nurse performance.
This research done because of unsatisfied performance of nursing staff in Jakarta Islamic Hospital. This research is non experimental quantitative research with correlative descriptive design. Sampling method is done by cross sectional in which its analysis unit is nurses with one year working experience in hospital. The instrument is questionnaires that use content motivation theory from Maslow and Herzberg (La Monica, 1996). Whereas the nurses? performance instrument is adopted from Ilyas?s research results in Islamic Hospital in Central Java on 1994. Motivation factors variable include intrinsic motivation (reward of achievement, responsibility in working, opportunity to improve self, autonomy) and extrinsic motivation (salary acceptance, working environment condition, institution policy, quality of supervision).
Research result showed that (1) generally, nurses performance in Jakarta Islamic Hospital, 56,5% is high (2) nurses extrinsic motivation, 44% is high and intrinsic motivation, 55,4% is high (3) in this research proof that significant correlation to the nurses performance is salary acceptance, institution policy, quality of supervision, reward system, responsibility in working, opportunity to improve (4) there is two dominant factors is salary acceptance and opportunity to improve. Considering the research result above so can be suggested that (1) it is necessary to increase salary (2) increasing the quality of work condition (3) increasing the quantity and quality of supervision (4) reward system in equity (5) giving more responsibility to the nurses, and (6) giving more opportunity to improve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Dunia iklan di televisi dipenuhi dengan beraneka ragam bentuk gambaran kehidupan masyarakat dari yang sangat realistis sampai pada gambaran tentang mimpi-mimpi imajinatif. Gambaran tersebut membentuk Persepsi yang lambat laun membangun citra masyarakat akan kehidupan dalam realitas sosialnya. Ukuran modernitas, kemewahan, kecantikan, kekuatan dirujuk dari penampilan iklan di media massa. Kekuatan inilah yang digunakan oleh produsen barang dan jasa untuk menampilkan pesan komunikasinya untuk menjangkau kesan maupun rangsangan bagi konsumen untuk mengkonsumsi produknya sehingga membentuk realitas semu. Penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana iklan televisi dikonstruksi untuk mempengaruhi citra produk konsumen.
Penelitian ini didasari atas beberapa teori tentang proses komunikasi dan penandaan iklan yang membentuk citra tertentu. Teori Raymond Williams dan Simon During (1993) mengatakan bahwa iklan membentuk sebuah dunia magis yang mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap dan mempesona Melalui media massa. Melalui proses kreatif iklan mampu mengkontruk suatu realitas dari realitas sosial yang terjadi dan membentuk realitas bentukan Baru (Berger dan Luckman, 1990), yang disebut sebagai kesadaran palsu (Marx). Terjadinya proses pengaruh atau transformasi citra tersebut diakibatkan oleh interaksi simbolik yang menghadirkan dunia kesadaran dan mempengaruhi pandangan budaya manusia. Atas dasar itu, pencitraan ikian dapat dikatagorikan kedalam delapan golongan; yakni citra perempuan, citra maskulin, citra kemewahan, citra kelas sosial atas, citra kenikmatan, citra manfaat, citra persahabatan, dan citra seksisme.
Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif yang memakai teknik semiotika untuk menggali citra yang dikonstruksi iklan dan wawancara mendalam untuk mengetahui citra yang dikemukakan oleh konsumen. Ada 8 informan yang memiliki pola jawaban yang relatif berbeda yang diambil dari konsumen produk yang digunakan, yakni produk shampo Emeron Gingseng Madu dan Sunsilk Protect Balance di sekitar lokasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian konstruksi iklan dengan citra yang diterima oleh konsumen. Citra-citra iklan kedua shampo tersebut adalah citra manfaat, citra persahabatan, citra perempuan dan citra kemewahan. Dengan demikian, implikasi dari hasil penelitian ini adalah adanya konstruksi sosial yang dibentuk oleh iklan dan berlangsung secara terus-menerus. Secara metodologis, penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan studi survei atau eksperimental untuk mengetahui secara akurat pengaruh iklan terhadap persepsi konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Energi listrik dapat dihitung dari informasi daya dan waktu pemakaian. Daya merupakan perkalian antara arus yang mengalir dengan tegangan yang digunakan. Dengan menggunakan Current Transformer (CT) untuk mengukur arus yang inengalir dan resistor pembagi tegangan untuk mengukur dan ineinperkecil tegangan beban, sistem dapat dengan mudah mengukur daya tampak dan energi tampak yang digunakan oleh beban tersebut dari informasi frekuensi pulsa digital IC MCP3909 dengan bantuan mikrokontroler AT1nega32. Sistem tersebut telah berhasil dibuat dan menghasilkan hasil pengukuran daya tampak dan energi tampak yang sesuai dengan beban yang digunakan yang hasilnya ditampilkan pada LCD.

Electrical energy can be calculated from the information of power and time. Power is multiplication between current and voltage. By using Current transformer (CT) to measure current and using resistor divider to measure voltage, the system can measure the apparent power and energy consumed by the load from the frequency of digital pulse output IC MCP3909 by applying ATmega32 microcontroller. The system has been made successfully and displaying the measurement results in LCD display."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29433
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Ekstrak biji keluak dan ubi ungu merupakan ekstrak inhibitor dari tumbuhan yang potensial dapat dijadikan bahan inhibitor alternatif ramah lingkungan untuk diaplikasikan pada pipa baja API 5L. Kemampuan inhibisi korosi dari kedua inhibitor ini diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Polarisasi Potensiodinamik dan 'Electrochemical Impedance Spectroscopy<' (EIS). Sedangkan senyawa kimia yang terkandung didalam inhibitor diinvestigasi dengan pengujian FTIR. Dari hasil karakterisasi yang dilakukan terhadap kedua ekstrak inhibitor tersebut dengan pengujian FTIR menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa golongan 'flavonoid<' dari group fungsi polar seperti hidroksil dan karbonil.
Sedangkan dari hasil pengujian elektrokimia didapatkan efisiensi inhibisi terbaik terjadi pada konsentrasi inhibitor yang secara berturut- turut adalah 4000 ppm pada ekstrak biji keluak dengan efisiensi 61.28%, 3000 ppm pada ekstrak ubi ungu dengan efisiensi 65.31% dan 4000 ppm : 4000 ppm pada kombinasi ekstrak biji keluak & ubi ungu dengan efisiensi sebesar 26.93%. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik serta sesuai dengan model dari Langmuir dan Tempkin.

Keluak seed extract and purple sweet potato are inhibitor extracts from plants that have the potential to be made as an environmental friendly inhibitors to apply for API 5L steel pipes. Corrosion inhibition ability of these two inhibitors were investigated by using Potentiodynamic Polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) tests. While the chemical compounds contained in inhibitor were investigated by FTIR testing. From the results of the characterization performed on the two inhibitor extracts by FTIR testing showed that the compounds contained in the two inhibitors were flavonoid compounds from polar function groups such as hydroxyl and carbonyl.
Meanwhile, the results of the electrochemical test showed that the best inhibition efficiency occurred on inhibitor concentration of 4000 ppm in the extract of keluak seed with efficiency of 61.28%, 3000 ppm in the purple sweet potato extract with efficiency of 65.31% and 4000 ppm : 4000 ppm in a combination of keluak seed extract & purple sweet potatoes with efficiency of 26.93%, respectively. The EIS test results showed that these two inhibitors can protect the metal by forming a film layer that inhibited the metal surface. The adsorption mechanism of the inhibitor shows as a physical adsorption mechanism and in accordance with the models from Langmuir and Tempkin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supratman
"Pembangunan kesehatan antara lain diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan sumber daya manusia (GBHN 1993). Dengan keadaan status derajat kesehatan di Indonesia yang masih rendah yang dapat dilihat pada indikator kesehatan (angka kematian ibu dan angka kematian bayi), maka pemerintah rnengeluarkan kebijakan terobosan dengan menempatkan bidan di desa yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan dan peningkatan mutu kesehatan dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sehubungan dengan ketersediaan dana dan alokasi pengangkatan pegawal yang terbatas dari pemerintah maka kemudian kebijakan ini dilanjutkan dengan penempatan bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (PTT) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan (1994). Dengan gaji yang relatif tinggi bidan PU diharapkan akan meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan Departemen Kesehatan tersebut tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lnformasi tentang kinerja bidan PU serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Pemilihan daerah ini didasarkan pada cakupan program KIA di daerah ini yang masih rendah, selain itu jumlah diantara daerah Jobotabek (Bogor, Bekasi, Tangerang), daerah Bekasi jumlah penempatan bidan di desa di Bekasi yang paling rendah. Penelitlan ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain Kros Seksional, dengan populasi peneiltian adalah seluruh bidan Desa di Bekasi. Malisa menggunakan anafisa univartat, bivariat dengan statistik korelasi Pearson, multivariat dengan regresi linler sederhana. Hipotesis penelltian ini sebagai berikut: faktor motivasi, individu, sosialbudaya, geografi dan pendukung mempunyai hubungan searah dengan kinerja bidan PTT.
Hasil analisis unlvariat, menunjukkan bahwa kinerja bidan PTT masih rendah akan tetapi bila dibandingkan dengan bidan PNS, maka bidan PTT tidak jauh berbeda. Faktor geografi adalah faktor yang berhubungan dengan bidan PTT. Pada analisis bivariat komponen dari faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan PTT adalah tanggung jawab dari faktor motivasi dan pengetahuan dari faktor Individu. sedangkan dari analisis multivariat faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan PTT adalah faktor geografi. Faktor-faktor lain selain faldor geografi tidak berhubungan untuk bidan PTT. Lebih dari separuh bidan PTT telah melaksanakan sistim pelaporan yang lengkap dan teratur yang berarti bahwa kewajiban bidan PTT sebagian terpenuhi.
Saran untuk Pengelola program KIA Propinsi dan Departemen Kesehatan, adalah meningkatkan kinerja bidan PTT dengan komponen penyusun kinerja dan faktor keterjangkauan wilayah. Fakyor keterjangkauan artinya target cakupan untuk daerah yang sulit harus disesuaikan dengan keadaan geografi dan tidak boleh disama ratakan dengan target cakupan pada daerah yang biasa ( tidak terpencil). Untuk mengatasi keadaan geografi tersebut tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang singkat, karena hal ini lebih banyak berhubungan dengan sektor lain yang terkait seperti Pemerintah Daerah (Departemen Dalam Negeri) dan sektor-sektor lain. Untuk itu saran yang lebih efisien dengan menempatkan lebih dari seorang bidan di desa pada daerah yang sulit dijangkau dengan maksud agar semua daerah yang sulit dijangkau dapat terjangkau. Untuk peneliti, masih banyak komponen dari faktor kinerja yang belum tergali karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik dalam metoda maupun analisis maka disarankan untuk mencarikan penelitian yang lebih dalam dengan menggunakan metoda yang dan analisis yang lebih akurat.

The health development among others is directed to improve the quality of the human resources (Outline of National Development, 1993) by way of increasing health services. The low health status in Indonesia are seen from the health indicators (infant and maternal mortality). In response, the government issued a breakthrough policy by placing midwives in the villages in order to distribute and increase the quality of health services, and resulting the decrease of infant and maternal mortality. However, due to the limited of fund and employment, the placement of the midwives in the villages is decided as a temporary employee (PTT) based on the decree of the Minister of Health. With a relatively higher salary, the midwives will increase their performance in order that the objectives of the Health Department policy is obtained.
This research is intended to obtain information regarding the performance of the temporary employee midwives and factors that influence them in the Regency of Bekasi, West Java Province. The selection of the province is based on the coverage of he MCH program in that area, even though the addition of the midwives is the lowest among the Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi). This research is a descriptive one with a cross sectional design, with the research population are the whole villages midwives in the Bekasi. The analysis is using the univariate, bivariate with Pearson correlation statistics, and multivariate with simple linear regression. The hypothesis follows. Motivation factors, individual, social cultural, geography and support have a positive relationship with the performance of the temporary employee midwives.
Based on the univariate analysis, the performance of the temporary employee midwives is still low, however, compared with the civil employee midwives, their performance is not too much difference. In other words, the temporary employee midwives have a good performance. The geographical factors are related to the temporary employee midwives performance. According to the bivariate analysis, the factors that related with the performance of the temporary employee midwives are of the motivation factors and knowledge. While based on the multivariate analysis, the factors that are related to the temporary employee midwives performance is the geographical factors. Other factors are not related to the midwives performance. More than half of the temporary employee midwives have performed a complete and regular report which means that half of their duties have been fulfilled.
It is suggested to the manager of the provincial MCH program and the Health Department, that placement of the temporary employee midwives should be continued, to increase the performance of the temporary employee midwives. Beside the performance criteria, the accessibility should be considered. It means that a difficult target coverage should be adjusted with the geographical factor and it should nat be generalized with a normal target area coverage ( a close area). Overcoming the geographic constraint can not be done in a short period, because it is related to other sectors such as the Provincial Government (Department of Internal Affairs) and other sectors. Therefore, the suggestion is to place more than one midwife in an area that hard to reach. Then all the areas that hard to reach can be accessed. In order to perform these activities, a proposal is needed from the Health Office to the Health Department asking for a cooperation to place midwives in the area of hard to reach. There are many components of the performance factors that can not be investigated due to the constraints, both in the methods and in the analysis. Therefore, it is suggested suggest to make a further research by using a more acurate method and analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Supratman
"Pemilihan sumber pembiayaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan, dan berdasarkan teori yang ada (Pecking Order hierarchical financing), maka perusahaan akan memilih sumber pembiayaan mulai dari sumber dana termurah dari dana internal perusahaan, seperti kas dan ekuivalennya, modal kerja bersih, depresiasi maupun laba bersih, hingga pembiayaan eksternal jangka panjang melalui hutang jangka panjang, obligasi ataupun saham sebagai sumber pembiayaan terakhir. Selain itu dalam pola pembiayaan perusahaan harus konsisten pula bahwa pembiayaan eksternal jangka panjang sebaiknya hanya digunakan untuk mendanai asset jangka panjang, dan dengan kata lain sumber pembiayaan jangka pendek sebaiknya digunakan untuk mendanai asset jangka pendek (Maturity Matching Prnnsiple).
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang apakah ada pengaruh yang signifikan antara sumber-sumber pembiayaan internal terhadap pembiayaan eksternal, sekaligus menjawab apakah perusahaan-perusahaan di BEJ tersebut telah menerapkan pola pembiayaan mengikuti Hirarki Pecking Order dan the Maturity Matching Prinsiple.
Persamaan regresi digunakan untuk menggambarkan pengaruh dan hubungan antara variabel pembiayaan internal dan pengeluaran modal sebagai variabel independent dengan variabel pembiayaan eksternal sebagai variabel dependen, dengan mempertimbangkan persamaan sebelum dan sesudah krisis. Hasil pengolahan data menggunakan metoda ordinary least square (OLS) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel sumber pembiayaan internal terhadap sumber pembiayaan eksternal. Pada periode sebelum krisis, perusahaan-perusahaan di BEJ telah mengikuti pola pembiayaan berdasarkan kedua teori di atas. Akan tetapi setelah krisis, perusahaan-perusahaan cenderung mengubah pola pembiayaan mereka, dengan tidak mengikuti pola pembiayaan berdasarkan hierarki pecking order, akan tetapi masih mengikuti prinsip maturity matching.

The selected financing sources will effect the structure of capital of company, and was based on existing theory of pecking order hypothesis, firms must selected their financing sources provided from cheapest internal financing, such as cash and equivalent (S1), net working capital (S2), depresiation and net income (element S3)as the financial slack, until the long-term financing sources through bond or shared as the last chosen financing sources. In addition, the principle financing should be consistent that long- external financing should be used for long-lived assets, however the financing short term should be used to finance short-lived assets g (the maturity matching principle)
This research is aimed to resolved any problem regarding whether there is any significant effect among the internal financing sources toward external financing, also to settle whether the firms of BEJ have applied the financing system that recomended by pecking order hierarchi and the maturity matching principle.
The regression equations is used to describe any relationship and effect among variable of internal and capital expenditure (financial slack and capital expenditure ) as the independent variabel to external financing as the dependent variable, by considering before and after crisis. The result of regression OLS revealed that there is a significant relationship between both of internal and external financing. Before crisis, firms of BEJ have followed the financing hierarchi based on the both theor mentioned above. But after crisis, firms tend to change their financing behaviousr, so that they have been applying the pecking order hierarchical financing, but still apply the maturity matching principle.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
IDP Bagus Supratman
Depok: D3 AKK FKM UI, 2003
368.32 BAG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
IDP Bagus Supratman
Depok: D3 AKK FKM UI, 1999
368.42 BAG a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Supratman
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan pada Masyarakat Nelayan Tomalou, masyarakat yang tinggal pada di Pulau Tidore Halmahera Tengah. Isi ini merupakan suatu bahasan mengenai pengaktifan sosial satu kelurahan skripsi struktur kekerabatan sebagai suatu tanggapan Masyarakat Nelayan Tomalou atas masalah-masalah yang lahir sebagai akibat peningkatan ekonomi pasar. Seperti diketahui masyarakat nelayan hidup dalam suatu lingkungan yang tidak menentu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Kondisi ini lah yang merupakan pangkal dari segala masalah yang mereka hadapi. Ini berarti segala tanggapan, baik tanggapan teknologis maupun sosial, terhadap masalah-masalah yang dihadapi nelayan harus sesuai dengan kondisi ini. Jika peningkatan ekonomi pasar menuntut Masyarakat Nelayan Tomalou untuk menciptakan serangkaian hubungan ekonomi guna mendapat bantuan-bantuan dalam upaya pengadaan modal, kegiatan produksi, pengolahan dan penjualan surplus produksi dan pengadaan dana konsumsi, maka hubungan-hubungan ekonomi yang mereka jalin harus sesuai dengan kondisi ketidaktentuan lingkungan tersebut. Dari hasil penelitian tampak bahwa Masyarakat Nelayan Tomalou mengaktifkan struktur kekerabatan dalam menciptakan hubungan-hubungan ekonomi untuk memenuhi keperluan tersebut di atas. Pengadaan modal diusahakan dengan jalan menciptakan hubungan pengusaha kekerabatan tampak pada jalinan hubungan ini karena hubungan ini hanya tercipta pada pengusaha yang memiliki pertalian kekerabatan. Pada kegiatan produksi rekruitmen keanggotaan kelompok kapal dan pengorganisasiannya juga kerjasama antar (pemilik) kapal. Pengaktifan struktur didasari pertalian kekerabatan di antara seseorang dengan pengusaha. Pada proses pengolahan dan penjualan tampak pula bagaimana struktur kekerabatan mendasari pemilihan dengan dibo-dibo (tengkulak) mana suatu kelompok kapal menjalin hubungan berlangganan, kepada siapa dibo-dibo mengupayakan bantuan tenaga pada proses pengolahan ikan dan dengan siapa dibo-dibo menjalin hubungan rekanan untuk keperluan pemasaran ikan-ikan tersebut. Begitu pula halnya dengan kegiatan konsumsi, pengadaan dana-dana konsumsi terkait dengan wujud-wujud kesatuan kerabat tertentu.. Pada kegiatan-kegiatan tersebut di atas, jalinan hubungan hubungan ekonomi yang tercipta dilandasi oleh pertalian kekerabatan antara pihak kesatu dan pihak yang lainnya. Tingkat prioritas dengan kerabat mana seseorang menjalin hubungan-hubungan ekonomi itu sesuai dengan sesuai dengan lingkaran-lingkaran kerabat yang mengitari seorang individu. Mereka yang berada pada lingkaran keluarga fola moi merupakan prioritas pertama, demikian seterusnya dengan lingkran ke 1uarga . fola madoya dan keluarga to madui u. Ini berati semakin dekat keberadaan seseorang dalam lingkaran kerabat maka penciptaan jalinan hubungan ekonomi dengan orang tersebut semakin diprioritaskan. Selanjutnya apakah pengaktifan struktur ketidaktentuan lingkungan ya. Salah satu akibat dari kondisi adalah kesulitan pendugaan akan kekerabatan ini sesuai dengan kondisi Jawabannya adalah lingkungan tersebut kondisi hari esok. Oleh karena itu masyarakat nelayan bisa menciptakan kelanggengan hubungan sosial dan loyalitas dari pasangan dengan siapa mereka menciptakan tersebut. Pada Masyarakat Nelayan Tomalou, struktur kekerabatan lah yang lebih menjamin harus hubungan-hubungan terciptanya kelanggengan dan loyalitas dalam hubunganhubungan ekonomi itu. Dengan mengaktifkan struktur kekerabatan maka setiap jalinan hubungan ekonomi tidak hanya terikat hanya karena perhitungan-perhitungan ekonomis tetapi juga menyangkut kewajiban seorang terhadap kerabatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S7495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frial Ramadhan Supratman
"Kota Cirebon pada awal abad ke-20 menghadapi berbagai problema. Salah satu problema yang dihadapi oleh Kota Cirebon adalah masalah kesehatan. Masalah ini sebenarnya bukanlah masalah baru bagi Kota Cirebon. Pada masa sebelumnya Kota Cirebon pernah mengalami gangguan kesehatan seperti munculnya wabah penyakit malaria pada tahun 1805. Permasalahan itu berlanjut ketika Kota Cirebon ditetapkan sebagai Gemeente pada tahun 1906. Permasalahan itu ditimbulkan oleh ekologi alami, kebijakan pemerintah hingga kebiasaan masyarakat. Hal itu memunculkan bebrbagai penyakit. Dua penyakit yang muncul pada awal abad ke-20 di Kota Cirebon adalah malaria dan pes. Untuk membrantas penyakit-penyakit yang ada maka pemerintah dan masyarakat bekerjasama untuk menanggulanginya. Penanggulangan itu berupa pembentukan DVG, pembentukan rumah sakit dan poliklinik, pengobatan, perbaikan kampung dan infrastruktur hingga memperjuangkan kesehatan dalam Dewan Kota.;

Cirebon city in early tweentieth century had several problems. The one of problems in Cirebon city was the health problem. Its was not a new problem for city. In previous time, Cirebon city had a health problem such as the emergence of malaria pleague in 1805. Its problem continued when Cirebon city appointed as Gemeente in 1906. The problem caused by natural ecology, government policy and society custom. These made several diseases. The two diseases in Cirebon city at the early tweentith century is malaria and pes. To extirpate diseases government and society worked together to tackled it such as the emergence of DVG, the formation of hospital and polyclinic, development of kampung and infrastructure, and fighted for health at city assembly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>