Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 12 Document(s) match with the query
cover
Suwito
"Modul - I
Pengenalan Statika Struktur
PENJELASAN
I. Tujuan lnstruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah statika struktur mahasiswa mampu mengaplikasikan hukum kesetimbangan statika pada bermacam konstruksi, khususnya konstruksi statis tertentu dengan macam pembebanan yang berbeda.
II. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan statika struktur sebagai salah satu ilmu dasar khusus dengan ilmu-ilmu dasar khusus yang lain serta kaitannya dengan ilmu-ilmu lainnya pada jurusan teknik mesin.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar statika struktur/Hukum Newton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP 1998 - 1999 6
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suwito
"This study aims at describing the choice and selection of a language and its varieties, from the point of view of the kinds of constraints and the utterance of the speakers in the Javanese speech community in the three villages in Surakarta municipality.
This study is based on the assumption that in a Javanese speech community there are at least two languages playing the role as communicative codes i.e. Javanese and Indonesian. In the communication process one choose between Javanese and Indonesian or the varieties of the two. The two languages and their vanities cannot be used haphazardly in all events and in all situations ; The uses of those languages must conform to social, cultural, and situational fact-ors found in Javanese society. Such lack constraints in using a particular variety of a language signals a trend of the selection of language i.e. for what specific purpose a speaker uses a language and in what situation he/she uses another.
The selection of language in a society constitutes one of the features that shows a diglosic situation. In Javanese society the selection of a language is still colored by the deviation utterances of their speakers, due the interference phenomena from Javanese elements into Indonesian. Such phenomena lead to an impression that there is still an overlapping use of Javanese and Indonesian by speakers in general. the overlapping use of the two languages in the Javanese speech community of the-three villages of Surakarta indicates that the disglosic situation is not yet steady.
The application of extra linguistic constraints on the choice and selection of a language is based on the concept of the components of speech, proposed by Dell Hynes (1972), and on its elaboration by Poedjosoedarmo (1979). And the analysis of speech deviation is based on the interference phenomena as discussed by Weinreich (1968), Dittmar (1976), and hababan {1977). By those approaches, the choice and selection of language and it constraints and tha application in the utterances would be able to be explained, and the social, cultural, and situational background of the unstable diglosic situation in Javanese speech community of Surakarta can be examined."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
D354
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwito
"ABSTRAK
Meningkatnya persaingan di antara perusahaan penerbangan baik di pasar domestik maupun internasional sebagai akibat deregulasi di sektor penerbangan telah mendorong beberapa perusahaan penerbangan untuk selalu mengembangkan produknya agar bisa memiliki keunggulan kompetitif, yang pada gilirannya mampu menarik penumpang yang lebih banyak secara terus menerus.
Program frequent flyer adalah salah satu produk yang dikembangkan oleh banyak perusahaan penerbangan di dunia saat ini. Salah satu tujuan utama dikembangkannya program ini adalah menarik penumpang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dan sekaligus mampu membayar tiket dengan harga yang Iebih tinggi dari kelompok penumpang lainnya.
Program Frequent Flyer ditawarkan kepada bussines travellers melalui sistem keanggotaan. Dengan menjadi anggota program tersebut, penumpang dapat menikmati beberapa keistimewaan yang ditawarkan penyelenggaranya. Penghargaan (award) tersebut umumnya berupa pemberian tiket cuma-cuma atau menempati tempat duduk di kelas yang lebih tinggi (upgrade) bagi yang telah mencapai akumulasi jarak (mileage) tertentu. Selain itu, program tersebut juga menawarkan beberapa fasilitas lain seperti lain seperti tambahan bagasi cuma-cuma (extra baggage allowance), ruang tunggu ekslusif, dan pelayanan lain yang dianggap kompetitif.
Untuk menambah daya kompetitif dari program ini, beberapa perusahaan melaksanakan satu program frequent flyer bersama-sama. Selain itu, penyelenggara program ini juga bekerja sama dengan perusahaan jasa yang memiliki hubungan erat dengan jasa transportasi udara seperti hotel, restoran dan pusat- pusat perbelanjaan.
Garuda Executive Credit Card (GECC) adalah salah satu produk yang dikeluarkan PT Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bank Duta. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaring penumpang kelas utama dan bisnis yang sering bepergian dengan pesawat udara.
Pada dasarnya GECC merupakan salah satu bentuk program frequent flyer. Perbedaan utama GECC dengan program Frequent Flyer yang umumnya dikembangkan oleh perusahaan penerbangan pada saat ini adalah pada sistem pemberian fasilitas, keuntungan, atau manfaatnya. GECC tidak menawarkan tiket cuma-cuma, fasilitas upgrade atau hadiah barang, melainkan menawarkan beberapa fasilitas seperti kemudahan transaksi, keistimewaan pelayanan, tambahan fasilitas, dan asuransi perjalanan.
Sejak dikeluarkannya pada tahun 1989, GECC banyak mengalami hambatan/ kendala yang perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Salah satu diantaranya adalah masalah jumlah keanggotannya semakin menurun.
Dari penelitian terhadap anggota GECC dan non Anggota serta wawancara dengan pengelola GECC, Penulis menyimpulkan bahwa perlu diadakan perbaikan atau pengembangan terhadap GECC, baik yang menyangkut jenis pelayanan, kualitas pelayanan yang ditawarkan, maupun sistem pengelolaannya.
Beberapa jenis pelayanan seperti limousine service, telex, reservasi hotel, dan pengantaran tiket masih sangat jarang dimanfaatkan oleh para anggota GECC. Kualitas pelayanan untuk fasilitas yang sering digunakan anggota GECC seperti prioritas reservasi dan GECC Van temyata masih perlu ditingkatkan.
Dari sistem pengelolaan dapat disimpulkan bahwa GECC center yang dihararapkan akan menjadi pusat pengelolaan GECC pada kenyataannya tidak berjalan dengan baik. Promosi yang sementara ini dilakukan masih belum berhasil. Member gathering dan majalah GECC yang seharusnya bisa dijadikan alat untuk meningkatkan komunikasi diantara anggota dan pengelola GECC kegiatannya mulai dihentikan. Keadaan ini menunjukkan bahwa produk GECC ini belum digarap dengan baik.
Melihat besarya potensi frequent flyer yang ada di kawasan Indonesia, maka sebaiknya Garuda Indonesia lebih memperhatikan produk GECC ini dengan melakukan beberapa hal berikut:
a. Meninjau kembali kerja samanya dengan Bank Duta, sehingga pengelolaannya dapat berjalan lebih baik.
b. Mengadakan pengembangan atau perubahan yang dianggap perlu atau bahkan bisa menggantikannya dengan produk frequent flyer yang saat ini dikembangkan oleh seluruh perusahaan penerbangan lain. Dalam mengembangkan I mengganti produk tersebut, Garuda Indonesia bisa melakukannya dengan berbagai cara, yang salah satunya adalah bergabung dengan salah satu program frequent flyer yang dikembangkan perusahaan penerbangan lain."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidik Hadi Suwito
"Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam upaya memenuhi kebutuhan personel Polri khususnya yang berpangkat Perwira, maka dilaksanakan proses seleksi Akpol (Akademi Kepolisian)  bertahap oleh Polri. Pada pelaksanaan seleksi tersebut, Kapolri mendeligasikan kewenangan kepada Kapolda dan jajaran melalui seleksi penerimaan Akpol yang dilaksanakan masing - masing Kepolisian Daerah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi standar rasio jumlah personel Polri sesuai dengan DSP (Daftar Susunan Personel) Polri seperti yang tercantum dalam peraturan Kapolri. Kegiatan seleksi penerimaan perwira Polri merupakan salah satu bagian dari  kegiatan manajemen sumber daya manusia Polri. Hal ini dikarenakan kualitas pelaksanaan kegiatan seleksi tersebut akan berpengaruh kepada kualitas calon-calon perwira Polri yang akan dihasilkan. Agar kualitas pelaksanaan dari kegiatan seleksi menjadi lebih baik dan menghindari berbagai macam bentuk penyimpangan dari ketentuan yang telah ditetapkan maka dalam kegiatan seleksi tersebut harus merujuk pada Good Governance. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan rekrutmen Akpol dapat menjaring calon pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip good governance dalam kegiatan Rekrutmen Akpol tingkat daerah yaitu di Polda Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripsi. Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu masih ada beberapa prinsip-prinsip good governance yang masih belum diterapkan dalam rekrutmen Akpol tahun anggaran 2017 di Polda Jawa Barat, Sehingga pada pelaksanaanya terjadi kericuhan. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan yang dibuat oleh Kapolda Jawa Barat mengenai kebijakan persentase kelulusan Akpol dibagi menjadi kuota khusus putra daerah dan kuota non putra daerah. Kebijakan itulah yang membuat adanya polemik dalam pelaksanaan Rekrutmen akpol di Polda Jawa Barat, sehingga Rekrutmen akpol di Polda Jawa Barat akhirnya diambil alih oleh Mabes polri.

The Indonesian National Police (Polri) in an effort to meet the needs of Polri personnel, especially those with the rank of Officers, a gradual selection process for the Police Academy (Police Academy) by the National Police. In the implementation of the selection, the Chief of Police delegated authority to the Regional Police Chief and ranks through the selection of the Police Academy that was carried out by each Regional Police. This was done to meet the standard ratio of the number of Polri personnel in accordance with the DSP (List of Personnel Arrangements) of the Indonesian National Police as stated in the National Police regulation. Polri officers' recruitment selection activities are part of the National Human Resources management activities. This is because the quality of the implementation of the selection activities will affect the quality of the candidates for the Police officers who will be produced. In order for the quality of the implementation of the selection activities to be better and avoid various forms of deviations from the stipulated provisions, the selection activities must refer to Good Governance. This is so that the Police Academy recruitment activities can recruit qualified leaders. The study aims to determine how the principles of good governance are applied in the Regional Police Academy Recruitment activities at the West Java Regional Police. This study uses a qualitative approach with the method of description. Based on its benefits, this study included descriptive research. The final result of Police Academy recruitment in the West Java Regional Police is that there are still some principles of good governance that are still not applied in the 2017, so there is chaos in the implementation. This is because the West Java Regional Police Chief made the policy about percentage of the Police Academy graduation is divided into special quota for male regions and non-male regional quota. That policy made the polemic in the implementation of the Police Academy recruitment in the West Java Regional Police, so that the recruitment of the AKPOL in the West Java Regional Police was finally taken over by the National Police Headquarters."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rukini Suwito
"Penelitian ini dilakukan daiam usaha untuk mengetahui pengaruh kadmium dan seng dalam pakan ayam terhadap kondisi ayam pedaging. Kadmium adalah logam yang beracun dan seng adalah logam esensiil. Mereka selalu ditemukan bersamaan dalam tambang maupun dalam jaringan hewan. Seng dapat mencegah keracunan kadmium. Penelitian dilakukan terhadap 125 ekor ayam pedaging yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu : I. Kelompok kontrol, II. Kelompok yang diberi 50 ppm Cd, III. 100 ppm Cd, IV. 50 ppm Cd + 50 ppm Zn, dan V. 100 ppm Cd + 50 ppm Zn dalam pakannya. Berat badan dan konsumsi pakan diukur setiap minggu selama 4 minggu perlakuan. Sampel hati dan ginjal ayam diambil setiap minggu, didigesti dengan campuran asam dan dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadmium pada ayam pedaging terakumulasi dalam hati dan ginjal. Konsumsi pakan dan berat badan ayam dihambat oleh kadmium, tetapi dengan penambahan seng ke dalam pakannya, toksisitas kadmium dapat dicegah. Dapat disimpulkan bahwa seng baik untuk mencegah toksisitas kadmium walaupun akumulasi kadmium dalam Jaringan tidak dipengaruhi.

The aim of this study was to reduce the effect of cadmium toxicity on zinc supplementation in the chicken feed, because cadmium is a toxic metal and zinc is an essential element. Both metal are usually present naturally in the mixing area. A huhdreed and twenty five broiler chicken were divided in to 5 group. Each group was treated by 50 ppm Cd, 100 ppm Cd, 50 ppm Cd add 50 ppm zn, 100 pmm Cd add 50 ppm Zn, in their feed and a control group respectively. Body weight and feed consumption were measured every week during 4 week treatment. Sample of liver and kidney of chicken were collected every week as same as measuring the body weight, digested with acid mixture and analysed by atomic absorption spectrofotometer. The results indicated that cadmium was acummulated in the liver and kidney were increased coincided with longer time and dosis of exposure. Feed consumption and the body weight of chicken were inhibited by cadmium toxicity, but by added zinc in their feed the toxicity of cadmium was prevented. This study was concluded that zinc was a good treatment for cadmium toxicity, althought the acummulation of cadmium in the tissue was no affected."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto Suwito
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sendy Suwito
"Laporan magang ini membahas perbandingan perlakuan akuntansi antara pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan PSAK 45. Berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/Wk/2012 dan SE-01/D5/MBU/2012, pedoman akuntansi unit PKBL menggunakan acuan akuntansi SAK ETAP dan PSAK 45 dalam penyusunan laporan keuangannya. Perubahan pedoman tersebut didasari perkembangan standar akuntansi dan regulasi di Indonesia. Untuk mengetahui sejauh mana pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 mendekati SAK ETAP dan PSAK 45, dilakukan perbandingan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian pedoman akuntasi PKBL revisi 2012 dengan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian SAK ETAP dan PSAK 45. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 sudah sesuai dan mengacu pada SAK ETAP dan PSAK 45, walaupun terdapat beberapa akun pada unit PKBL yang tidak diatur secara spesifik dalam SAK ETAP.

This internship report discusses comparison accounting treatment between the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with the Financial Accounting Standards for Non-Publicly Accountable Entities (SAK ETAP) and SFAS 45. Based on Circular Letter of Minister SOE Number SE-02/MBU/Wk/2012 and SE- 01/D5/MBU/2012, the revised accounting guidelines of PKBL 2012 used an accounting referral SAK ETAP and SFAS 45 for their financial report drafting. The change in PKBL’s guidelines is based on the development of accounting standards and regulation in Indonesia. To find out how far the revised accounting guidelines of PKBL 2012 approach their accounting referral, this study compare accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on SAK ETAP and SFAS 45. In the end, the author concluded that accounting treatment on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 have complied and referred to SAK ETAP and SFAS 45, although there are some account in PKBL that not specifically administered on SAK ETAP."
Fakultasi Ekonomi Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marcel Elian Suwito
"Latar belakang: Histerektomi merupakan tindakan operasi non-obstetrik terbanyak dengan prevalensi menurut CDC tahun 2011-2015 sebesar 3,2% pada perempuan usia <45 tahun. Uterus berperan baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam produksi prostasiklin. Prostasiklin yang dihasilkan bersifat sebagai agen vasodilator pembuluh darah yang bersifat kardioprotektif. Prosedur histerektomi dengan atau tanpa konservasi ovarium mempengaruhi kadar konsentrasi prostasiklin secara sistemik sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu prosedur histerektomi khususnya pada perempuan usia <45 tahun perlu dipertimbangkan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tekanan darah sistolik, diastolik dan mean arterial pressure (MAP) pasca prosedur histerektomi.
Metode: Studi ini merupakan studi kohort prospektif terhadap pasien yang dilakukan prosedur histerektomi total dengan atau tanpa konservasi ovarium di RSCM selama Juli 2018-Juli 2020. Data klinis diambil melalui rekam medis, wawancara dan pemeriksaan fisik pada pasien. Sampel kemudian dikelompokkan menjadi kelompok pasien histerektomi total (HT) atau dengan konservasi ovarium (HTSOU) dan kelompok pasien histerektomi salfingo-ooforektomi bilateral (HTSOB), dan dibagi menjadi kelompok usia <40 tahun dan 40-45 tahun. Setelah itu data karakteristik pasien disajikan dalam bentuk karakteristik, sedangkan uji bivariat dilaksanakan menggunakan uji t-tes berpasangan apabila data tersebar normal dan uji Wilcoxon apabila data tersebar secara tidak normal.
Hasil: Dari jumlah sampel 80 pasien, didapatkan peningkatan bermakna dalam 12 bulan pasca tindakan pada kelompok pasien HT/HTSOU terhadap tekanan darah sistolik (p=0.012), diastolik (p=0.004), MAP (p=0.002) , sedangkan peningkatan bermakna sudah dapat dilihat dalam 6 bulan pada kelompok pasien HTSOB (sistolik p=<0.001, diastolik p=<0.001, MAP p=<0.001). Pada kelompok usia <40 tahun , didapatkan peningkatan bermakna dalam 12 bulan pasca tindakan pada kelompok pasien HT/HTSOU terhadap tekanan darah sistolik (p=0.006), diastolik (p=0.023), MAP (p=0.01) sedangkan pada kelompok HTSOB peningkatan bermakan sudah terlihat dalam 6 bulan (sistolik p=0.001, MAP p=0.032).
Simpulan: Didapatkan peningkatan bermakna tekanan darah sistolik, diastolik dan MAP pada kelompok pasien HTSOB dalam 6 bulan dan kelompok HT/HTSOU dalam 12 bulan.

Background: Hysterectomy is the most common non-obstetric surgery in adult, reproductive age women. Hysterectomy with or without ovarian conservation is known to increase the risk of cardiovascular disease. However, only a few studies regarding its immediate and short-term effect on hypertension are available. This study aimed to determine changes in blood pressure after a hysterectomy procedure.
Methods: This study is a prospective cohort study of patients who underwent a total hysterectomy procedure with or without ovarian conservation at Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia, from July 2018 to July 2020. Samples were grouped into patients with total hysterectomy only or hysterectomy with ovarian conservation (HT/HTSOU) and bilateral salpingo-oophorectomy hysterectomy (HTSOB). Statistical analysis was done using paired t-test and Wilcoxon test.
Results: There were 80 patients included in this study (40 for each group). A significant increase in all blood pressure components was observed at 12 months after the procedure in the HT/HTSOU patient group (p < 0.05), while a significant increase was already observed at 6 months after the procedure in the HTSOB group (p < 0.05).
Conclusion: There was a significant increase in all blood pressure components in the HTSOB group at 6 months and the HT/HTSOU group at 12 months following hysterectomy.
Keywords : diastolic, Hysterectomy, mean arterial pressure, Hypertension, systolic
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>