Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Syarif Hidayat
"Pada pelaksanaan proyek konstruksi tidak pernah dijumpai suatu proyek yang semua kegiatannya berjalan sesuai perencanaan dasar, terutama bagi proyek yang besar dan kompleks. Permasalahan akan berkembang setiap harinya seperti : keterlambatan material, kekurangan tenaga kerja, kerusakan peralatan dan kondisi-kondisi lain menggangu perencanaan awalnya. Pengawasan merupakan bagian dari pengendalian proyek yang diperlukan untuk mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga tindakan koreksi dapat memperbaiki hasil pelaksanaan yang kurang memenuhi spesifikasi.
Pengawasan biasanya meliputi empat kegiatan utama. Keempat kegiatan utama itu adalah pengembangan standar pelaksanaan, pengukuran hasil pelaksanaan, penilaian hasil pelaksanaan dan perbaikan.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat adanya hubungan secara kuantitatif melalui analisis regresi berganda pengaruh kualitas pengawasan kepada kinerja biaya dan kinerja waktu akhir dari pelaksanaan konstruksi Bendungan dan Bangunan Air pada proyek Irigasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada seluruh Kantor Dinas Departemen Pekerjaan Umum Propinsi. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian sistem pengawasan yaitu sistem pengawasan yang dilakukan oleh Pemilik dan sistem pengawasan yang dilakukan Pemilik bersama Konsultan Supervisi.
Dari total sampel kedua sistem pengawasan tersebut dilakukan analisis statistik untuk akhirnya mendapatkan model regresi berganda tentang hubungan antara variabel-variabel pengawasan terhadap kinerja biaya maupun kinerja waktu pelaksanaan proyek.
Dan hasil penelitian yang didapatkan bahwa peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh Pemilik maupun Pemilik bersama Konsultan Supervisi akan meningkatkan kinerja biaya dan kinerja waktu pelaksanaan konstruksi Bendungan dan Bangunan Air pada Proyek Irigasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Syarif Hidayat
"ABSTRACT
Comparative Study On Extention Education To Combat The Parasites At Five Primary School In District Of Bogor, 1995.The efforts to combat the parasites warming performed by the government and the private sector in some area of Indonesia so far seem to be unsuccessful. By now this infection is still as one of the health problem since the prevalence of infection among some pupils of the primary school in DKI Jakarta is 60 - 90% and in West Java is 70 - 90%.
The aim of this study is to get evidence on the difference between the effort to combat the parasite with and without extention education. The sample taken by purposive which is all the pupils of grade V of SDN Cimanggu II and of SDN Cimanggu III as the treated group I, and those pupils of SDN Kedung Jaya II and SDN Cibuluh III as the treated group II, and those pupils of SDN Cimahpar I as the group of control. The group I given education about parasites warming and given deworming tablet, group II given treatment deworming without any education about parasites. The control group did not get any intervention.
Out of 241 pupils there were 105 pupils who their faecal can be regularly examined and analyzed, i.e. four times during the whole period of the study. The differences of the knowledge, attitude and behavior between the treated groups were analyzed using X2 test. The difference of the prevalence of the parasites between the treated groups was analysis using PQ-test.
The results of the analyzed showed that there was significant relationship between the intervention of deworming and extention education with the increasing of knowledge, attitude and behavior in reducing the prevalence of parasites among the Primary School pupils. There was a significant decreasing of prevalence of parasites among the pupils of the treated group, and there was no re-infection by the end of the study. In fact, this evidence was supported by increasing personal hygiene of the respective pupils. The pupils of the treated group without extention education but deworming suffered from re-infection by the end of the study. The study can be well carried out based on good cooperation and support from the parents of the pupils. The study also proved that extention education can prevent the pupils from re-infection. To combat the problem of parasites among the Primary School pupils it is suggested that deworming should be carried out together with extention education on health and personal hygiene.
The result of the study are expected to be used in planning and execution to combat the problem of parasites among the pupils of Primary School. To achieve the successful of the program to combat the problem of parasites, the participation of the parent and the school teachers is really needed, in such that the program can sustain in near future.

ABSTRAK
Upaya pemberantasan cacingan yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta di berbagai wilayah di Indonesia selama ini kelihatannya belum memberikan basil yang memuaskan. Sampai saat ini penyakit cacingan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena prevalensi infeksi cacingan di kalangan murid Sekolah Dasar di DKI Jakarta mencapai 60 - 90% dan di Jawa Barat mencapai 70 - 90%.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji ada tidaknya perbedaan antara upaya penanggulangan cacingan dengan dan tanpa penyuluhan.
Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan menggunakan rancangan ulang non random. Sampel diambil secara dengan sengaja yaitu seluruh murid kelas V di SDN Cimanggu II dan SDN Cimanggu III sebagai kelompok perlakuan I dan SDN Kedung Jaya II dan SDN Cibuluh III sebagai kelompok perlakuan II serta SDN Cimahpar I sebagai kelompok kontrol. Kelompok perlakuan I mendapat perlakuan penyuluhan tentang cacingan dan diberi obat cacing, untuk kelompok perlakuan II mendapat perlakuan pengobatan tanpa mendapat penyuluhan tentang cacingan. Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat kegiatan pengobatan maupun penyuluhan tentang cacingan. Dari 241 murid yang diteliti ternyata hanya 105 murid yang bisa secara berkesinambungan mengikuti kegiatan penelitian dengan memeriksakan tinjanya selama 4 kali dan sekaligus menjadi sampel yang dianalisis dalam penelitian ini.
Uji-X2 digunakan untuk menguji adanya perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang cacingan antar kelompok perlakuan. Selain itu juga dilakukan uji-PQ untuk mengkaji adanya perbedaan prevalensi cacingan pada murid Sekolah Dasar antar kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara perlakuan pemberian obat casing disertai penyuluhan tentang cacingan dengan peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku cacingan dan menurunkan prevalensi cacingan murid SD. Pada kelompok perlakuan yang diberi obat cacing disertai penyuluhan tentang cacingan penurunan prevalensi cacingan terus berlangsung sampai tidak terjadi reinfeksi pada saat penelitian berakhir. Keadaan ini didukung dengan adanya perubahan perilaku kebersihan pribadi murid yang diteliti. Sedangkan pada kelompok perlakuan yang hanya diberi obat cacing tanpa penyuluhan tentang cacingan terjadi reinfeksi pada murid yang diteliti. Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat adanya partisipasi guru dan orang tua murid dalam membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. Dengan demikian penyuluhan tentang cacingan dapat memperlambat atau mencegah reinfeksi cacingan pada murid Sekolah Dasar. Untuk itu selain pemberian obat cacing, penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang cacingan perlu diberi bobot yang lebih besar dalam upaya pemberantasan penyakit cacingan pada murid Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan cara mencegah dan memberantas penyakit cacingan pada murid Sekolah Dasar. Supaya program penanggulangan cacingan berhasil memberantas cacingan pada murid Sekolah Dasar, diperlukan partisipasi orangtua murid dan guru sehingga program dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"ABSTRAK
Banyak sekali perusahaan yang masih melihat aplikasi Kom puter sebagaì perwujudan Sistem Informasi Manajernen dan seba liknya menganggap bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) ber arti komputerisasi. Cakupan MIS lebih luas dari komputenisasi karena manajemen membuat keputusan berdasarkan informasi yang diterimanya; padahal komputer hanya memberikan sebagian dari informasi tersebut, sedangkan sebagian informasi lainnya didapat dari sumber lain yang non-komputer.
Banyak perusahaan yang tidak puas dengan SIM yang dikembangkannya dan selalu mengganti komputer dan mengganti/merubah software aplikasinya. Kerugian karena perubahan ini sering kali berakibat biaya, dan yang terburuk adalah kalah bersaing dan gulung tikar. Beberapa sebab dan ketidak-puasan tersebut adalah aritara lain :
a. Tidak dilakukan perencanaan yang matang dalam arti tidak dipelajari kebutuhan informasi secara komprehensif dan perusahaan, melainkan dilihat hanya kebutuhan bagian fungsional tertentu saja tanpa melihat kaitannya dengan kebutuhan bagian lain.
b. Kebutuhan sistem informasi tidak didefinisikan dengan jelas karena ketìadaan keahlìan yang menghubungkan pemakai dengan perancang dan pembuat sistem. Sistem yang dibuat atau dibeli akhirnya tidak mencerinkan dan memenuhi kebutuhan user.
c. Strateji pengembangan sistem yang keliru yaitu mekanisasi sistem sekarang sehingga yang didapat hanya percepatan proses saja. Seharusnya dilakukan penelitian mendalam tentang bagaimana memaksimalkan sarana teknologj untuk mendukung keunggulan kompetitif; kalau perlu merubah prosedur dan arus kerja sekarang.
d. Kurangnya komitmen Pimpinan perusahaan terhadap kegiatan perencanaan Pengembang dan implementasi SIM dan tanggung jawab pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada divisi pengolahan data. Keterbatasan wewenang divisi membatasi keleluasaan gerakannya dalam komunikasi antar divisi, sehingga hasil jadi keseluruhan tidak memuaskan.
e. Kekurangan sumber daya, baik kekurangan hardware/software maupun sarana telekomunjkasi, ataupun kekurangan personil yang ahli dalam segenap aspek sistem informasi yang diperlukan.
Didalam karya akhir ini ada dua hal pokok yang ingin dibahas. Yang pertama adalah dengan cara bagaimana perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kerugian-kerugian karena kegagalan dan kesalahan pengembangan SIM dengan bantuan komputer. Strateji Sistem Informasi Dalam Lingkungan Kompetitif dirnaksud kan sebagai kerangka kerja untuk mengarahkan pengembangan dan pemanfaatan sistem-sistem iriformasi dalam perusahaan dalam menunjang usaha mencapai sasaran?sasaran strategis perusahaan, dengan memperhatikan unsur pesaing, lingkungan serta peluang usaha dan teknologi, serta unsur regulasi oleh pemerintah dan institusi berwenang lainnya.
Fokus perhatian yang kedua adalah memberikan umpan untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan teknologi informasi untuk keuntungan srategis perusahaan. Sistem Informasi Kompetitif merupakan alat strategis Pimpinan Perusahaan dalam mencapai sasaran usaha, terutama dalam mengolah dan menyajikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen pada semua tingkat.
Kerangka Analisa Strateji Sistem Inforniasi dapat diusulkan sebagai berikut :
(1) Analisa Sasaran Perusahaan
Disini dipelajari sasaran perusahaan atau Corporate Missions seperti yang umumnya dituangkan dalam Corporate Plan dan rencana/strateji untuk welaksanakan mission tersebut. Dipelajari juga apa saia yang merupakan SWOT perusahaan dan key/strategic success factors dan cara mencapainya.
(2) Analisa Dunia Usaha dan Kompetisi
Sasaran utama dari analisa ini sebetulnya adalah analisa SWOT yang merupakan langkah awal dalam menetapkan strateji usaha dalam situasi bersaing. Disini dilakukan analisa mengenai business trends dan pengaruh-pengaruh makro yang dominan terhadap kelangsurigan usaha. Juga dipelajari customer values, yaitu siapa saja para pelanggan perusahaan untuk produk-produk yang dipasarkan; unsur apa saja yang dihargai para pelanggan perusahaan pada produk atau pelayanan perusahaan, serta bagaiinana performance perusahaan dalam memenuhi sistem nilai pelanggan tersebut. Juga dipelajari apakah product innovation sudah dilakukan secara maksimal. Dalam hal kompetisi, dipelajari siapa saja para pesaing untuk produk-produk yang dipasarkan; status dan tingkat peranan mereka dalam persaingan dan bagaimana strateji perusahaan dalam menghadapi para pesaing tersebut.
(3) Analisa Sistem Yang Ada
Disini diteliti seberapa efektif Sistem Informasi yang ada saat ini sudah menunjang sasaran dan arah strategis perusahaan. Apa kekuatan dan kekurangannya dalam hal berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan akan informasi
b. Organisasi Divisi Sistem Inforrnasi
c. Daya saing teknologi yang dipakai
d. Fungsi?fungsi perusahaan mana (Operasional, Staf, Corporate) saja yang dibantu
e. Tingkat manajemen mana yang dibantu (Sratejik, Menengah, Operasional)
Juga dibandingkan seberapa jauh para pesaing terdekat sudah memanfaatkan teknologi sistem informasi.
(4) Peluang Teknologi Informatika
Disini dipelajari peluang-peluang yang tersedia untuk dimanfaatkan baik teknologi komputer/hardware, teknologi komunikasi, maupun teknologi software
(5) Strategi Sistem Informasi
Bagian ini merupakan inti pokok dan rencana strategi perusahaan dalam pemanfaatan teknologi sistem informasi berdasarkan hasil analisa pada langkah diatas.
Disini diuraikan strategi untuk :
a. Hardware; Koinuriikasi dan Software
b. Data dan Data Base Management System
c. Organisasi MIS, termasuk pendidikan dan skill yang perlu
d. Aplikasi Furigsional, diuraikan secara global mengenai sasaran dan manfaat masing?masing aplikasi
(6) Rencana Implementasi
Disini diuraikan lanqkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengembangkan sistem, jadwal waktu dan perkiraan biaya yang diperlukan. Disini juga akan dilihat kemungkinan penggunaan in?house ataupun software packages. Termasuk disini pengadaan prasarana dan sarana yang dibutuhkan, serta rekruting dan kebutuhan pelatihan untuk para personil.
Strateji Sistem Infonmasi ini disusun dengari tujuan untuk menyesuaikan arah strategi perusahaan (Corporate Plan) yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perubahan yang terjadi dan kemudahan yang tersedia dilingkungan dunia usaha."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Tulisan ini menyajikan analisis mengenai pendidikan berbasis adab A. Hassan. Seringkali ketokohan A. Hassan sebagai guru utama Persatuan Islam dinilai dari sisi kegigihan dalam menegakkan al-Qur’an dan al-Sunnah. Padahal, kefiguran beliau berkaitan pula dengan dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk anialisis terhadap karya-karya A. Hassan dan wawancara kepada tokoh-tokoh Persatuan Islam. Penulis menyimpulkan, pendidikan A. Hassan banyak menekankan pada pendidikan adab yang dikenal dewasa ini dengan istilah pendidikan karakter. Bukan sekedar mendidik siswa untuk memahami ajaran dengan benar (tafaqquh fi al-din) namun juga mendidik supaya mereka menjadi manusia yang bisa disiplin dan beradab."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syarif Hidayat
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
352.283 SYA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Manajemen user dan implementasi infrastruktur penunjang keamanan telah menjadi faktor yang cukup penting. Akses aplikasi web yang terhubung ke jaringan Internet melalui jaringan LAN ataupun single host membuka kemungkinan besar bagi orang lain yang tidak diundang untuk mengakses aplikasi tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme untuk melakukan identifikasi terhadap user yang berhak untuk mengakses aplikasi web tersebut. Hal ini dilakukan dengan adanya permintaan login username serta password oleh web server sehingga hanya user yang berhak saja yang dapat mengaksesnya. Hal ini lebih dikenal sebagai metode user authentication. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya banyak aplikasi web server, dimana setiap aplikasi tersebut menyediakan fasilitas autentikasi bagi setiap anggotanya, maka setiap pengguna cenderung akan memiliki banyak login username dan password. Oleh karena itu diperkenalkan metode autentikasi menggunakan Lightweight Directory Access Protokol (LDAP).
LDAP merupakan protokol client-server yang berjalan pada protokol TCP/IP untuk mengakses dan manajemen data dalam direktori. Metode ini mengakomodasi kebutuhan akan single sign-on, dan manajemen user yang terpusat serta direktori yang terintegrasi secara khusus yang mengelola informasi user dalam sebuah direktori sehingga pada saat yang bersamaan user dapat menentukan aplikasi, layanan, dan server mana yang ingin diakses, dan privilege apa yang dimiliki oleh seorang user untuk melakukan hal tersebut. Pengukuran telah dilakukan untuk menganalisa unjuk kerja kecepatan akses. Pengguna yang melakukan autentikasi dengan credential LDAP cenderung membutuhkan waktu akses yang lebih lama dibandingkan dengan credential database web server, terlihat pada kenaikan waktu akses rata-rata sebesar 7,6 %. Faktor jarak tidak terlalu mempengaruhi kecepatan akses proses autentikasi, akan tetapi lebih dipengaruhi oleh faktor kondisi trafik nyata dalam jaringan seperti misalnya nilai rata-rata paket/detik dan throughput total jaringan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Material besi tuang nodular yang digunakan pada penelitian ini memiliki bentuk gnjit dan fasa yang kurang sempurna, dimana grafit bulat yang terbentuk tidak mencapai 70% dengan penyebaran fasa perlir yang tidak hamogen. Ketidaksempumaan ini akan mempengaruhi kombinasi sifaf kekuatam tarik dan kekerasan yang dihasilkan pada kondisi as-cast.
Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik, material tersebut mengalami perlakuan panas austemper dengan tujuan untuk memperoleh ADI Mustempered Ductile Iron) yang memiliki kombinasi sifat-sifat mekanis yang baik, antara lain : kekuatan tarik, kekerasan dan keuletarnnya.
Dengan perlakuan panas austemper dengan kombinasi temperatur dan waktu tahan yang berbeda, sifat-sifat mekanis yang diperoleh setelah perlakuan austemper tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti dan tidak memiliki kecenderungan tertentu dengan variasi waktu tahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya dinamika politik pasca penandatangan perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura pada tanggal 10 maret 2009 tentang penetapan garis batas laut wilayah kedua negara di bagian barat tahun 2009. Hal ini menjadi menarik diteliti untuk mengetahui dinamika politik di DPR-RI dalam proses ratifikasi penetapan perjanjian kedua negara tersebut dan juga untuk melihat kepentingan masing-masing negara akan terbentuknya Undang-Undang No. 4 Tahun 2010.
Penelitian ini fokus kepada dinamika politik yang terjadi di DPR dalam proses ratifikasi mengenai perjanjian batas wilayah Laut RI-Singapura di bagian barat tahun 2009. Dan juga untuk memberi gambaran akan kepentingan kedua belah pihak dalam pegesahan perjanjian tersebut. Dimana dasar dari pengesahan Ratifikasi oleh DPR-RI ini menjadi acuan mulai berlakunya perjanjian tersebut dengan bentuk Undang-undang No. 4 Tahun 2010.
Sebagai pijakan teoritis, penelitian ini menggunakan Teori Kebijakan Publik dari William Dunn, James E. Anderson, Thomas R. Dye dan Robert Eyestone, Teori Kepentingan Nasional dari Donald E. Neuchterlein, teori 'Two Level Game' dari Robert D. Putnam, dan Teori Ekonomi Politik Internasional dari Robert Gilpin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian eksplanasi, dan menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara mendalam (in-depth interview) dimana wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur. Sedangkan data sekunder meliputi buku-buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen DPR-RI, dokumen risalah rapat, dan dokumen lainnya.
Setelah dilakukan analisis, Dinamika politik di DPR. Terbagi pro-kontra antara pihak yang mendesak perjanjian ini diratifikasi dan pihak yang berpendapat perjanjian ini tidak perlu segera diratifikasi. Pada tanggal 24 Mei 2010, Pemerintah bersama DPR akhirnya menyepakati pembahasan RUU Ratifikasi Perjanjian Indonesia-Singapura tentang batas wilayah menjadi UU No. 4 Tahun 2010 tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang penetapan garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Selat Singapura 2009.
Faktor yang mendasari DPR meratifikasi perjanjian ini antara lain berdasarkan UNCLOS 1982 dimana kegiatan reklamasi pantai yang dilakukan Singapura tidak akan mempengaruhi luas wilayah laut Indonesia, dan menyusutnya luas Pulau Nipa juga tidak berdampak pada pengukuran garis dasar. Dan menegaskan titik dasar Pulau Nipa sebagai pulau terdepan Indonesia dijadikan sebagai dasar pengukuran garis dasar terhadap batas maritim Indonesia.
Dengan diratifikasinya UU No. 4 Tahun 2010 ini menandakan bahwa ekspor pasir yang sempat ditutup oleh Menperindag Rini Suwandi tahun 2003 akhirnya dibuka kembali. Implikasi Teoritis menunjukan bahwa Teori Kepentingan Nasional, Teori Kebijakan Publik, Teori 'two level game' dan Teori Ekonomi Politik Internasional dapat menjelaskan mengapa undang-undang batas wilayah laut ini lahir.

The political dynamics after the ratification agreement between Indonesia and Singapore in 10 March 2009 became the background of this research. The agreement regulates the western sea boundary between the two countries in 2009. This dynamic is interesting to research on to know the political dynamics after this ratification and the national interests of each of these countries that lead to the introduction of Regulation No. 4 in 2010.
For its theoretical framework, this research used public policy theories from various scientists, such as William Dunn, James E. Anderson, Thomas R. Dye and Robert Eyestone, theories on national interest from Donald E. Neuchterlein, the 'Two Level Game' theory from Robert D. Putnam and International Political Economy Theory from Robert Gilpin.
This research uses qualitative methods with explanatory research and uses data collection technique for primary and secondary data. Primary data comes from indepth unstructured interview. Secondary data are gathered from books, journals, regulations, DPR-RI legal documents, meeting minutes and other documents.
After data was analysed, it shows there were pros and cons between members of the DPR towards the ratification. On 24 May 2010, the government with DPR finally agreed on discussing the draft of regulation on the ratification. The influencing factor of DPR finally agreeing of this ratification is the UNCLOS 1982 where the shore reclamation done by Singapore would not decrease Indonesia territorial boundary and the decreasing width of Nipa island did not influence Indonesia's boundaries as the island remains the boundary point island in Indonesia's maritime territory.
By ratifying the Regulation No. 4 in 2010, the export of sand that once was banned by the then Minister of Industry and Trading Rini Suwandi in 2003 has been allowed to continue. Theoretical implication shows that all theories used (the National Interest, Public Policy, 'Two Level Game' and International Political Economy Theories) can explain the introduction of this regulation on maritime boundaries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T 28717
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Peran Sistem Informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Agar pemanfaatan Sistem Informasi dalam suatu organisasi dapat optimal, maka diperlukan suatu Perencanaan Strategis untuk Sistem Infonnasi tersebut. Tesis ini merupakan studi kasus Perencanaan Strategis Sistem lnformasi di PT. MBT UTAMA. PT. MBT UTAMA adalah perusahaan yang mempunyai core business di bidang peralatan uji material (material testing equipment). PT. MBT UT AMA berpeluang besar untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan saat ini dan menembus persaingan di tingkat pasar global. Untuk mendukung kemampuan bersaing ini, maka perlu dibuat rencana Strategis Sistem lnformasi yang dimilikinya. Studi kasus ini akan diawali dengan proses perencanaan, kemudian berturut-turut melakukan kegiatan untuk mengetahui kondisi PT. MBT UT AMA dan menginterpretasikan kebutuhan bisnis, menentukan strategi bisnis Sistem Informasi, dan menentukan strategi Teknologi lnformasi. Hasil akhir yang diharapkan dari analisis ini adalah suatu usulan Perencanaan Strategis Sistem Informasi PT. MBT UT AMA yang mendukung proses bisnisnya: mengatasi kendala yang ada, memanfaatkan peluang, serta menghadapi pendatang baru dalam bisnis peralatan uji material, dengan memperhatikan strategi bisnis dan critical success factors PT. MBT UTAMA."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>