Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Aqliyah Indrika
"Seorang apoteker memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan praktik kefarmasian. Penyelenggaraan tersebut meliputi pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi. Oleh karena itu, apoteker harus memenuhi standar kompetensi dalam melaksanakan praktik kefarmasian. Standar kompetensi apoteker terdiri dari sepuluh (10) elemen yang perlu dikuasai sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalankan praktik profesi. Sebagai calon apoteker penting untuk mengetahui dan memiliki kemampuan terkait peran, fungsi, serta tanggung jawab apoteker yang bisa didapatkan melalui Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Melalui pelaksanaan PKPA, diharapkan agar seorang calon apoteker memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk melakukan praktik kefarmasian sehingga siap untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional.

A pharmacist has an important role in implementing pharmaceutical practices. The implementation includes procurement, production, distribution of pharmaceutical preparations and pharmaceutical care. Therefore, pharmacists must meet competency standards in carrying out pharmaceutical practices. The pharmacist competency standard consists of ten (10) elements that need to be mastered as a requirement to enter the world of work and carry out professional practice. As a future pharmacist, it is important to know and have abilities related to the roles, functions, and responsibilities of pharmacists that can be obtained through the internship program. Through the implementation of the internship program, it is expected that a future pharmacist will have the insight, knowledge, skills, and experience to do pharmaceutical practice so that they are ready to enter the real world of work as a profesional in the pharmacy practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aqliyah Indrika
"Kandidiasis adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia. Salah satu masalah pada kandidiasis adalah resistensi obat yang meningkat. Fakta ini mendorong penelitian dan pengembangan obat antijamur baru seperti flukonazol. Salah satu simplisia bahan alami yang dapat digunakan sebagai antijamur adalah memanjat ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Pendakian ylang-ylang secara empiris diyakini digunakan sebagai obat antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak dan fraksi pemanjatan daun kenanga terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daun panjat ylang-ylang diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut heksana, kemudian bubur dibiarkan semalaman dengan amonia dan dimaserasi dengan pelarut diklorometana. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan fraksi yang diperoleh dimonitor profilnya dengan kromatografi lapis tipis. Ekstrak dan fraksi yang diperoleh diidentifikasi senyawa fitokimia termasuk alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan pada Candida albicans menggunakan metode mikrodilusi. Uji aktivitas menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (MIC) dari pendakian ekstrak daun ylang-ylang pada Candida albicans adalah 200 μg/mL, sedangkan konsentrasi hambat minimum (MIC) pendakian fraksi daun ylang-ylang pada pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 50 μg / mL untuk fraksi I ke fraksi II dan 100 μg/mL untuk fraksi III ke fraksi IX.

Candidiasis is a fungal infection that often occurs in humans. One problem with candidiasis is increased drug resistance. This fact led to the research and development of new antifungal drugs such as fluconazole. One of the simplistic natural ingredients that can be used as an antifungal is climbing the ylang-ylang (Artabotrys hexapetalus (L.f.) Bhandari). Climbing the ylang-ylang empirically is believed to be used as an antifungal drug. This study aims to determine the effectiveness of cananga leaf extracts and climbing fractions on the growth of Candida albicans. Ylang-ylang climbing leaves are extracted by maceration using hexane solvent, then the pulp is left overnight with ammonia and macerated with dichloromethane solvent. Extracts obtained were fractionated using column chromatography and the fractions obtained were monitored by thin layer chromatography. The extracts and fractions obtained identified phytochemical compounds including alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids. Antifungal activity testing was performed on Candida albicans using the microdilution method. The activity test showed that the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf extract at Candida albicans was 200 μg / mL, while the minimum inhibitory concentration (MIC) of climbing the ylang-ylang leaf fraction on the growth of the Candida albicans fungus was 50 μg/mL for the fraction I to fraction II and 100 μg/mL for fraction III to fraction IX."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library