Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Syifa Fadiyah
"Masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan biasanya muncul karena agresivitas yang sering dikaitkan dengan penderita skizofrenia. Afek dan emosi pada pasien skizofrenia memengaruhi perilaku seperti gerakan tangan dan tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara yang dapat terlihat jelas ketika seseorang mengungkapkan dan mengalami perasaan serta emosi, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan deeskalasi dengan latihan expressive writing dalam menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Klien merupakan seorang wanita berusia 29 tahun dengan skizofrenia. Terapi yang diberikan adalah tindakan keperawatan generalis dan dengan menerapkan expressive writing sebagai bentuk deeskalasi. Expressive writing adalah bagian dari terapi ekspresif yang digunakan untuk membantu pemulihan dan meningkatkan kesehatan mental. Expressive writing didefinisikan sebagai kegiatan menulis yang menggambarkan pikiran dan perasaan yang jujur tentang pengalaman hidup dan dapat digunakan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan expressive writing efektif menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada klien. Latihan expressive writing direkomendasikan untuk menjadi intervensi alternatif deeskalasi khususnya pada klien dengan risiko perilaku kekerasan.
The risk of violent behavior in nursing diagnosis is usually arise because of aggressiveness which is often associated with people with schizophrenia. Affects and emotions in schizophrenic patients affect behaviors such as hand and body movements, facial expressions, and tone of voice that can be seen clearly when a person expresses and experiences feelings and emotions. This study aims to analyze the effectiveness of applying de-escalation with expressive writing exercises in reducing signs and symptoms of risk of violent behavior. The client is a 29-year-old woman with schizophrenia. The therapy given is generalist nurse intevention and by applying expressive writing as a form of de-escalation. Expressive writing is part of expressive therapy that is used to help recovery and improve mental health. Expressive writing is defined as a writing activity that describes honest thoughts and feelings about life experiences and can be used as a medium to express hidden feelings. The evaluation was carried out using an evaluation sheet for signs and symptoms of risk of violent behavior developed by the Department of Psychiatric Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The results of this study indicate that the application of expressive writing is effective in reducing the signs and symptoms in client with the risk of violent behavior. Expressive writing exercises are recommended to be an alternative de-escalation intervention, especially for clients with the risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Syifa Fadiyah
"Pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua aspek kehidupan. Masalah psikologis dapat terjadi pada ibu nifas. Stres akibat pandemi bisa menjadi stres tambahan bagi ibu dan cenderung memicu depresi pascapersalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara stres pandemi COVID-19 dengan kejadian depresi postpartum pada ibu postpartum. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel 115 ibu pascamelahirkan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Pandemic-Related Pregnancy Stress Scale (PREPS) dan Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres pandemi COVID-19 dengan kejadian depresi postpartum (p = 0,000). Perawat diharapkan menyoroti kebutuhan mendesak untuk menilai kesehatan mental ibu untuk mencegah depresi postpartum pada ibu yang melahirkan selama pandemi COVID-19.
The COVID-19 pandemic has impacted all aspects of life. Psychological problems can occur in postpartum mothers. Stress due to pandemic can be an additional stress for mother and tends to trigger postpartum depression. This study aims to analyze the correlation between COVID-19 pandemic stress and postpartum depression events among postpartum mothers. The design of this study was cross-sectional with a sample of 115 postpartum mothers. This measuring instrument used was the Pandemic-Related Pregnancy Stress Scale (PREPS) and Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) questionnaire. The results showed that there is a significant relationship between the COVID-19 pandemic stress and the postpartum depression events (p = 0.000). Nurses are expected to highlight the urgent need to assess maternal mental health to prevent postpartum depression among mothers who are giving birth during COVID-19 pandemic. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library