Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanya Herdita
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di DKI Jakarta antara lain di kelurahan Paseban. Untuk merencanakan pemberantasan DBD, pengetahuan tentang kepadatan dan tempat berkembang biak vektor DBD diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan larva Ae.aegypti berdasarkan ada tidaknya penutup container sebagai upaya mempersiapkan pemberantasan vektor DBD. Survei keberadaan larva Ae.aegypti dilakukan pada tanggal 2-3 Mei 2009 di Paseban Timur, Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Container kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok container berpenutup dan container yang tidak berpenutup. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan penutup container dengan keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 19 %, container index 14,80 %, dan breteau index 41. Sebagian besar larva (84,47%) ditemukan pada container tanpa penutup. Namun pada uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara container yang memakai penutup dan tanpa penutup (p=0,218). Dapat disimpulkan bahwa kepadatan dan penyebaran DBD di Paseban Timur termasuk tinggi dan keberadaan larva Ae.aegypti tidak berhubungan dengan ada tidaknya penutup pada container.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a major public health problem in Jakarta, including Paseban village. To control DHF, data of vector density and its breeding site is needed. The purpose of this research is to determine the density of DHF vector according to the cover of container and Ae.aegypti larvae existence as DHF vector eradication program preparation. The survey of Ae.aegypti larvae existence was conducted in 2-3 May 2009 at East Paseban, Central Jakarta. Data collection was conducted in 100 houses using single larvae method, by taking one larvae from each container in a house then identified them with microscope. The container is categorized into 2 (two) main category, ones container with the cover and container without cover. Collected data is analyzed using chi-square test to know the correlation between the cover of container and the existence of Aedes sp. From the surveyed house, the house index was 19 %, container index was 14,80 %, and Breteau index was 41. Most of the larvaes (84,47%) were found in container without cover. There is no association between Ae.aegypti density and container cover (p=0,218) from chi-square test, thus it was concluded that the DHF spread in Paseban district is considered high and the existence of Aedes sp. larvae was not associated by the container cover usage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanya Herdita
"Latar Belakang: Penyakit ginjal tahap akhir (PTGA) memiliki mortalitas dan morbiditas yang utamanya disebabkan oleh gangguan kardiovaskular. Salah satu penyebab gangguan kardiovaskular tersebut adalah kekakuan arteri. Hemodialisis merupakan salah satu intervensi pada pasien PTGA. Namun, faktor-faktor yang memengaruhi kekakuan arteri pada pasien PTGA yang menjalani hemodialisis masih belum banyak diteliti.
Tujuan: Mengetahui proporsi kekakuan arteri pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis dua kali seminggu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Studi observasional dengan desain potong lintang dilakukan di Unit Hemodialisis Divisi Ginjal-Hipertensi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) pada bulan April-Mei 2019. Pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis dua kali per minggu minimal selama 3 bulan terakhir diikutsertakan dalam penelitian. Pasien yang mengalami penyakit akut atau tidak kooperatif dieksklusi dari penelitian. Kekakuan arteri dinilai dalam bentuk Pulse Wave Velocity (PWV) menggunakan alat SphygmoCor dengan cutoff PWV 10 m/s.
Hasil: Sebanyak 83 subyek penelitian yang terdiri dari 22 (26,5%) subyek dengan kekakuan arteri dan 61 (73,5%) subyek tanpa kekakuan arteri diikutsertakan dalam studi. Faktor-faktor yang berhubungan secara indenden dengan kekakuan arteri adalah kadar gula darah puasa (odds ratio 6,842 (IK95% 1,66-28,24)) dan kadar LDL (odds ratio 4,887 (IK95% 1,59-16,58)).
Simpulan: Proporsi kekakuan arteri pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis dua kali seminggu adalah sebesar 26,5%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekakuan arteri pada pasien PGTA dengan hemodialisis kronik dua kali per minggu adalah kadar gula darah puasa dan kadar LDL.

Introduction: End stage renal disease (ESRD) mortalities and morbidities are mainly occurred in association with cardiovascular disease. One of which is arterial stiffness. Hemodialysis is one of the intervention for ESRD patients. However, factors affecting arterial stiffness in ESRD patients having hemodialysis have not been studied much in Indonesia.
Aim: Investigating the proportion of arterial stiffness in ESRD patients having hemodialysis two times a week and factors affecting it.
Methods: An observational study with cross-sectional design was performed in Hemodialysis Unit, Kidney and Hypertension Division, National General Hospital Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) on April to May, 2019. ESRD patients having hemodialysis two times a week for at least 3 months were included in the study. Patients with acute disease or uncooperative were excluded from the study. Arterial stiffness was measured as pulse wave velocity (PWV) using SphygmoCor® with PWV cutoff of 10m/s.
Results: There were 83 study samples included in this study, 22 (26,5%) of which were patients with arterial stiffness and 61 (73,5%) of which were patients without arterial stiffness. Factors independently affecting arterial stiffness were fasting glucose level (odds ratio 6,842 (CI95% 1,66-28,24)) and LDL level (odds ratio 4,887 (CI95% 1,59-16,58)).
Conclusion: The proportion of arterial stiffness in ESRD patients having hemodialysis two times a week was 26,5%. Factors affecting arterial stiffness in ESRD patients were fasting glucose level and LDL level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library