Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tati Suryati
Abstrak :
Dengan adanya kemajuan IPTEK khususnya dibidang Kedokteran menyebabkan pengobatan melalui pembedahan menjadi berkembang spesialistik dan mahal, selain itu demand masyarakat terhadap tindakan pembedahan juga meningkat. Pada dasawarsa terakhir, dinegara maju dan berkembang ada kecenderungan penghematan dalam bidang pelayanan kesehatan utamanya rumah sakit, sehingga timbul gagasan untuk mengadakan sentralisasi unit-unit tertentu terutama unit sebagai cost centre diantaranya adalah kamar bedah. Hal tersebut diatas juga banyak mengundang penelitian tentang utilisasi dan efektifitas kamar bedah. Rendahnya utilisasi kamar bedah oleh beberapa ahli dikatakan merendahkan citra profesi kedokteran dan para administrator Rumah Sakit. Instalasi Bedah Sentral RSUP Fatmawati terdiri dari 6 kamar bedah yang seluruhnya melayani tindakan pembedahan elektif. Dari hasil pengamatan, utilisasi kamar bedah perhari / kamar sebesar 174 menit ( 43% dari kapasitas waktu yang tersedia ). Rata-rata kegiatan pembedahan dimulai pukul 08:00 - 09:00, ada nilai ekstrim yang menunjukan kegiatan pembedahan dimulai pukul 07:00 dan pukul 11:00. Beberapa kamar bedah diketahui tidak terpakai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan utilisasi kamar bedah dengan optimalisasi waktu kerja di Instalasi Bedah Sentral RSUP Fatmawati yang didapat dengan metoda simulasi. Model penelitian ini adalah penelitian operasional dengan analisis deskriptif dan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah kasus bedah elektif di IBS RSUP Fatmawati, sampel penelitian diambil dari data sekunder selama 6 bulan pada 5 Satuan Medik Fungsional dengan jumlah kasus bedah elektif terbesar dan mempunyai catatan perencanaan pembedahan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui rata-rata utilisasi kamar bedah/minggu sebesar 658 menit(36.26%). Waktu kerja IBS yang efektif rata-rata 1507 menit/minggu, hal ini dapat meningkatkan utilisasi rata-rata 30.38 % dari yang dicapai saat ini. Diperkirakan dibutuhkan 76 tempat tidur untuk pasien bedah elektif. Dari hasil simulasi, waktu kerja IBS yang optimal yaitu: 5 hari kerja (2x405 menit + 3x195 menit) dan 4 hari kerja (3x405 menit + 1x195 menit).Dengan optimalisasi waktu kerja di IBS, diharapkan produktifitas tenaga kerja tinggi dan adanya efisiensi terhadap sumber daya terutama waktu. Saran yang dikemukakan adalah, dalam menerapkan alternatif optimalisasi waktu kerja, perlu ditunjang dengan perencanaan jadual pembedahan yang sesuai dengan waktu tindakan masing-masing jenis tindakan bedah elektif. Untuk mengetahui optimalisasi jadual perencanaan pasien bedah elektif perlu penelitian lebih lanjut tentang model pelayanan yang sesuai untuk kamar bedah di IBS RSUP Fatmawati. ......Recent developments in medical science and technology have led to specialties and expensive treatment in surgical cases. Many expectation of surgery also made contributions. The last decade, there was much pressure in hospital to do cost containment. The idea was to centralize some cost centers, one of them is Operating Room. The idea made some questions about utilization and effectivity of operating room. The low utilization of operating room was humiliating the image of medical professions including hospital administrator. Central surgery installation in Fatmawati General Hospital consist 6 operating room which service the elective surgery. The utilizations of its operating room 174 minutes per room per day (43 % from optimal capacity ). Usually surgery starts among 08:00 - 09:00 a.m. Sometimes at 07:00 or 11:00 a.m. And some operating room were not used. The object of this research is to optimalize the utilization of operating room in central surgery installation with working time minimalization using simulation method. This research was operation research with descriptive analysis and retrospective perspective. The population are total cases of elective surgery in central surgery instalation at Fatmawati general hospital, the samples were taken from 5 medical function units that have the more cases and surgical planning in 6 months. The result average utilization of operating room is 658 minutes per week (36.26 %) . The effective time is 1507 minutes per week. This, could increase average utilization as many as 30.28 %.The needed of total beds for elective patients are 76 beds. The result of simulation, optimal working time are 5 days (2x405 minutes + 3x195 minutes ) and 4 work days ( 3x405 minutes + 1x195 minutes ). The optimalization of working time could improve the productivity and effectivity, mainly time. For implementing this alternative optimalization, the schedule of surgery has to be prepared effectively depends of type of surgery. Needed further research to optimalize scheduling time, in central surgery installation Fatmawati general hospital.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
Abstrak :
Kualitas Hidup lanjut usia di panti sosial tresna werdha dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, lanjut usia yang sehat memerlukan dukungan sosial dari lingkungan yang ada disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. Desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang ada di panti dengan jumlah 148 orang. Alat ukur yang digunakan WHOQOL Data dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil menunjukkan adanya hubungan dukungan sosial emosional dengan kualitas hidup lanjut usia (p value < 0,05). Variabel dukungan sosial yang paling berhubungan dalam kualitas hidup lanjut usia adalah dukungan sosial emosional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan kualitas hidup di Panti. ......Quality of life Eldery in nursing home can improve independence of elder activity daily living, A healthy Elder need social support from environment around. This study aim to know correlation between social support and Quality of live in Budi Mulia 4 Nursing Home, South Jakarta. Design of study is cross sectional. Population in this study is all of elder which life in nursing home, 148 people. Measure of this study is using WHOQOL. Analysis by using chi square. Results of this study showing there is correlation between emotional social support and quality life of elder (p value < 0,05). Social support is one of most correlate with quality life of elder. This study tend to know quality life of elder in nursing home.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
Abstrak :
Economic growth and the demographic transition in Indonesia affect the epidemiological transition. Communicable diseases began to decline, while noncommunicable diseases (NCDs) increased. NCDs is the largest disease burden in the world since a long period of illness, also causes a lot of death and disability. In 2005 an estimated 80% of deaths in developing countries due to NCDs. NCDs handling capacity program not get priority, so NCDs described as "The next Health Tsunami". NCDs action plan for East Asia and Pacific region is the research and development of health interventions to address cases of cerebrovascular and stroke. Stroke is the number one killer in Indonesia, Riskesdas 2007 showed 15.4% of total deaths in population due to stroke. Operational research has conducted to determine the burden of DALYs lost stroke in Indonesia and its economic burden in the year 2007 as well as 2020 predictions, with the counterfactual exposure to main risk factors. Calculation of DALYs lost due to stroke using the Global Disease Burden methode. A total of 5,449 cases of stroke from Riskesdas 2007 were analyzed with nine modifiable related risk factors . To reduce the incidence of stroke in the population was calculated PAF of combination risk factors that combined the most effective feasible and plausible. The economic burden is calculated based on the direct medical costs, transportation costs for medical treatment and opportunity costs. Estimates of DALYs lost due to the stroke of Indonesia population in 2007 with 2,337,718 loss of productive years lost and the estimated economic burden was Rp.3 trillion (equivalent to 20% of the budget of Ministry of Health 2007). There are three proven risk factors influence the incidence of stroke (p < 0,05); hypertension (OR 24.8), diabetes(OR 7.2) and lack of physical activity (OR 6.1). Combination of all three have a maximum value of PAR 0.792. In 2020 the incidence of stroke is predicted to increase 71.5% (169.012 cases) followed by an increase in the burden of DALYs stroke 32.5%, estimated economic burden was Rp.3 trilion. The counterfactual calculations of three risk factors within feasible limits is predicted decrease 19.071 incidence of stroke in 2020 and the costs can be saved Rp.1,485trillion. Efforts plausible counterfactual is predicted decrease 9.536 cases and the cost savings Rp.688billion ( budget in 2020 inflation calculated 4.2%). Needed improvement NCD prevention program planning in a proactive way to raise the target early detection cases of hypertension and diabetes become 75% which handled with health personnel and 50% which controllable. Strengthens the NCD network in order to integrated of health risk issues that can be democratically expressed, and enter to the political process to influence decision-makers in government. Improving quality of medical records, health survailance and vital registration , thus providing accurate information to make an evidence-based materials for advocacy to the decisionmakers in central and regional.
Pertumbuhan ekonomi dan transisi demografi di Indonesia berdampak terhadap transisi epidemiologi. Penyakit menular mulai menurun, sementara penyakit tidak menular (PTM) terjadi peningkatan. PTM merupakan beban penyakit terbesar di dunia karena periode sakitnya lama, menyebabkan banyak kematian dan disabilitas. Tahun 2005 diperkirakan 80% kematian di negara sedang berkembang disebabkan PTM. Upaya pengendalian PTM belum mendapat prioritas, sehingga PTM dinyatakan sebagai "The next Health Tsunami". Rencana aksi PTM regional Asia Timur dan Pasifik adalah penelitian dan pengembangan intervensi kesehatan untuk mengatasi kasus serebrovaskular dan stroke. Stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 15,4% dari total kematian disebabkan stroke. Riset operasional dilakukan untuk mengetahui beban DALYs stroke di Indonesia dan beban ekonominya di tahun 2007 serta prediksi tahun 2020, dengan analisis kontrafaktual pajanan faktor risiko utama. Perhitungan DALYs lost akibat stroke menggunakan metode Global Burden Disease. Sebanyak 5.449 kasus stroke dianalisis dengan sembilan faktor risiko yang dapat diubah. Untuk menurunkan insiden stroke di populasi dihitung PAF kombinasi gabungan faktor risiko secara feasible dan plausible. Beban ekonomi dihitung berdasarkan biaya medis langsung, biaya transpotasi selama berobat dan biaya oportunitas. Hasil Estimasi DALYs lost akibat stroke Indonesia tahun 2007 menunjukkan nilai kerugian 2.337.718 tahun produktif yang hilang dengan perkiraan beban ekonomi Rp.3 Triliun (setara 20% anggaran Kementerian Kesehatan 2007). Diketahui ada tiga faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke (p < 0,05) yaitu hipertensi (OR 24,8), DM(7,2) dan kurang aktifitas fisik (OR 6,1). Gabungan ketiganya mempunyai nilai maksimal PAR 0,792. Hasil prediksi tahun 2020 insiden stroke meningkat 71,4% (169.012 kasus) diikuti peningkatan DALYs lost akibat stroke 32,5%, prediksi beban ekonomi Rp.3,7Triliun. Perhitungan kontrafaktual tiga faktor risiko batas feasible diprediksi menurunkan 19.071 insiden stroke tahun 2020, biaya yang dihemat Rp.1,5 Trilyun. Upaya kontrafaktual plausibel diprediksi menurunkan 9.536 kasus, biaya yang dihemat Rp.688 Milyar (biaya tahun 2020 memperhitungkan inflasi 4,2%). Diperlukan peningkatan perencanaan proram pencegahan PTM dengan cara proaktif untuk menaikan target deteksi dini kasus hipertensi dan DM menjadi 75% tertangani petugas dan 50% yang terkontrol. Membangun jejaring PTM agar isu risiko kesehatan PTM dapat terintegrasi secara demokratis, dan masuk dalam proses politik untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Meningkatkan kualitas data rekam medik, survailans kesehatan, dan pencatatan penyebab kematian, yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1422
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library