Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufiq
Abstrak :
Masyarakat Islam di Indonesia mula-mula terbentuk di Aceh, pada sekitar abad ke-12 Masehi, kemudian ke seluruh pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan terakhir di Nusa Tenggara serta Irian Jaya. Pada abad ke-17, hampir seluruh penduduk Indonesia telah memeluk agama Islam. Kehadiran penjajah Belanda dan usaha kristenisasi, bahkan mempercepat proses Islamisasi di Indonesia. Setelah masyarakat Islam meluas dan menguat maka mulai tumbuh kerajaan atau kesultanan Islam. Hukum Islam yang berasal dan ajaran madzhab Syafi`i, mulai masuk dan berkembang seirama dengan berkembangnya masyarakat Islam. Para ulama melakukan Islamisasi hukum yang berlaku sebelum masuknya Islam, dengan cara menyaring hukum adat atau kebiasaan yang berlaku, dengan hukum Islam serta mengganti simbol-simbolnya dengan simbol-simbol hukum Islam, dan membentuk satu sistem hukum yang disebut hukum Islam Indonesia. Setelah terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam secara yuridis, hukum Islam berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diperkuat oleh teori Receptie in complexu Van Den Berg. Efektivitas hukum keluarga Islam sangat kuat karena terkait erat dengan Islam dan sebagian bersifat statis. Pemerintah Hindia Belanda dengan politik Islamnya serta politik hukumnya berusaha untuk menghapus Islam dan hukum Islam dari bumi Indonesia, dengan cara mengadu domba antara ulama dengan para elite penguasa pribumi serta kepala-kepala adat, antara hukum adat yang telah mengalami proses Islamisasi dengan hukum Islam yang berasal dan madzhab Syafi`i, berdasakan teori receptie VanVollenhoven serta muridnya,Ter Haar, dan melakukan asosiasi di bidang sosial hukum, dan pendidikan. Pemerintah Hindia Belanda secara bertahap dan sistematis menghapus keberlakuan hukum Islam yang tersisa yaitu hukum keluarga Islam, dengan cara makin mempersempit ruang gerak Pengadilan Agama yang telah berkembang seirama dengan perkembangan hukum Islam, Politik Islam Belanda telah melahirkan tiga aliran: aliran Islam tradisional yang mengganggap fikih sama dengan Islam, aliran pembaharu Islam yang ingin memurnikan dan memberdayakan kembali Islam serta hukum Islam, dalam era modern, dan aliran Islam netral agama yang berpaham sekuler serta berusaha memisahkan negara dari agama. Pada masa penjajahan, ketiga aliran tersebut bersatu untuk menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang. Tetapi menjelang Indonesia merdeka, mulai terjadi perbenturan antara Islam Tradisional dan Pembaharu (golongan Islam), dengan aliran sekuler, mengenai dasar negara. Perbenturan tersebut menghasilkan Piagam Jakarta, dan akhirnya golongan Islam mengalah, maka lahirlah Pancasila. Perbenturan kedua terjadi ketika sidang konstituante mengenai dasar negara. Kemudian diikuti perbenturan-perbenturan berturut-turut di DPR dan MPR, dan terakhir perbenturan yang terjadi pada tahun 1973 mengenai pembaharuan hukum Perkawinan Islam, karena adanya perubahan sosial. Kaum sekuler menghendaki pembaharuan hukum perkawinan dengan mengenyampingkan hukum Islam, golongan Islam menghendaki sebaliknya. Tetapi akhirnya karena desakan golongan Islam (aliran tradisional dan pembaharu), pembaharuan tersebut dilakukan dengan cara tetap memberlakukan hukum Perkawinan Islam dari ajaran madzhab Syafi`i, bagi orang Islam berdasarkan pemikiran filsafati bahwa di negara RI tidak boleh berlaku hukum yang bertentangan dengan hukum Agama, dengan mempertahankan bagian hukum Islam yang bersifat statis, dan memperbaharui yang bersifat dinamis dengan metoda takhayyur/talfiq, reinterpretasi atau ijtihad, siyasah syar`iyah, dan melalui keputusan Pengadilan Agama atau yurisprudensi.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq
Abstrak :
Latar Belakang: Studi epidemiologi menunjukkan bahwa DM merupakan salah satu faktor dalam proses terjadinya aterosklerosis dan mempengaruhi secara nyata kesaldtan dan kematian akibat PIK. Dibandingkan dengan penderita bukan DM, penderita DM 2-4 kali lebih banyak menderita P3K dan 2-4 kali lebih banyak mengalami kematian jangka pendek setelah menderita serangan infark miokard akut Dewabrata mendapati 23,2% penderita infark miokard akut yang di rawat di RSCM selama periode 1994-1999. Data di Indonesia tersebut belum banyak menggambarkan bagaimana karakteristik penderita DM tersebut saat terbukti menderita infark miokard akut. Dengan demildan, gambaran penderita DM yang mengalami sindrom koroner akut merupakan ha! yang renting untuk diketahui, baik karakteristik klinis maupun komplikasi yang muncul akibat S1CA tersebut. Tujuan. Penelitian ini ingin mengetahui prevalensi SKA pada penderita DM tipe-2. Penelitian ini juga ingin mengetahui karakteristik klinis dan komplikasi SKA pada penderita DM tipe-2 serta perbandingannya dengan penderita bukan DM. Metodologi. Studi potong lintang retrospektif untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik klinis serta studi kohort retrospektif untuk mengetahui perbandingan komplikasi SKA pads penderita DM tipe-2 dan penderita bukan DM, terhadap penderita yang dirawat di ICCU RSCM periode 1 Januari 2001 s.d. 31 Desember 2005. Hasil. Didapatkan data: Prevalensi SKA penderita DM tipe-2: 34,2%. Awitan nyeri penderita DM lebih lama, 70,7% vs 53,4%, p=0,001; 1K 95%; DR=2,259 (1,372-3,719). Nyeri dada tidak khas, didapati penderita DM lebih banyak, 17,3% vs 9,8% p~ 0,041; 1K 95%; OR=1,713 (1,019-2,881)_ Komplikasi: Gagal jantung: penderita DM tipe-2 Iebih banyak: 39,35% vs 16,8%, p=0,001; 11(95%; RR-3,213 (1,992-5,182). Untuk komplikasi syok kardiogenik, didapati penderita DM tipe-2 Iebih banyak, 16,2% vs 8,9%, p= 0,031; IK 95%; RR==1,983 (1,057-3,721). Sedangkan komplikasi kematian didapati penderita DM tipe-2 lebih banyak, 17,3% vs 6,3%, dengan p= 0,001; 1K 95%; RR= 3,116 (1,556-6,239). Simpulan. Didapatkan perbedaan karakteristik klinis SKA antara penderita DM tipe-2 dengan penderita SKA bukan DM. Awitan nyeri lebih lama dan keluhan nyeri dada yang tidak khan, Iebih banyak didapati Dada penderita DM tipe-2. Didapatkan juga perbedaan dalam hat komplikasi SKA. Kejadian gagal jantung, syok kardiogenik dan kematian didapatkan lebih tinggi pada penderita DM tipe-2.
Background. Epidemiologic studies revealed diabetes mellitus (DM) as one of the factors involved in atherosclerosis process. DM also influence morbidity and mortality-related to coronary artery disease (CAD). Compared to non diabetic patients, type -2 DM patients suffer CAD 2-4 times more often and had increased short term mortality rate due to acute myocardial infarction 2-4 times more likely. During 1994-1999, Dewabrata found 23.2% of all acute myocardial infarction patients was diabetic patients treated in ICCU Cipto Mangunkusumo hospital. Unfortunately these data did not describe the clinical characteristic and complication ACS in type -2 DM patients. Therefore it is important to know the clinical characteristics and ACS related complications in type-2 DM patients. Objectives. To know the prevalence of type-2 DM among ACS patients, to learn clinical characteristics and ACS related complications in type-2 DM compared to non diabetic patients. Methods. A cross sectional retrospective study was performed to know the prevalence of ACS in type -2 DM patients and their clinical characteristics_ A retrospective cohort study was performed to compare the differences in ACS related complications in type -2 DM and non diabetic patients who were hospitalized in ICCU Cipto Mangunkusumo hospital during 5 years period (January 1st, 200I December 31st, 2005). Results. Prevalence of Type-2 DM among ACS patients : 34.2%. The onset of chest pain in type-2 DM patients was longer, 70.7% vs 53.4%, p=0.40l; CI 95%; OR=2.259 (1.372-3.719). Aypical chest pain were often in type-2 DM patients, 17.3% vs 9.8%; p= 0.041; CI 95%; OR 1.713 (L019 2.881). Heart failure as complications were more often found in type-2 DM patients, 39.35% vs 16.8%, p=0.001; CI 95%; RR=3.213 (1.992-5.182), cardiogenic shock were more often found in type-2 DM patients, 16.2% vs 8.9%, p= 0.031; CI 95%; RR 1.983 (1.057-3.721), and death were more often found in type-2 DM patients, 17.3% vs 6.3%, p= 0.001; CI 95%; RR= 3.116 (L556-6.239). Conclusions. There are differences in clinical characteristics of ACS between type-2 DM patients and non diabetic patients; which are longer onset of chestpain and atypical chestpain more often in type-2 DM patients. There are also differences in complications related ACS between Type-2 DM patients and non diabetic patients; heart failure, cardiogenic shock, and death more often in Type-2 DM patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq. author
Abstrak :
Latar Belakang : Bioelectric Impedance Analysis (BIA) mulai banyak digunakan dalam mengevaluasi status nutrisi. Belum ada data penelitian nutrisi di Indonesia yang menggunakan BIA. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata hasil pemeriksaan BIA antara status nutrisi baik dan malnutrisi pada penderita penyakit gastrointestinal dan liver yang dirawat inap. Metode : Penelitian potong lintang retrospektif terhadap penderita yang dirawat inap di ruang perawatan interna RSCM periode 1 Juni-31 Desember 2013, untuk mengetahui perbedaan rerata hasil pemeriksaan BIA penderita status nutrisi baik dan malnutrisi pada penyakit gastrointestinal dan liver yang dirawat inap. Hasil : Dari 28 penderita dengan status nutrisi baik, 71,57% laki-laki, dan 21,47% wanita. Dari 28 penderita malnutrisi, 53,60% laki-laki, dan 46,40% wanita. Perbedaan rerata hasil pemeriksaan BIA antara penderita nutrisi baik dan malnutrisi adalah : lean body mass, 49,5±8,59 vs 39,68±6,28kg, p<0,001; body cell mass, 32,19(20,49-40,95) vs 25,23(17,83-31,64) kg, p=0,003; total body water, 35,69±1,17 vs 28,58±0,85kg, p<0,001; dan phase angle 6,18◦(3,73-10,11)◦ vs 3,46◦(0,40-6,51)◦; , p<0,001. Kesimpulan : Pada penderita penyakit gastrointestinal dan liver yang dirawat inap dengan status nutrisi baik, memiliki nilai body mass, body cell mass,total body water dan phase angle hasil pemeriksaan BIA yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita malnutrisi. ...... Background : Recently, Bioelectric Impedance Analysis (BIA) has been used to evaluate nutritional status. There has not been any nutrition study using BIA in Indonesia. Objective : The objective of this study was to identify the differences of BIA examination between well nourished and malnourished gastrointestinal and liver diseases hospital inpatients. Methods : A retrospective cross-sectional study of Cipto Mangunkusumo hospital inpatients during the period of 1 June to 31 December 2013 was conducted to identify differences of BIA examination means between well nourished and malnourished gastrointestinal and liver diseases inpatients. Results : Of the 28 well nourished patients, 71.57% were male, 21.47% were female. Of the 28 malnourished patients 53.60% were male, 46.40% were female. The differences of BIA examination results in well nourished and malnourished were: lean body mass, 49.5±8.59 vs 39.68±6.28 kg, p<0.001; body cell mass, 32.19 (20.49-40.95) vs 25.23(17.83-31.64) kg, p=0.003; total body water, 35.69±1.17 vs 28.58±0.85 kg, p<0.001;and phase angle, 6.18◦(3.73-10.11)◦ vs 3.46◦(0.40-6.51), p<0,001. Conclusion : BIA examinations revealed well nourished gastrointestinal and liver diseases inpatients had higher results of lean body mass, body cell mass, total body water and phase angle than malnutrition inpatients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq A.S.
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan ciri-ciri nonkonvensional dalam beberapa unsur struktur drama Kapai-Kapai, terutama unsur dialog, latar, dan tokoh serta kaitarnya dengan tema drama tersebut. Untuk mencapai tujuan itu, saya menggunakan konsep-konsep drama absurd yang telah dijabarkan oleh Martin Esslin dalam buku Theatre of The Absurd. Sedangkan data-data yang digunakan sepenuhnya bersumber dari kepustakaan. Pada tahap pertama, saya menelusuri drama-drama karya Arifin yang ditulis antara tahun 1964 sampai dengan 1984, terutama untuk mengenali kecenderungan umum drama-drama yang ditulis olehnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tokoh-tokoh drama ciptaan Arifin pada umumnya cenderung untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi secara tidak wajar. Pada tahap selanjutnya, saya menerapkan konsep-konsep drama absurd yang dijabarkan oleh Martin Esslin itu untuk membahas.unsur dialog, latar, dan tokoh serta kaitannya dengan tema drama tersebut. Pelaksanaan kerja di atas mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa ciri-ciri keabsurdan tampak kuat pada unsur dialog, latar, dan tokoh serta tema drama tersebut. Kesimpulan ini sekaligus membuktikan bahwa unsur-unsur teater absurd yang dikatakan sedang menciptakan teater modern kita tampak kuat dalam drama Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer.
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq
Abstrak :
Pada akhir abad ke 20 gelombang pertama aplikasi internet telah merambah dunia usaha perdagangan secara elektronik (e-commerce). Didasarkan pada teknologi informasi dan komunikasi itu Pula maka sistem pendidikan modern juga telah disatukan dalarn satu media : Komputer dan Internet untuk semua proses belajar dan mengajar yang tidal( terbatas pada waktu dan jarak yang telah dikenal sebagai e-learning. Untuk mendukung dunia pendidikan di alam maya ini maka diperlukan juga Sistem Perpustakaan Online yang menyediakan informasi dan referensi secara cepat dan efisien. Tugas Akhir ini merupakan suatu aplikasi dari Perpustakaan Online sebagai bagian dari situs e-Learning yang mencakup pembuatan database materi kepustakaan, tampilan antarmuka antara pengguna berupa menu-menu untuk link, proses interaktif antara user dengan database seperti peminjaman dan sistem denda, pengukuran response time server yang dikaitkan dengan tingkat kepuasan pengguna terhadap unjuk kerja sistem serta analisa hasil pengukuran. Program utama yang digunakan adalah PFtP sebagai bahasa serverscript dan MySQL sebagai database server. Hal yang penting dalam sintaks perpustakaan adalah pengendalian batas waktu peminjaman, sangsi atas keterlambatan dan batas-batas waktu yang digunakan balk untuk peminjaman ataupun pemesanan salinan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq
Jakarta: Panitia Seminar Nasional Pradigma, 1999
340.115 TAU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq
Abstrak :
Penelitian mengenai pembakaran telah mengalami perkembangan yang pesat di segala bidang. Penelitian yang akan dilakukan adalah pada arah menjaga kestabilan nyala api jauh dari ujung burner dengan memasang ring. Salah satu parameter yang diamati adalah temperatur ringnya yang diukur menggunakan infra red thermometer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya temperatur yang terukur pada ring keramik maupun ring stainless steel pada saat fenomena flame lift-up terjadi. Parameter yang divariasikan pada penelitian ini adalah jarak ring dengan mulut tabung pembakar. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada jarak ring yang sama atau tetap, semakin tinggi nilai burning load maka temperatur ring juga ikut meningkat. Selain itu juga dapat diketahui bahwa temperatur ring stainless steel lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur ring keramik .Namun panjang nyala api pada ring stainless steel lebih pendek dibandingkan dengan panjang nyala api pada ring stainless steel pada saat fenomena flame lift-up terjadi.
Research on burning has had a rapid development in all sectors. Research will be done is to maintain stability in the direction away from the flame to the burner tip install ring. One of the observed is the ring temperature measured using infra red thermometer. Goal of this research is to understand the magnitude of temperature measured on the ring ceramics and stainless steel ring at the time phenomenon flame lift-up occurred. Parameters varied in this research is the distance to the mouth tube ring burner. From the results of this research found that the ring on the distance or remain the same, the higher the value of the load burning ring temperature also increases. It also can note that the stainless steel ring temperature higher than the temperature ceramic ring. But the length of the flame on the stainless steel ring shorter than the length of the flame on the stainless steel ring at the time phenomenon flame lift-up occurred.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Taufiq
Abstrak :
ABSTRAK Alumina dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, struktur kristal stabil dan meta stabil. Struktur kristal meta stabil, yang mempunyai keaktifan permukaan dapat dibuat dengan pemanasan Al(OH)3 dibawah temperatur 10000C . Permukaan yang aktif berstruktur kristal r dan sifat keasamannya tinggi. Alumina tersebut dapat digunakan sebagai penyangga katalis pada reaksi dehidrogenasi metanol. Reaksi katalisis dehidrogenasi metanol memerlukan sifat keasaman permukaan yang rendah, maka penyangga katalis biasanya diimpregnasi dengan logam atau oksida logam. Dalam penelitian ini , alumina dibuat dari amonium aluminium suifat dodeka hidrat NH4 Al (SO4)2.12 H2O yang dipa naskan pada temperatur 9000C selama 3 jam. Alumina sebelum dan sesudah diimpregnasi,ditentukan struktur kristalnya dengan metode difraksi sinar K, luas permukaan dengan metode adsorpsi gas N2., keasaman dengan metode gravimetri dan spektroskopi infra merah. Alumina yang diperoleh dapat digunakan sebagai penyangga katalis. Karena keasamannya tinggi maka dapat diturunkan dengan mengimpregnasikan zink oksida ke dalam alumina dengan variasi perbandingan atom Zn/Al 5;10;15;dan 20% . Alumina yang diimpregnasi dapat digunakan sebagai katalis dehidrogenasi metanol. Produk uji katalis,dianalisis secara volumetri dan kromatografi gas. Hasil analisis menunjukkan ,bahwa alumina dodeka hidrat yang dipanaskan pada 900°C selama 3 jam berubah menjadi alumina yang tergolong dalam struktur kristal a , r , S , ]t ,ri ,dan K . Impregnasi ZnO mempengaruhi struktur kristal, luas permukaan, keasaman, serta efektifitas katalis. Uji katalis pada perbandingan Zn/Al s 10 % dan temperatur reaksi katalisis 5500C, menghasilkan konversi optimum metanol menjadi formaldehida sebanyak 4,47 % .
ABSTRACT Alumina is grouped into two type, the first is stable in crystal structure and the second is metastable in crystal structure.Alumina which are metastable in crystal structure and have surface activity can be made by heating Al(OH)31at 1000°C .The. active surface has crystal structure and high acidity ,and can be used as catalytic support in the methanol dehydration reaction . Because this reaction need low surface acidity properties,the catalytic support usually impregnated with metal or metal oxide. In this experiment ,alumina is made by heating aluminium sulphate dodeca hydrat NH4A1(SO4)2.12H2O at 900°C for three hours. Before and after impregnated, the crystal of alumina is determined by using X ray diffraction method,the surface area is determined by nitrogen adsorprtion gas ,the acidity determined by gravimetry and infra red spectroscophy methods.The acidity is decreased by impregnated zink oxide into the alumina with the Zn/Al atomic ratio 5,10,15 and 20% .After impregnated, alumina can be used as catalyst for methanol dehydrogenation. Analytical result showed that the alumina dodeca hydrat heated at 900°C for three hours has changed into alumina in the group of a, r, b, ?[, q, and K crystal structure.Zink oxide impregnation can affect the crystal structure,surface area,acidity,and the effectiveness of catalyst.Catalyst tested at the ratio of Zn/AlslO % and the temperature of catalysis reaction at 550°C gave optimum methanol conversion into formaldehide as much as 4,47%.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq
Abstrak :
Perkembangan peritel modern semakin pesat beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya dengan cepat gerai-gerai peritel modern. Perkembangan ini tentunya didukung oleh kerjasama antara peritel modern dengan pemasoknya, baik pemasok dengan skala usaha yang besar, menengah dan kecil. Salah satu pemasok peritel modern adalah PT.Intigarmindo Persada yang memproduksi pakaian jadi. Kerjasama pemasokan barang tersebut dituangkan secara tertulis dalam suatu bentuk perjanjian. Sehingga timbul pertanyaan: (1) Bagaimanakah sistem perjanjian dan persyaratan dagang antara peritel modern dengan PT. Intigarmindo Persada selaku pemasok barang, (2) Apakah ketentuan promosi diskon, minimum margin dan minus margin merupakan syarat dagang yang membebani pemasok dan menjadi potensi atas persaingan usaha yang tidak sehat, serta (3) Bagaimanakah peranan pemerintah atas permasalahan yang timbul dari pelaksanaan syarat dagang pada perjanjian kerjasama pemasokan barang. Untuk menjawab pertanyaan ini, telah dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan wawancara, dengan nara sumber dari PT.Intigarmindo Persada, Departemen Perdagangan Republik Indonesia dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: bahwa sistem perjanjian pemasokan barang antara peritel modern dengan PT.Intigarmindo Persada terdiri dari sistem konsinyasi dan jual beli putus, dan berbagai syarat dagang yang ditentukan oleh peritel modern seringkali sangat memberatkan pemasok, terutama peritel modern yang berupa skala usaha yang besar yang mempunyai posisi dominan yang kuat terhadap pemasoknya, sehingga dapat menetapkan syarat dagang tersendiri terhadap pemasoknya. Penyalahgunaan posisi dominan tersebut dapat berpotensi menjadi sebab suatu persaingan usaha yang tidak sehat. Untuk itu pemerintah sedang merumuskan aturan baru dalam bentuk Peraturan Presiden tentang pasar modern, di mama akan diatur juga mengenai syarat dagang antara peritel modern dengan pemasoknya. Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah perlu dibentuknya suatu badan yang menjembatani kedua belah pihak karena walaupun aturan yang baru tersebut dikeluarkan, hal itu tidak akan dapat sepenuhnya mengakomodasi kepentingan para pihak, dan perlunya ada suatu pemberian sanksi yang tegas terhadap pihak yang melakukan penyimpangan.
Modern retailers have made fast development in the last few years. This can be seen from the rapid increase of modern retailer outlets. This development is surely supported by the cooperation between modern retailers and their suppliers; big, medium or small-scale suppliers. PT. Intigarmindo Persada is one of the supplier, which produces finished garment. The cooperation in good supply is set forth in writing a form of agreement. Then some questions are raised: (1) How are the system of agreement and trade conditions between modern retailers and PT. Intigarmindo Persada as goods supplier? (2) Do discount promotion, minimum margin and minus margin constitute trade condition which burden suppliers and lead to unfair business competition, and (3) What are the roles of the Government in the settlement of problems arising from trade conditions in goods supply agreement? To answer this question, a study has been conducted by bibliographical study and interviews with sources persons from PT.Intigarmindo Persada, Ministry of Trade of Republic of Indonesia, and Business Competition Supervisory Commission of the Republic of Indonesia. From the above study, it can be concluded as follows: that the system of goods supply agreement between modern retailers and PT.Intigarmindo Persada consists of consignment system and cash and carry and various trade conditions determined by modern retailers of big scale enterprises which have strong bargaining power in front of their suppliers. This dominance position may cause unfair business competition. Therefore, the Government is formulation a new regulation in from of presidential decree on modern market, which also provides trade conditions between modern retailers and their suppliers. It is suggested that a body which can bridges both sides should be established because even though a regulation has been establish, it will not accommodate all interests of the parties, and strict sanction must be applied in case of breach.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Taufiq
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai sejauh mana peran Pemegang Saham dalam hal ini Kementerian BUMN dalam pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada BUMN sektor asuransi yang mendorong peningkatan nilai perusahaan dan menciptakan kondisi yang memacu organ perusahaan lainnya yaitu Dewan Komisaris dan Direksi untuk lebih meningkatkan perannya dalam implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Perlu peningkatan peran Pemegang Saham melalui upaya penetapan keputusan dan kebijakan yang konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait BUMN. Manfaat yang diharapkan dari penerapan Good Corporate Governance adalah terciptanya iklim kerja yang kondusif karena adanya kesadaran dan pemahaman mengenai fungsi dan peran, wewenang serta tanggung jawab dari masing-masing organ perusahaan. Hasil penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tercermin dengan meningkatnya nilai dan kinerja BUMN. ......This thesis discusses the extent to which the role of shareholders in this case the Ministry of SOEs in the implementation of the principles of good corporate governance in state-owned insurance sector is driving increased value of the company and create the conditions that spur other companies organs to further enhance its role in implementation of the principles of Good Corporate Governance. Shareholders need to increase the role of decision-making through the efforts and policies that are consistent with the legislation in force related to SOE. The benefits expected from the implementation of good corporate governance is the creation of conducive working environment because of lack of awareness and understanding of the functions and roles, powers and responsibilities of each organ of the company. The results of the application of the principles of good corporate governance is reflected in the increased value and performance of SOEs.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>