Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Anggoro
Abstrak :
Penggunaan input luar pada usaha tani padi sawah antara lain berupa pupuk kimia saat ini masih relatif tinggi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia, pestisida dan pengolahan lahan yang sangat intensif pada usaha tani padi telah menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga menurunkan kapasitas produksi dan kualitas lingkungan. Di lain pihak petani mempunyai potensi input berupa bahan organik dari limbah pertanian yang dapat diproses menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk organik akan mengurangi jumlah pupuk kimia, sehingga produktivitas lahan dapat meningkat dan kerusakan lingkungan dapat berkurang. Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah penerapan penggunaan pupuk organik pada usaha tani padi sawah kurang optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan penerapan penggunaan pupuk organik pada usaha tani padi sawah kurang optimal di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu; (2) Untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor penyebab terhadap penerapan pupuk organik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari Pebruari 2003 sampai dengan April 2003 di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu dipilih tiga desa yang mempunyai potensi pertanian dan peternakan paling dominan. Penentuan jumlah sampel dengan cara sampling acak sederhana dari 905 KK petani diambil 96 KK petani sampel. Data Primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan. Sebelum pelaksanaan survei instrumen diujicobakan pada 20 orang petani di lokasi penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi berganda, korelasi berganda, dan korelasi parsial. Variabel-variabel penelitian adalah: Variabel tidak bebas Y = Penerapan Pupuk Organik; Variabel bebas (X) terdiri dari X1 = Pengetahuan Petani, X2 = Proses Pembuatan Pupuk Organik, dan X3 = Motivasi Petani. Koefisien regresi dilakukan uji F dan uji.t. Hubungan fungsional antara variabel Y dan Variabel X ditunjukkan dengan model persamaan regresi berganda Y = 38,8 + 1,082 XI - 0,213 X2 + 0,247 X3. Hasil uji F menunjukkan bahwa persamaan regresi sangat signifikan (p < 0,01). Hasil uji t menunjukkan bahwa koefisien X1 dan X3 sangat signifikan (p < 0,01), sedangkan koefisien X2 signifikan (p < 0,05). Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan petani, semakin rendah kesulitan proses pembuatan pupuk organik dan semakin tinggi motivasi petani secara bersama-sama berpengaruh terhadap semakin tingginya penerapan pupuk organik petani padi sawah di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara. Koefisien korelasi berganda R adalah sebesar 0,862. Berdasarkan koefisien korelasi berganda didapat koefisien determinasi R2 sebesar 0,742, angka ini menjelaskan bahwa variasi penerapan pupuk organik sebesar 74,2 % ditentukan oleh pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik dan motivasi petani secara bersama-sama. Sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel uji. Koefisien korelasi parsial dapat dilihat bahwa variabel motivasi petani (X3) merupakan variabel yang paling kuat terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial r3,12 = 0,280. Selanjutnya diikuti berturut-turut oleh variabel pengetahuan petani (X1) terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial ry1.23 = 0,269, dan terakhir adalah variabel proses pembuatan pupuk organik (X2) terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial ry2.13 = - 0,233. Dengan demikian dalam penelitian ini variabel motivasi petani memberikan kontribusi terbesar, diikuti oleh variabel pengetahuan petani dan selanjutnya proses pembuatan pupuk organik dalam mencapai penerapan pupuk organik. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor penyebab penerapan pupuk organik pada usaha tani padi sawah antara lain adalah: (a) Pengetahuan petani. (b) Proses pembuatan pupuk organik. (c) Motivasi petani; (2) Pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik, dan motivasi petani secara bersama-sama mempengaruhi penerapan penggunaan pupuk organik.
Usage of external input at rice field paddy farming in the form of chemical fertilizer in this time still high relative. Various research have indicated that usage of chemical fertilizer, pesticide and very intensive land processing at paddy farming have generated damage of environment so that degrade capacities produce and quality of environment. On the other hand farmer has internal input potency from organic materials of waste agriculture of which can processed to become organic fertilizer. Usage or organic fertilizer will lessen the amount of chemical fertilizer, so that farm productivity can increase and damage of environment can decrease. Told problems in this research is application of usage of organic fertilizer at rice field paddy farming less optimal. As for intention of this research is: (1) to know factors what causing application of usage of organic fertilizer at rice field paddy farming less optimal in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province; (2) to know influence factors that causing application or organic fertilizer. This research use quantitative approach with survey method. Research conducted during three months of February 2003 until April 2003 in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. Determination of research location conducted by purposive that is selected three countryside having agriculture potency and livestock potency most dominant. Determination of amount of sample by simple random sampling from 905 farmer family head taken 96 family head farmer of sample. Primary data collected with technique interview with research instrument which have been drawn up. Before execution of instrument survey in test-drived at 20 farmers research location to know validity and reliability instrument. Data to be analysis with method of multiple regressions, multiple correlation, and partial correlation. Research variables are: Dependent Variable Y = Application of Organic Fertilizer; Independent Variable (X) consist of X1 = Knowledge of Farmer, X2 = Process of Organic Fertilizer and X3 = Farmer Motivation. Functional link between variable of Y and Variable of X shown with model equation of multiple regression Y = 38,8 + 1,082 X, - 0,213 X2 + 0,247 X3. Result of test of F indicated that equation of regression is very significant (p < 0,01). Result of test of t indicated that coefficient X1 and X3 very significant (p < 0,01), coefficient X2 significant (p < 0,05). From equation of regression can be interpreted that excelsior knowledge of farmer, progressively lower difficulty process of organic fertilizer and excelsior motivate farmer by together have an effect on to its excelsior of application of organic fertilizer of rice field paddy in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. Multiple correlation coefficient of R is equal to 0,862. Coefficient of determination R2 is equal to 0,742, this number explain that variation application of organic fertilizer equal to 74,2 % determined by knowledge of farmer, process of organic fertilizer and farmer motivation by together. While the rest influenced by other factors outside test variable. Partial correlation coefficient earn seeing that variable motivate farmer (X3) represent strongest variable to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ryaI2 = 0,280. Here in after followed successively by variable knowledge of farmer (X1) to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ry123 = 0,269, and last is variable process of organic fertilizer (X2) to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ry2.13 = - 0,233. Thereby in this research variable motivate farmer give biggest contribution, followed by variable knowledge of farmer and hereinafter the process of organic fertilizer in reaching application of organic fertilizer. Conclusion of this research is (1) Factors cause of application of organic fertilizer at farming rice field for example .is: Knowledge of farmer; (b) Process of organic fertilizer. (c) Motivate farmer; (2) Knowledge of farmer, process of organic fertilizer, and farmer motivation by together influence application of usage of organic fertilizer.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Tri Anggoro
Abstrak :
Peningkatan jumlah kendaraan meningkat dengan cepat namun hal ini tidak sejalan dengan peningkatan jumlah dan panjang jalan, sehingga sering terjadi kepadatan kendaraan di suatu ruas jalan khususnya di jalan tol pada periode waktu puncak (peak hour). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan tarif tol dinamis dalam mengurai kepadatan jalan tol. Penelitian ini menggunakan variabel – variabel yang membentuk besaran dan waktu penerapan tarif dinamis antara lain tingkat kepadatan jalan tol, Ability-To-Pay (ATP), Willingness-To-Pay (WTP) serta tingkat sensitifitas tarif terhadap volume lalu lintas. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan tarif dinamis di jalan tol dapat merubah pola serta waktu perjalanan pengguna jalan tol. Penerapan tarif dinamis ini dapat mengurai kepadatan yang terjadi pada periode waktu puncak. ......The number of vehicles is increasing rapidly, but this is different from the rise in the number and length of roads, so there is often a density of vehicles on the road, especially on toll roads during peak hours. The objective of this research is to examine the application of dynamic toll tariffs in reducing toll road congestion. This research used variables that determine the amount and timing of dynamic tariffs, including the level of toll road density, Ability to Pay (ATP), Willingness to Pay (WTP), and tariff sensitivity to traffic volume. The result shows that applying dynamic tariffs on toll roads can change users' patterns and travel time. In addition, this dynamic tariff can break down the density of toll road during peak hours.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Anggoro
Abstrak :
Teknologi informasi telah menjadi enabler untuk perusahaan dalama menjalankan bisnis. Perangkat lunak sebagai salah satu komponen pada teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dari organisasi.Perangkat lunak berperan sebagai alat untuk mendukung dan menyederhanakan bisnis proses pada organisasi. Sebuah perangkat lunak harus mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Proses pengembangan perangkat lunak yang efektif diperlukan untuk membuat perangkat lunak yang berkualitas. Proses pengembangan perangkat lunak dikategorikan efektif jika dapat diselesaikan tepat waktu, biaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Studi kasus dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada industri perbangkan. Perusahaan ini bergerak pada pasar yang kompetitif, perusaahan perlu untuk memperoleh nasabah baru dengan tetap menjaga nasabahnya. Perusahaan perlu untuk terus meningkatkan kulaitas perangkat lunak. Capability Maturity Model Integration (CMMI) versi 2.0 adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk perbaikan proses perangkat lunak. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi CMMI. CMMI memiliki struktur yang besar, oleh karena itu continuous representation digunakan untuk implementasi CMMI. Perusahaan harus menetapkan dan memprioritaskan practice area mana yang paling sesuai untuk kondisi saat ini dari proses pengembangan perangkat lunaknya. Studi ini menggunakan CMMI Roadmap untuk memilih area praktik dengan mendefinisikan tujuan dan masalah bisnis. SCAMPI C digunakan sebagai metode penilaian untuk mengukur tingkat kematangan dan kemampuan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini menggunakan metode berbasis kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas perangkat lunak. Rekomendasi ini dirumuskan berdasarkan CMMI-Dev versi 2.0.
Information technology has become an enabler for a company to operate its business. The software has become one of the organizations primary needs. The softwares role as an instrument for supporting and simplifying business processes in an organization. A single software should have excellent quality to satisfy the client. An effective software development process is necessary to produce good quality software. The software development process can be classified as effective if finished on time, cost-effective, and following user requirements. A case study involving a company that engaged in the banking business was done. This company operates in a very competitive market. This company needs to maintain its customers as it gains fresh customers. Therefore its software quality needs to be steadily improved. Capability Maturity Model Integration (CMMI) version 2.0 is a framework which can be used for software process improvement. This study is undertaken to gain a better understanding of CMMI implementation. As CMMI constitutes an enormous structure, continuous representation was used as an approach for CMMI implementation. The company must define and prioritize which practice area is most appropriate for the current conditions of its software development process. This study uses CMMI Roadmap for selecting the practice area by defining business goals and problems. SCAMPI C is used as an appraisal method to measure the level of maturity and capability of the software development process. This study uses a questionnaire-based method to collect data. The result of this research is a recommendation that can lead to software quality improvements. The recommendation is formulated based on CMMI-Dev version 2.0.
Depok: kompu, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebastian Tri Anggoro
Abstrak :
Kapasitas adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan tindakan pengurangan tingkat ancaman dan tingkat kerugian akibat bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang paling mempengaruhi, karakteristik tingkat kapasitas komunitas dalam menghadapi bencana kebakaran, dan keterkaitan tingkat kapasitas dengan bencana kebakaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner purposive sampling ke 62 ketua RW yang ada di Kecamatan Matraman dan kuesioner FAHP kepada 9 ahli di bidang bencana kebakaran perkotaan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode FAHP, skoring, dan regresi linier sederhana. Analisis dilakukan dengan analisis regresi dan spasial deskriptif untuk melihat persebaran tingkat kapasitas secara spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan kebakaran sebagai variabel yang paling mempengaruhi dan properti komunitas sebagai yang paling kurang mempengaruhi. Terdapat 22 rukun warga dengan tingkat kapasitas rendah, 30 rukun warga dengan tingkat kapasitas sedang, dan 10 rukun warga dengan kapasitas tinggi. Karakteristik wilayah pada tingkat kapasitas tinggi didominasi oleh jalan lebar, kepadatan bangunan rendah, kualitas bangunan permanen, dan penggunaan lahan permukiman. Tingkat kapasitas rendah didominasi oleh jalan sempit, kepadatan bangunan tinggi, kualitas bangunan semipermanen, dan penggunaan lahan permukiman. Sementara itu, pada kapasitas sedang memiliki karakteristik kombinasi antara tingkat rendah dan tinggi. Terdapat keterkaitan antara tingkat kapasitas dengan bencana kebakaran yang signifikan dengan pengaruh yang terbalik, sehingga tiap peningkatan kapasitas akan menurunkan bencana kebakaran. ......Capacity is the ability of a state and people to cope with disaster to reduce hazard and potential losses. This research aims to analyze the most influencing factor, characteristics on each of the capacity level and linkage between capacity level and urban fire disaster. The method that is used in this research is purposive sampling to 62 head of RW (Neighborhood Community) and FAHP to 9 experts in urban fire. Data processing is done with FAHP, scoring, and simple linear regression. To analyze the processed data this research uses regression analysis and spatial descriptive. Result shows that fire prevention is the most influential variable while community property is the least influential variable. There are 22 RW with low capacity level, 30 RW with moderate capacity level, and 10 RW with high capacity level. Characteristic in the high capacity level is dominated by wide roads, low building density, permanent building, and residential land use. Characteristics in the low capacity level are shown by narrow roads, high building density, semipermanent building, and residential land use. While the moderate capacity level has a combined characteristics of low capacity and high capacity level. There is a significant linkage between capacity level and urban fire disaster with reverse effect, in essence every capacity enhancement will result in disaster reduction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Tri Anggoro
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9793
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Anggoro
Abstrak :
ABSTRAK
Teknologi informasi telah menjadi enabler untuk perusahaan dalama menjalankan bisnis. Perangkat lunak sebagai salah satu komponen pada teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dari organisasi.Perangkat lunak berperan sebagai alat untuk mendukung dan menyederhanakan bisnis proses pada organisasi. Sebuah perangkat lunak harus mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Proses pengembangan perangkat lunak yang efektif diperlukan untuk membuat perangkat lunak yang berkualitas. Proses pengembangan perangkat lunak dikategorikan efektif jika dapat diselesaikan tepat waktu, biaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Studi kasus dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada industri perbangkan. Perusahaan ini bergerak pada pasar yang kompetitif, perusaahan perlu untuk memperoleh nasabah baru dengan tetap menjaga nasabahnya. Perusahaan perlu untuk terus meningkatkan kulaitas perangkat lunak. Capability Maturity Model Integration (CMMI) versi 2.0 adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk perbaikan proses perangkat lunak. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi CMMI. CMMI memiliki struktur yang besar, oleh karena itu continuous representation digunakan untuk implementasi CMMI. Perusahaan harus menetapkan dan memprioritaskan practice area mana yang paling sesuai untuk kondisi saat ini dari proses pengembangan perangkat lunaknya. Studi ini menggunakan CMMI Roadmap untuk memilih area praktik dengan mendefinisikan tujuan dan masalah bisnis. SCAMPI C digunakan sebagai metode penilaian untuk mengukur tingkat kematangan dan kemampuan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini menggunakan metode berbasis kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas perangkat lunak. Rekomendasi ini dirumuskan berdasarkan CMMI-Dev versi 2.0.
ABSTRACT
Information technology has become an enabler for a company to operate its business. The software has become one of the organization's primary needs. The software's role as an instrument for supporting and simplifying business processes in an organization. A single software should have excellent quality to satisfy the client. An effective software development process is necessary to produce good quality software. The software development process can be classified as effective if finished on time, cost-effective, and following user requirements. A case study involving a company that engaged in the banking business was done. This company operates in a very competitive market. This company needs to maintain its customers as it gains fresh customers. Therefore its software quality needs to be steadily improved. Capability Maturity Model Integration (CMMI) version 2.0 is a framework which can be used for software process improvement. This study is undertaken to gain a better understanding of CMMI implementation. As CMMI constitutes an enormous structure, continuous representation was used as an approach for CMMI implementation. The company must define and prioritize which practice area is most appropriate for the current conditions of its software development process. This study uses CMMI Roadmap for selecting the practice area by defining business goals and problems. SCAMPI C is used as an appraisal method to measure the level of maturity and capability of the software development process. This study uses a questionnaire-based method to collect data. The result of this research is a recommendation that can lead to software quality improvements. The recommendation is formulated based on CMMI-Dev version 2.0.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anggoro
Abstrak :
ABSTRACT
Setrika listrik tanpa uap merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik yang banyak digunakan pada sektor rumah tangga. Pemakaian daya listrik yang cukup besar ini perlu diperhatikan tingkat efisiensinya. Besarnya tingkat efisiensi minimum setrika listrik tanpa uap yang masih diperbolehkan untuk dapat beredar dipasaran Indonesia belum ditetapkan oleh pemerintah. Pengujian kinerja terhadap peralatan setrika listrik tanpa uap ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dalam penetapan tingkat efisiensi tersebut. Pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat efisiensi maupun pemakaian energi listrik dilakukan menggunakan standar pengujian SNI IEC 60311 : 2009. Banyaknya sampel uj i yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 unit yang terdiri dari 20 model setrika listrik tanpa uap yang beredar dipasaran pada tahun 2014. Dari hasil pengujian dan analisis statistik didapatkan rekomendasi pemberlakukan nilai standar kinerja energi minimum berdasarkan tingkat efisiensi energi yaitu sebesar 0,9 Wh/OC. Melalui penerapan standar kinerja energi minimum tersebut diharapkan adanya peningkatan efisiensi pemakaian energi listrik pada setrika listrik tanpa uap sebesar 17 °o.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016
621 KLET 15:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library