Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Tri Widodo
"ABSTRAK
Penerapan teknologi komunikasi dan jaringan sebagai sarana dan tulang punggung untuk interaksi user dalam suatu sistem informasi adalah menjadi bagian yang sangat kritis dan penting untuk diperhatikan agar tidak menjadikan kendala perusahaan dalam melaksanakan operas ionalnya.
Penelitian integrasi infrastruktur jaringan informasi dilakukan pada sebuah bank yang jaringan operasionalnya cukup luas didalam dan luar negeri. Selanjutnya diteliti kemungkinan dapat diterapkan suatu enterprise network sebagai sarana jalur komunikasi dari seluruh jaringan kerja untuk kepentingan transaksi maupun administrasi.
Fokus dan tulisan ini membicarakan strategi pengembangan dengan pendekatan top down yang ditinjau dari sisi bisnis perusahaan dan diidentifikasikan dalam suatu kebutuhan jaringan untuk jangka pendek dan jangka panjang sebagai upaya untuk mengatasi kendala jarak dan waktu di semua jaringan kerja yang lokasinya tersebar dan berjauhan. Salah satu strategi yang penting adalah dengan teknologi jaringan ini diharapkan bank dapat memperluas jaringan kerja dengan sistim automasi pelayanan yang memungkinkan tidak harus membuka cabang baru sebagai antisipasi terhadap peraturan pemerintah setempat dan membengkaknya biaya bila harus membuka cabang baru secara f isik.
Pengembangan enterprise network dilakukan atas dasar strategi bisnis perusahaan dengan menyusun suatu rencana jangka pendek dan jangka panjang, mengidentifikasikan layanan yang diperlukan di semua tingkatan manajemen perusahaan, yaitu : tingkat enterprise, urusan, cabang dan desktop. Design jaringan & pengembangan LAN dan WAN yang dilakukan harus mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait : acuan biaya, pemilihan network operating system, standard & Interoperability, Disaster & Recovery, network Management System.

ABSTRACT
Communication & networking technology application is the emerging infrastructure as backbone for user interaction on the environment system or sub system for the Enterprise Information System. Effort must be done to solve many problems such as unefficient duplication resources and to anticipate distance and time because of the distributed branch operational. Networking in the multiplatform, multisite, multi protocol, typically in large organization is called Enterprise Network.
The discussion start with strategic development rather than the technical implementation, using top down approach from the business strategic side, identification short term & long-term users need to solve operational constraint. One of the strategic decision is to solve problems that faced many government regulation when opening new branches office.
Enterprise Network development are structured around functionality & services in the organization. We Identify four level of services mainly, Enterprise, Division. Branches & Desktop. Based on the above level of services, we propose network design. cost analysis references, Network operating system selection, Standard & Interoperability, Disaster & recovery, Network Management System.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Tri Widodo
"Untuk menganalisis dan mendesain suatu struktur portal baja pada saat ini adalah dengan mengasumsikan sambungan antara balok dan kolom sebagai sambungan rigid atau sambungan pin. Pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan pin, rotasi pada ujung - ujung elemen dapat bebas bergerak sehingga momen yang terjadi selalu nol. Sedangkan pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan rigid, tidak terjadi rotasi sehingga momen didistribusikan pada elemen terlemah dari sambungan tersebut. Meskipun penyederhanaan tersebut mempermudah dalam proses analisis dan desain tetapi pada kenyataannya hal tersebut menyimpang dari kejadian yang sebenarnya terjadi dilapangan karena pada setiap sambungan umurnnya terjadi rotasi sehingga yang terjadi pada struktur dilapangan adalah sambungan semirigid. Dari percobaan didapatkan perbandingan antara sambungan semirigid dengan sambungan rigid dan perbandingan basil percobaan dengan basil perhitungan dengan memakai software drain 2 Dx serta basil analisis perhitungan kekakuan rotasi sambungan berdasarkan Eurocode 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodot Tri Widodo
"Bank Mega sebagai salah satu bank swasta nasional yang berdiri sejak 15 April 1959 mempunyai kinerja yang cukup mengesankan selama krisis berlangsung. Kinerja perusahaan sejak diambil alih oleh grup Para pada 28 Maret 1996 senantiasa mengalami peningkatan sampai dengan sekarang. Untuk keperluan ekspansi dan meningkatkan jumlah penyaluran kredit, maka Bank Mega melakukan penawaran umum saham pada tanggal 27-30 Maret 2000 dan pcncatatan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dilakukan tanggal 17 April 2000. Momentum ini dimanfaatkan perusahaan ditengah beberapa penghargaan yang telah diterima dari berbagai pihak atas prestasi yang diraih selama ini.
Penilaian atas harga saham perdana pada saat IPO dilakukan dengan menggunakan metode Top Down, Three Step Approach, dimana dikatakan bahwa kondisi perekonomian secara umum, dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak akan mempengaruhi kondisi perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Langkah-langkah dalam menggunakan metode tersebut adalah 1). Analisa ekonomi makro 2). Analisa industri dimana perusahaan bergerak. dan 3).
Perkembangan perekonomian makro secara simultan mempengaruhi industri perbankan nasional. Saat terjadi puncak krisis ekonomi antara tahun 1997 sampai 1999 industri perbankan tidak mengalami pertumbuhan, bahkan turun drastis kinerjanya. Hal ini bisa dilihat dari angka perolehan laba,jumlah kredit bermasalah, dan pertumbuhan asetnya. Kinerja industri keuangan dan perbankan yang sedang turun ini berpengaruh juga terhadap kinerja saham bank-bank yang sudah go publik, dimana harga saham turun cukup tajam. Hanya sedikit perusahaan perbankan yang berhasil membukukan kinerja dengan baik, dan salah satunya adalah Bank Mega. Hal ini bisa dilihat pada peningkatan jumlah aset, dana pihak ketiga, penyaluran kredit, rasio kecukupan modal, kualitas aktiva produktif likuiditas dan kcemampuan menghasilkan laba, dimana angka-angka tersebut menunjukkan kondisi yang baik.
Penilaian harga saham dilakukan dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity. Besarnya K atau diskonto yang digunakan adalah sebesar 36,89%. Sedangkan tingkat pertumbuhan perusahaan terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap ekspansi pada tahun 2000 sebesar 19% dan 2001 tumbuh sebesar 17% dimana terjadi pertumbuhan yang cukup pesat, dan tahap maturity yang terjadi mulai tahun 2002 dimana tingkat pertumbuhan perusahaan cenderung konstan pada angka pertumbuhan 16%. Nilai saham perusahaan per Desember 1999 adalah Rp1.423,00 per Iembar. Penawaran harga saham perdana pada saal IPO adalah Rp.1.200,00 per lembar dengan nilai nominal Rp.500,00. Dengan demikian dapal dikatakan bahwa harga penawaran saham tersebut tergolong undervalued dan masih memungkinkan untuk naik di masa yang akan datang.
Dari hasil proyeksi laporan keuangan per Desember 1999 diperoleh nilai pendapatan per lembar saham (Earnings per Sahre/EPS) sebesar Rp158,59. Dengan harga penawaran sebesar Rp1 .200,00 maka diperoleh Rasio Harga Terhadap Pendapatan (Price Earnings Rario/PER) perusahan sebesar 8,95. Pada periodc yang sama PER induslri pcrbanknn adalah 9.06. Dengan PER yang lebih rcndah dari industri keuangan, maka harga penawaran saham perdana tersebut termasuk rendah, sehingga masih ada kemungkinan harga saham akan naik pada saat perdagangan di pasar sekunder.
Bila ditinjau berdasarkan Rasio Harga Terhadap Nilai Buku (Price to Book Value Rufio/PBV), perusahaaan memiliki nilai PBV pada Desembcr 1999 sebesar 1.76. sementara PBV industri perbankan pada periode yang sama adalah sebesar 6,78. Dengan demikian harga saham perdana tersebut cukup rendah dan masih ada kemungkinan harga saham untuk mengalami kenaikan pada perdagangan di pasar sekunder.
Berbagai asumsi yang telah ditetapkan dalam menghasilkan nilai saham di atas bisa berubah sesuai dengan perkembangan eksternal dan internal perusahaan, untuk itu dilakukan analisa sensitivitas yang mengakomodasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadidi masa datang. yakni kondisi terburuk (worse case), kondisi normal (normal case). kondisi terbaik (best case). Dari analisa tersebut dihasilkan bahwa harga saham terendah berdasarkan kondisi fundamental terburuk yang kemungkinan bisa dialami perusahaan adalah sebesar Rp765,44. Sedangkan harga saham tertinggi berdasarkan kondisi fundamental terbaik yang mungkin bisa dialami perusahaan adalah sebesar Rp.1.553,85. Dalam range itulah kemungkinan terjadinya pergerakan saham perusahaan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widodo
"Penelitian ini melakukan analisis pemetaan pemangku kepentingan pada sebuah organisasi nirlaba yang berbentuk yayasan, yaitu Yayasan Titian Masa Depan. Yayasan ini bergerak di bidang sosial-pendidikan yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan pemangku kepentingan utama, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan yayasan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan metode kualitatif, cara pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, wawancara dan kuesioner kepada narasumber. Hasil analisis yang dilakukan selama penelitian menunjukkan bahwa Titian memiliki empat pemangku kepentingan utama, yaitu: manajemen, dewan pembina (board), donor dan penerima manfaat. Pengelolaan yang tepat kepada pemangku kepentingan utama dapat menambah efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki yayasan serta menjamin keberlanjutan usaha yayasan. Keterbatasan penelitian ini adalah belum adanya instrumen untuk melakukan pemetaan pemangku kepentingan yang khusus untuk organisasi nirlaba, sehingga penelitian ini masih mengacu pada instrumen untuk organisasi yang berorientasi laba. Selain itu, penelitian ini juga belum menggunakan focus group discussion untuk melengkapi data yang dikumpulkan. Penelitian ini juga dilakukan berdasarkan persepsi dari narasumber yang hasilnya sangat bergantung pada pandangan narasumber.

This research analyses the implementation of stakeholder mapping within a non-profit organization operating in the social-education sector, named the Titian Foundation. The main objective of this research is to determine the key stakeholders of Titian Foundation, who must be considered during decision-making processes. This research is a case study using qualitative methods; data for this research was obtained through literature study, interviews and questionnaires. This research identifies four key stakeholders of Titian Foundation: management, board member, donors and beneficiaries. Proper stakeholder management approaches help organizations use their resources effectively and efficiently, and also ensure their going concerns. The limitations of this research are related to the analysis instruments used and the data collection method that could be completed with focus group discussions. This research relies on the managements perceptions that are limited to managements perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tri Widodo
"ABSTRAK
Telah dilakukan pengamatan secara sistematis mengenai dinamika struktur domain pada material feromagnetik model nanosphere dengan menggunakan simulasi mikromagnetik, OOMMF yang berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz- Gilbert (LLG). Material yang digunakan dalam simulasi mikromagnetik ini terdiri dari Permalloy (Py), Nikel (Ni), Besi (Fe) dan Kobalt (Co). Variasi diameter nanosphere mulai 20 nm hingga 100 nm dengan ukuran sel 3 2,5 2,5 2,5 x x nm , dan faktor redaman (damping constant) 0,1  serta kondisi temperatur sistem 0 K. Pengamatan mikromagnetik dan struktur domain kami bagi dalam dua bagian. Bagian pertama, pengamatan difokuskan pada struktur domain dan energi sistem pada kondisi tanpa diberi medan luar atau groundstate.
Dari hasil pengamatan, kami menemukan adanya transisi struktur domain dari single-domain (SD) ke vortex-state (VS) yang dibatasi oleh diameter kritis (critical diameter ). Di bawah diameter kritis, seluruh struktur domain teramati pada keadaan SD, sedangkan VS ditemukan di atas diameter kritis.
Hasil simulasi mikromagnetik menunjukkan bahwa diameter kritis yang diperoleh sesuai dengan prediksi hasil perhitungan teori. Selain itu, kami juga menganalisa energi sistem. Dimana keadaan struktur domain dapat dipertegas dengan memperhatikan perubahan yang terjadi pada energi demagnetisasi dan energi exchange. Di bawah diameter kritis, energi sistem didominasi oleh energi demagnetisasi, sedangkan energi exchange mendominasi di atas diameter kritis.
Pada bagian kedua, kami mengamati dinamika struktur domain ketika diberikan medan luar. Dalam hal ini kami memfokuskan untuk mendapatkan karakteristik sifat magnet seperti kurva histeresis, koersivitas, remanen, medan nukleasi (nucleation field) dan medan saturasi (saturation field) serta waktu pembalikan (switching time). Dari analisa kurva histeresis, kami mengamati bahwa nilai medan koersivitas meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran diameter nanosphere.
Hasil ini sesuai dengan hasil pengamatan eksperimen. Yang lebih menarik yakni struktur domain dan profil energi sistem yang teramati pada keadaan remanen sama dengan pada keadaan groundstate. Akhirnya kami menyimpulkan bahwa karakteristik sifat magnet dari material feromagnetik model nanosphere patut dipertimbangkan dalam pembuatan perangkat perekam magnetik.

ABSTRACT
We have systematically investigated domain structures of ferromagnetic nanosphere model by means of public micromagnetic simulation, OOMMF based on Landau-Lifshitz-Gilbert equation. Materials used in the micromagnetic simulation consisted of Permalloy (Py), Cobalt (Co), Iron (Fe), and Nickel (Ni). Diameter of nanospheres were carried out from 20 nm to 100 nm with cellsize 3 2,5 2,5 2,5 x x nm and the damping constant was fixed . The temperature system was fixed absolute zero temperature. The micromagnetic investigation of domain structures, we separated in two part. First part, we have focused to domain structure and magnetization energy in zero external field condition or ground state.
From the observation, we found that the transition of domain structure from a single-domain (SD) to a vortex-state structure (VS) was related to critical diameter. Below the critical diameter, all the cases exhibited a SD structures while a VS structure was found above the critical diameter.
The micromagnetic simulation results showed that the critical diameter agrees with the theoretical prediction. Furthermore, we have analyzed the magnetization energy systems corresponded to the transition domain structure. Interestingly, the transition domain structure is shown by changing the demagnetization and exchange energy. Below the critical diameter, the magnetization energy was dominated by the demagnetization energy rather than exchange energy. Then, the exchange energy startly dominated above the critical diameter.
Second part, we investigated the dynamics domain structure with applied the external field. In this, we focused to find the magnetic properties; such as hysteresis loops, corcivity field, remanent field, nucleation field, saturation field and switching time. From analyzing the hysteresis loops, we found that the coecivity field increased as the diameter decreased.
This results is comparable with the the experiment result. Mostly interesting, the domain structures similarly exhibited to the ground state condition at the remanence state as well as the magnetization energy profiles. Concern to the switching field, the magnitude of applied field to switch from one saturation to another saturation. We concluded that behavior in ferrromagnetic nanospheres may allow us to consider in a practical design of magnetic recording devices."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Tri Widodo
"[ABSTRAK
Remaja meruapakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa yang penuh dengan stabilitas emosional yang masih labil dan dapat terjadi krisis dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang berupa kenakalan remaja. Jakarta Selatan menjadi Kota yang kasus kenakalan remajanya tertinggi dan kecenderungannya meningkat di Jakarta. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui Pola kejadian kenakalan remaja dengan jenis yang berbeda kaitannya dengan karakteristik Wilayah di Kota Jakarta Selatan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan pola keruangan kenakalan remaja tawuran dan balapan liar di mana pola keruangan kejadian tawuran yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja dan jalan dengan lebar minimal 10 meter atau persimpangan sebagai ruang terbuka, namun tidak terhambat dengan keberadaan fasilitas keamanan. Sedangkan pola keruangan kejadian balapan liar yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja, jalan dengan lebar lebih dari 10 meter, jalur lurus yang panjang lebih dari 100 meter, kondisi jalan baik dan tidak ada pengawasan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada satu lokasi balapan liar di setiap ruas jalan utama.

ABSTRACT
Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads., Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S58517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widodo
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015
330.959 8 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widodo
"Gerakan tanah merupakan peristiwa perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Gerakan tanah dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor perbuatan manusia. Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang mempunyai kejadian gerakan tanah yang cukup sering terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi serta menganalisis sebaran wilayah potensi gerakan tanah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Metode pendeteksian potensi gerakan tanah dilakukan dengan menggunakan metode Decision Tree pohon keputusan dengan algoritma C4.5 untuk mendapatkan nilai Gain tertinggi dalam penentuan akar pada pohon keputusan. Data aktual kejadian gerakan tanah digunakan untuk megetahui tingkat akurasi wilayah potensi gerakan tanah dengan uji confussion matrix. Selanjutnya, analisis keterhubungan antara titik aktual kejadian dengan kondisi fisik wilayah dan hasil model dilakukan menggunakan metode weighted of evidence.
Penelitian ini menggunakan data litologi, jenis tanah, penggunaan tanah, ekstrasi data citra Landsat 8 OLI pada bulan Agustus 2017 dengan analisis Normalized Difference Vegetation Index NDVI serta ekstrasi data citra Alos PALSAR untuk wilayah ketinggian, dan kemiringan lereng.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat gerakan tanah dengan potensi tinggi di wilayah penelitian seluas 18.23 Km2 atau 19.09 dari total wilayah penelitian. Asosiasi data kejadian aktual dengan hasil identifikasi potensi gerakan tanah menunjukkan akurasi model sebesar 80.91. Distribusi wilayah potensi gerakan tanah tersebar pada wilayah dengan ciri pada ketinggian 600-800 mdpl, kemiringan lereng 14-20, kerapatan vegetasi 50-75, penggunaan tanah permukiman, jenis batuan anggota batu pasir cantayan dengan jenis tanah asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat.

Landslide is a phenomenon of movement of slope forming material in the form of rocks, soil, or mixed material moving down or out of the slope. Landslide can occur due to natural factors and factors of human action. Sukaresmi District, Cianjur Regency is one of the areas that has landslide occurrence which is quite common. Therefore, this study was conducted with the aim to detect and analyze the spread of landslide susceptibility areas in Sukaresmi District, Cianjur Regency.
The landslide susceptibility detection method was performed using the Decision Tree method with C4.5 algorithm to obtain the highest gain value in root determination in the decision tree. Actual data of landslide occurrence was used to determine the accuracy of susceptibility region with confussion matrix examination. Furthermore, the correlation analysis between the actual point of landslide occurrence with the physical condition of the region and the model results was done using the weighted of evidence method.
This research used lithology data, soil type, landuse, Landsat 8 multispectral imagery data extraction in August 2017 with Normalized Difference Vegetation Index analysis, and Alos PALSAR imagery data extraction for altitude area and slope.
The results of this study indicate a high potential landslide in the research area of 18.23 Km2 or 19.09 of the total research area by accuracy level 80.91 with actual event data. Distribution of landslide susceptibility area was spread on area with characteristics at an altitude of 600 ndash 800 m, slope 14 20, vegetation density 50 75, settlement landuse, cantayan sandstone rock type with soil associations latosol reddish brown and brown latosol.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Tri Widodo
"Penelitian ini membahas mengenai aspek behavioral finance utamanya pengaruh yang ditimbulkan oleh usia dan jenis kelamin terhadap preferensi risiko investor di Indonesia. Lebih lanjut, penelitian ini juga membahas mengenai pengaruh preferensi risiko terhadap pemilihan investasi saham berbasis dividen saat telah berlakunya fasilitas pembebasan pajak atas dividen pada level investor di Indonesia serta efek moderasi awareness investor dari fasilitas pembebasan pajak tersebut. Dengan menggunakan data dari 321 responden, didapatkan hasil atas pengaruh usia terhadap preferensi risiko yang bervariasi namun, condong semakin bertambah usia investor semakin tinggi pula preferensi risikonya. Hal ini bertolak belakang dengan stigma dan kebanyakan hasil penelitian sebelumnya. Untuk jenis kelamin ditemukan laki-laki memiliki preferensi risiko lebih tinggi daripada perempuan. Sementara itu, orang dengan preferensi risiko tinggi akan tetap cenderung memilih saham yang menghasilkan dividen karena memperlakukan dividen sebagai short-term return dan awareness akan fasilitas pembebasan pajak atas dividen tersebut menguatkan hubungan preferensi risiko terhadap pemilihan investasi saham berbasis dividen karena mampu memberikan insentif tersendiri.

This research discusses aspects of behavioral finance, especially the influence that age and gender have on investors' risk preferences in Indonesia. Furthermore, this research also discusses the influence of risk preferences on the choice of dividend-based stock investment when the tax exemption facility for dividends has been implemented at the investor level in Indonesia as well as the moderating effect of investor awareness of this tax exemption facility. Using data from 321 respondents, results were obtained regarding the influence of age on risk preferences which varied, however, the older an investor tends to be, the higher their risk preferences. This is contrary to stigma and most previous research results. For gender, it was found that men had a higher risk preference than women. Meanwhile, people with high-risk preferences will still tend to choose shares that produce dividends because they treat dividends as short-term returns and awareness of the tax exemption facility for dividends strengthens the relationship between risk preferences and the choice of dividend-based stock investments because they are able to provide their own incentives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library