Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tribuana Tungga Dewi
"Berita dalam industri penyiaran adalah program yang semestinya independen dan ada dengan tujuan menjadi media bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang sebenarnya. Tetapi, sejak berubahnya struktur industri pertelevisian di Indonesia, peran negara yang sebelumnya sangat dominan menjadi melemah. Bagi sebagian orang perubahan struktur ini dianggap sebagai hal positif. Tetapi nyatanya apa yang kita saksikan di layar kaca, terutama televisi swasta, tak ubahnya sebagai produk dan perpindahan dominasi. Jika sebelumnya dominasi berada di tangan pemerintah, maka saat ini dominasi tersebut beralih ke tangan industri periklanan.
Kehadiran televisi-televisi baru di Indonesia pasca orde baru, membawa angin segar bagi pemirsa dan pengamat media. Dalam suasana reformasi diharapkan akan muncul kebebasan dari kungkungan penguasa yang akhirnya akan membebaskan media untuk menyalurkan informasi ke khalayaknya. Untuk itulah menjadi menarik mengamati keberadaan program berita di stasiun televisi Trans TV, salah satu stasiun televisi yang muncul pasca orde baru. Benarkah angin segar akan bertiup dalam dunia pemberitaan pada khususnya dan dunia pertelevisian pada umumnya?
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa wacana kritis, yaitu tipe penelitian analisa wacana yang terutama mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketidakadilan (inequality) muncul, direproduksi, dan dikonfrontasikan melalui teks dan pembicaraan dalam konteks sosial-politik. Pada tingkatan teks, peneliti akan melakukan analisa isi dari beberapa tayangan berita Trans TV, pada dimensi discourse practice pengumpulan data akan dilakukan dengan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan tim redaksi Berita Trans Petang selama beberapa waktu. Sedangkan dalam dimensi sosiokultural, peneliti akan melakukan studi dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang terjadi dalam ruang redaksi televisi swasta baru, dan dalam skala yang lebih luas, yaitu konteks sosiokultural tidaklah semenyegarkan yang diprediksi banyak orang. Usaha mengejar rating yang lebih tinggi adalah motivasi utama proses pengemasan produk pemberitaan. Di samping itu, masalah kejaran tengat waktu, rutinitas organisasi, dan dominasi kelas penguasa tetaplah menjadi penentu proses produksi pemberitaan yang hasilnya dapat kita saksikan di layar kaca. Hanya saja jika dahulu pemerintahlah yang memegang kendali, saat ini industri periklananlah yang mengontrol apa yang layak dan tidak layak ditayangkan. Batas-batas antar divisi dalam organisasi televisi makin mengabur, ini menyebabkan divisi pemberitaan bukanlah lagi -suatu divisi independen yang memberikan fakta dan informasi umum bagi khalayaknya. Melainkan sekedar kepanjangan tangan dari usaha pemenuhan kebutuhan khalayak yang diasumsikan sebagai khalayak potensial oleh industri periklanan.
Jika khalayak tidak menyukai idealisme pemberitaan yang dianut maka dengan mudahnya mereka dapat memindahkan saluran ke stasiun lain. Dengan demikian tak heran jika rating adalah yang paling penting untuk industri pertelevisian saat ini. Oleh sebab itu, setiap tayangan berita wajib dibuat untuk memenuhi kegemaran pemirsa yang dianggap sebagai pembeli potensial oleh pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tribuana Tungga Dewi
"HIV/AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak, dibicarakan masyarakat awam serta para ahli Salah satu alasan begitu banyak kalangan yang menganggap HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan yang pelik adalah karena sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengobati virus HIV. Alasan lain yang menyebabkan HIV/AIDS menjadi isu yang banyak dibicarakan adalah karens begitu cepatnya pertambahan jumlah Orang Dengan RIV/AIDS (ODHA) di dunia. Sampai 31 Oktober 1999 telah tercatat 1005 kasus HIV/AIDS di Indonesia dan jumlah ini hanyalah sebagian kecil saja dari sekian banyak ODHA yang tidak mengetahui bahwa dalam dirinya telah terdapat virus HIV. nformasi yang diperoleh masyarakat mengenai cara penyebaran maupun bahaya virus HIV seringkali simpang siur dan kurang tepat, akibatnya munculah berbagai isu yang kurang tepat mengenai HIV/AIDS. Salah satu contohnya adalah bahwa penyakit ini merupakan penyakit kalangan homoseksual Kelompok lain dalam masyarakat yang kerap dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap virus HIV adalah kelompok pekerja seks komersial (PSK) PSK yang dalam profesinya terpaksa sering bergai pasangan bukan saja rentan terhadap penularan virus HIV karena pola hubungan seksualnya, tetapi juga karena banyak hal lain. Diantaranya karena sebagian PSK berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi rendah, sehingga akses untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan pun menjadi sangat sulit dicapai Apalagi ditambah dengan pandangan negatif masyarakat terhadap profesi ini yang menyebabkan kelompok PSK semakin terkucil. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu strategi yang tepat untuk menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS bagi kelompok PSK Strategi yang dianggap tepat untuk kelompok terkucil seperti PSK, adalah metode pendidikan sebaya Penulisan skripsi ini berusaha untuk menyajikan hasil penelitian dari strategi Yayasan Kusuma Buana dalam menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS di Lokalisasi Kramattunggak.

HIV/AIDS is a health problem that is widely discussed by ordinary people and experts. One of the reasons so many people consider HIV/AIDS to be a complicated health problem is because until now no medicine has been found to treat the HIV virus. Another reason why HIV/AIDS has become a widely discussed issue is because of the rapid increase in the number of people living with RIV/AIDS (PLWHA) in the world. As of October 31 1999, 1005 cases of HIV/AIDS had been recorded in Indonesia and this number is only a small portion of the many PLWHA who do not know that they already have the HIV virus. The information that the public obtains regarding how the HIV virus spreads and the dangers of the HIV virus is often confusing and inaccurate, resulting in various inaccurate issues regarding HIV/AIDS emerging. One example is that this disease is a disease among homosexuals. Another group in society that is often considered a group that is vulnerable to the HIV virus is the group of commercial sex workers (CSWs). PSK who in their profession are forced to frequently have multiple partners are not only vulnerable to transmission of the HIV virus because of their sexual relationship patterns, but also because of many other reasons. This is because some prostitutes come from families with low socio-economic status, so access to information and health services becomes very difficult to achieve. Moreover, the negative view of society towards this profession has caused the prostitute group to become increasingly isolated. For this reason, there is a need for an appropriate strategy to disseminate information about HIV/AIDS for the CSW group. The strategy that is considered appropriate for isolated groups such as CSWs is the peer education method. This thesis attempts to present research results from the Kusuma Buana Foundation's strategy in disseminating information about HIV/AIDS in the Kramattunggak Localization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S10562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library