Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Trio Kurnia Ryplida
"Sebagai media massa yang lahir dari situasi revolusi, Siasat memiliki peran yang tidak sedikit di dalam sejarah pers Indonesia. Didirikan oleh dua tokoh intelektual pers Indonesia, Soedjatmoko dan Rosihan Anwar, Siasat berupaya menjadi media masa yang membela kepentingan bangsa Indonesia ketika masa revolusi. George McTurnan Kahin mengatakan bahwa Siasat adalah media massa berhaluan sosialis yang cukup berpengaruh pada zamannya. Media massa mingguan ini lahir pada 4 Januari 1947 dan mulai berakhir penerbitannya pada 1957. Pada periode tahun 1947-1950, Siasat menjadi media yang memerjuangkan kepentingan Republik Indonesia melawan Belanda. Ketika Indonesia diduduki oleh Belanda, Siasat tetap memilih terbit kendati beberapa kali dibreidel oleh tentara Belanda. Namun demi berdirinya negara Indonesia, Siasar tetap terbit. Pada masa tahun 1950-an, Siasat menjadi media yang bertugas mengawasi jalannya kekuasaan. Ia menjadi pengawas dan berfungsi sebagaimana layaknya media massa lainnya di dalam sejarah pers. Siasat berhasil menjadi media massa yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran berharga bagi bangsa Indonesia. Pada saat Indonesia memasuki era percobaan demokrasi, Siasat kembali memegang pernan penting di dalam penyadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi. Siasat juga melalui rubrik kebudayaan Gelanggang, menyumbangkan banyak gagasan tentang arah kebudayaan baru di Indonesia. Kendati namanya jarang disebut-sebut dalam khasanah sejarah pers di Indonesia, Siasat memiliki peran tersendiri di dalam dinamika intelektual di Indonesia. Sehingga Siasat bolehlah dicatat sebagai media massa yang berhasil menyumbangkan peran penting dalam sejarah pers Indonesia.
According to George McTurnan Kahin, Siasat is the most influencing socialist mass media. It founc by two prominent journalist and inteligencia in Indonesia, Soedjatmoko and Rosihan Anwar in January 4 1947. As a media which found in the time of Indonesia revolution, Siasat have played an important role in the history of Indonesian press. Siasat played an important role to against Dutch psy-war in media. During Dutch occupation in Indonesia, Siasat is the one media who struggle to defend Indonesia's independence. Siasat still publish even thought Dutch Army force the board of editor were consist from young journalist and intellectuals who knew very much what have they do in the new nation named Indonesia Prior to 1950, Siasat stand side by side with Indonesian government to against the Ducth occupation. But after Round Table Conference in The Hague, Siasat tried to be a watchdog mass media who gave their critique to the government of Indonesia. Although it was a socialist weekly magazine, Siasat can be a media with broaden perspectives. Its cultural column, called 'Gelanggang', attracted a number of young writers belonging to the 'Generation of 45'. It shows us how important Siasat democratization process in the early period of Indonesian independence. Even thought Siasat has never mentioned in the Indonesian journalism history, Siasat has own role in Indonesian intellectual dynamics. In 1950's, Siasat become a media which oppose to the government it is strongly related to those in the board of editor who affiliate to the Indonesian Socialist Party (Partai Sosialis Indonesia)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38090
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Trio Kurnia Ryplida
"Dalam menyikapi indsutri 4.0, Indonesia sendiri juga telah menerapkan Industri 4.0 dari tahun 2018. Oleh karena itu untuk mengukur kesiapan industri 4.0 di indonesia pemerintah sedang menerapkan Indsutry 4.0 Redines Index (INDI 4.0). Perusahaan dapat menilai kesiapannya dengan melakukan self-assesment secara online kemudian dilakukan verifikasi oleh para ahli indsutri 4.0 dengan dilakukan kunjungan industri. Malcom Baldrige National Quality Award (MBNQA) menurapak salah satu tools yang digunakan untuk mengukur keefektifan kinerja organisasi secara menyeluruh. MBNQA memiliki metode penilaian, yaitu Approach, Deployment, Learning, Integration (ADLI). Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan tools untuk memverifikasi tingkat ke akuratan dari kesiapan peusahaan untuk transformasi menuju indutri 4.0. dengan menggabungkan metode penilaian yang ada pada INDI 4.0 dengan penilaian ADLI pada MBNQA.
Hasil akhir dari penelitian ini akan dijadikan pedoman oleh perusahaan untuk menilai tingkat kesiapan menuju industri 4.0. Pada penelitian dilakukan metode wawancara dan observasi secara langsung ke lapangan, dsebelum dilakukannya dilakukan perancangan pertanyaan yang didasari dari state of the art masing-masing pilar yang ada pada INDI 4.0. metode penilaian yang dilakukan didasari dari penilaian ADLI pada MBNQA dan pelevelan pada INDI 4.0. Hasil dari penelaian yang dilakukan dengan metode penilaian ADLI diapatkan untuk pilar manajemen dan organisasi bahwa perusahaan yang diobservasi masih pada tahapan awal untuk perencanaan menuju industri 4.0 dan untuk metode INDI 4.0 masih belum adanya dukungan dari manajemen untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Hasil dari penilaian dengan metode ADLI pada pilar teknologi dimana perusahaan masih belum mengarah menuju industri 4.0 sama dengan penilaian dengan metode INDI 4.0.
In addressing industry 4.0, Indonesia itself has also implemented Industry 4.0 from 2018. Therefore, to measure the readiness of industry 4.0 in Indonesia, the government is implementing the Industry 4.0 Redines Index (INDI 4.0). Companies can assess their readiness by conducting online self-assessments and then verifying them with industry 4.0 experts by conducting industrial visits. The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) marks one of the tools used to measure the overall effectiveness of an organization's performance. MBNQA has an assessment method, namely Approach, Deployment, Learning, Integration (ADLI). This research was conducted to develop tools to verify the level of accuracy of the company's readiness for transformation towards Industry 4.0. by combining the existing assessment methods on INDI 4.0 with the ADLI assessment on MBNQA. The final results of this study will be used as a guideline for companies to assess the level of readiness towards Industry 4.0. In the research, interview methods and direct observations were carried out in the field, before designing questions based on the state of the art of each pillar in INDI 4.0. the assessment method used is based on ADLI's assessment on MBNQA and leveling on INDI 4.0. The results of the assessment carried out using the ADLI assessment method were obtained for the management and organizational pillars that the companies observed were still in the early stages of planning towards industry 4.0 and for the INDI 4.0 method there was still no support from management to transform towards industry 4.0. The results of the assessment using the ADLI method on the technology pillar where the company is still not heading towards industry 4.0 are the same as the assessment using the INDI 4.0 method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library