Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Usep Saepul Ahyar
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang, Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut. Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama. Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini. Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi (GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada. Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat. Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.
ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang, Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the background, causes, dynamics and processes of their resistance. This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory, Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group. The results of study showed that there are two factors causing the rise of social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social movement character is dominated by, especially the farming community, religious scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that involved in this social movement. In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization, networking and wide participation and be able to use the existing political opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity among the rural people. Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can be better explain the social movements. Although there a number of good concept, but it can not be able to explain the case completly and need another theory to explain it.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library