Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuniar Widya Larasati
Abstrak :
Evaluasi kinerja bangunan hijau diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan operasional sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja bangunan hijau di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja bangunan hijau dalam aspek ekonomi, sosial & lingkungan. Metode analisis yang digunakan statistik deskriptif, uji trend, uji regresi dan analisis SWOT kuantitatif. Hasil penelitian pada aspek ekonomi biaya operasional bangunan hijau cenderung stabil dalam 3 tahun terakhir, memiliki IKE dengan kategori sangat efisien, hasil kualitas lingkungan dalam ruangan sesuai dengan standard NAB kecuali parameter pencahayaan dan hasil kualitas lingkungan dalam ruang memiliki pengaruh terhadap kepuasan penghuni, strategi menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang. Kesimpulan penelitian ini biaya operasional, IKE & kepuasan penghuni memiliki hasil yang baik. Namun, perlu adanya perbaikan dalam kualitas lingkungan dalam ruang terutama pada parameter pencahayaan. Strategi kinerja bangunan hijau & kepuasan penghuni adalah strategi kekuatan- peluang dimana teknologi dan inovasi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja bangunan hijau. ......Green building performance evaluation is needed to identify operational problems so that green building performance can be improved and improved in the future. The aim of this research is to evaluate the performance of green buildings in economic, social & environmental aspects. The analytical methods used are descriptive statistics, trend tests, regression tests and quantitative SWOT analysis. The results of research on the economic aspects of green building operational costs tend to be stable in the last 3 years, having an EUI in the very efficient category, indoor environmental quality results in accordance with Threshold Value except for lighting parameters and indoor environmental quality results have an influence on occupant satisfaction, strategies for using strengths internally to take advantage of opportunities. The conclusion of this research is that operational costs, EUI & occupant satisfaction have good results, but there is a need for improvements in the quality of the indoor environment, especially in lighting parameters. The green building performance & occupant satisfaction strategy is a strength-opportunity strategy where technology and innovation have an important role in improving green building performance.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Larasati
Abstrak :
Telah dilakukan sebuah studi penelitian tingkat konsentrasi gas Radon dan Thoron pada gedung tua yang berada di DKI Jakarta. Konsentrasi gas Radon dan Thoron diukur dengan monitor Radon DURRIDGE RAD7 yang menggunakan detektor alfa semikonduktor untuk mencacah partikel alfa yang dipancarkan oleh gas Radon. Tempat pengukuran dilakukan di gedung tua di DKI seperti Museum Nasional, Fatahillah, Museum Keramik, Museum Wayang, Gedung Kesenian Jakarta dan 1 gedung baru sebagai perbandingan, selama kurang lebih 60 hari. Monitor Radon ini diletakkan pada 1 m dari lantai selama 2 jam/titik sampel. Konsentrasi rata-rata Radon dan Thoron di bangunan tua berkisar antara 2.82 - 12.62 Bq/m3. Konsentrasi Radon yang tertinggi adalah 12.62 Bq/m3 yang diperoleh pada pengukuran di Museum Nasional lantai 3 yang beruangan AC. Dosis gas efektif tahunan Radon yang masuk kedalam saluran pernafasan pada manusia di bangunan tua sebesar 0.16 mSv/thn. Sedangkan untuk Thoron sebesar 0.14 mSv/thn. Dosis efektif tahunan ini masih bawah ambang batas yang dijinkan, sehingga masih aman bagi manusia yang berada di bangunan tersebut.
A study on Radon and Thoron emission has been done on several antiquated building in Jakarta dated back to 17-19th century. Radon and Thoron concentration were measured using DURRIDGE RAD 7 Radon Monitor that has a semiconducting alpha detector and counter. Locations were chosen as the National Museum, the Fatahillah Museum, the National Ceramic Museum, Jakarta Art Performance Building (GKJ) and one new building as a comparison. Measurements were done during the course of 60 days. The Radon Monitor were placed 1 m above the floor for at least 2 hours per sample point. The average readings for all building were found to vary between 2.62 – 12.62 Bq/m2. The highest reading were taken from 3rd floor of the National Museum which is used for ffice use and fully airconditioned. The average annual Radon effective dose through human respiration were calculated to be 0.16 mSv/year while for Thoron were found to be 0.14 mSv/year. These two numbers were below safe allowed thresholds.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S29135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman non-plastik, kebutuhan akan teknologi ramah lingkungan menjadi perhatian penting. Inovasi berkelanjutan terus mengalami perkembangan, khususnya dengan meningkatnya pemanfaatan nanoselulosa yang berasal dari serat alami. Shorgum adalah tanaman yang secara fisiologis menarik karena ketahanannya terhadap lingkungan yang panas dan kering. Meskipun demikian, belum ada penelitian mengenai isolasi nanoselulosa dari biomasanya dalam literatur. Hal inilah yang mendorong penelitian nanoselulosa yang berasal dari shorgum kali ini melalui metode perlakuan kimia, fibrilasi mekanik, dan pembuatan nanopaper biomasa sorgum. Penelitian ini telah dilakukan dengan penekanan terhadap sifat mekanik nanopaper sorgum yang dihasilkan dari berbagai bagian (daun, selubung, batang) dan tahap pematangan (vegetative, mid-grain, late-grain), serta pengaruh berbagai perlakuan mekanis (ball milling, homeginisation). Hasil uji menunjukan bahwa pada daun cenderung lebih kaku sedangkan pada batangnya memiliki nilai tarik lebih besar. Namun, tidak ada perbedaan signifikan pada sifat mekanis pada bagian tanaman dengan perbedaan tahap pematangan. Selain itu, milling menyebabkan nanopaper menjadi lebih kaku dibandingkan dengan homogenisation. Penelitian dengan jenis shorgum bervariasi dan perlakuan kimia ramah lingkungan disarankan untuk diteliti lebih lanjut.
ABSTRACT
As the anti-plastic era evolves, the imperative for environmentally friendly technology continues to grow. The development of sustainable innovations has been steadily progressing, especially with the rising utilisation of nanocellulose derived from natural fibres. Sorghum is a cereal crop that is physiologically appealing for its resistance to hot and arid environmental conditions, yet there are no widely known reported cases involving the isolation of nanocellulose from its biomass within literature. This has prompted the investigation of sorghum-derived nanocellulose in this project, produced by chemical pre-treatment, mechanical fibrillation and nanopaper fabrication of sorghum biomass. Studies were performed with an emphasis on the mechanical properties of sorghum nanopaper produced from different sections (leaf, sheath, stem) and maturation stages (vegetative, mid-grain, late-grain), as well as the influence of different mechanical treatments (ball milling, homogenisation). Overall, the results revealed that the leaf tends to be stiffer while the stem has a slightly greater tensile index. On the other hand, there are no significant discrepancies in mechanical properties between the different maturation stages. Moreover, milling seems to cause the nanopaper to become stiffer compared to homogenisation. Performing studies on different sorghum varieties and exploring sustainable chemical pre-treatments are suggested to further the research.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library