Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widyaningsih Peni Lestari
"Giongo dan Gitaigo merupakan salah satu aspek bahasa Jepang yang menarik bagi para pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia Namun karena jumlahnya yang begitu banyak sementara padanannya dalam bahasa Indonesia sangat terbatas, kadang-kadang giongo dan Gitaigo ini menjadi salah satu kendala pada saat belajar bahasa Jepang. Giongo dan gitaigo yang terdiri dari empat suku kata dengan bentuk pengulangan utuh dua suku kata awal merupakan Giongo dan gitaigo yang paling banyak ditemukan dalam novel Madogiwa No Tottochan yaitu sebanyak 54 buah. Namun dengan mengetahui bentuk giongo dan gitaigo, tidak berarti mengetahui makna yang terkandung dalam giongo dan gitaigo tersebut.
Penelitian tentang hubungan antara bentuk giongo dan gitaigo yang terdiri dari empat suku kata dengan bentuk pengulangan utuh dua suku kata awal dengan makna yang terkandung di dalamnya, menggunakan konsep yang dilemukakan oleh Shoko Hamano yang terdapat dalam The Sound-Symbolic System Of Japanese. Hamano membuat suatu kesimpulan bahwa distribusi atau letak konsonan maupun vokal di dalam giongo dan gitaigo, mempengaruhi makna yang terkandung dalam giongo dan gitaigo tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara distribusi atau letak konsonan maupun vokal di dalam giongo dan gitaigo dengan makna yang terkandung dalamnya. Namun tidak semua data menunjukkan makna sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Hamano. Ada beberapa perkeeualian yaitu pads giongo dan gitaigo seperti Bura-bura, gowa-gowa dan yore-yore. Adapun secara umum dapat diambil kesimpulan sebagai benkut: Pengulangan bentuk dasar secara utuh menunjukkan makna suatu gerakan atau kegiatan yang dilakukan berulang kali atau berkelanjutan; menunjukkan makna obyek yang rnelebar atau mengembang; juga menunjukkan makna keadaan yang tetap atau statis.
Konsonan awal yang mengalami palatalisasi seperti kyo atau cho menunjukkan makna adanya sifat yang kekanak-kanakan. Ada 33 kombinasi konsonan dan 16 kombinasi vokal yang ditemukan dalam 54 giongo dart gitaigo yang dianalisa dalam Bab III Penjelasan makna vokal yang dikemukakan oleh Hamano kurang spesifik atau terperinci sehingga lebih sulit untuk menguraikan makna berdasarkan kombinasi vokal dibandingkan dengan analisa berdasarkan kombinasi konsonan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningsih Peni Lestari
"Harimau memangsa ternak merupakan bentuk konflik manusia-harimau yang paling umum di banyak negara termasuk di Indonesia. Konflik ini menyebabkan kerugian ekonomi masyarakat. Salah satu upaya untuk mencegah predasi ternak adalah dengan membangun kandang ternak anti serangan harimau atau Tiger Proof Enclosure (TPE). TPE dapat melindungi ternak, akan tetapi TPE yang tidak terawat akan berkurang kekuatannya untuk mencegah serangan harimau. Menurut theory of planned behavior, perilaku dapat diprediksi dari intensi. Menguatkan prediktor utama intensi akan meningkatkan intensi perilaku. Norma subyektif merupakan prediktor utama intensi suami merawat TPE dan istri merupakan significant others yang memiliki pengaruh paling besar pada norma subyektif suami dalam merawat TPE. Oleh karena itu fokus intervensi pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan dukungan istri terhadap perilaku suami merawat TPE. Setelah intervensi, diperoleh peningkatan dukungan istri yang signifikan secara statistik (t = 2.491, df = 23, p = .020).

Depredation on domestic animals or livestock are the most common type of human-tiger conflict (HTC) in many countries including Indonesia. Human suffered economic loss because of livestock depredation. Tiger Proof Enclosure (TPE) has been introduce to improve the livestock enclosure to prevent tiger depredation on livestock. TPE was able to protect livestock, but poor maintained TPE will lose its strength to prevent tiger's attack. According to theory of planned behavior, behavior can be predicted from intention. Strengthening the main predictor of intention will increase the behavior's intention. Subjective norms is the main predictor of intention to maintain TPE, and wife is the most influental significant others in a husband's subjective norms. Thus the focus of the intervention program is to increase wife's support towards the husband's behavior to maintain tiger proof enclosure. Intervention program resulted in statistically significant enhancement of wife's support (t = 2.491, df = 23, p = .020).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library