Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wijanarka
"The purposes of this study was to identify the optimum concentration of the lytic enzyme Glucanex for protoplast
isolation and to conduct fusion for the purpose of increasing inulinase production. The study performs the protoplast
fusion technique using Pichia manshurica and Rhodosporidium paludigenum. Protoplast fusion consists of a series of
stages: protoplast isolation, protoplast fusion, protoplast regeneration, and analysis of hybrid fusion results. Protoplast
isolation and fusion success rate are determined by various factors, including age of the culture, media type, and type of
lytic enzymes used. Hybrid results were analyzed using a fungicide as a marker and measuring specific growth rate (μ)
of the hybrid compared with parental growth rates. Results demonstrated that a concentration of 4 mg/mL of Glucanex
produces the greatest number of protoplasts, 7.2 x 1010 (cell/mL) for P. manshurica and 8.8 x 1010 (cell/mL) for Rh.
paludigenum. The results of analysis of hybrid fusions indicate that the study has identified a new fusant, called fusant
F4. Fusant F4 is capable of producing the highest inulinase, 0.6892 IU, compared with parentals P. manshurica, 0557
IU, and Rh. paludigenum, 0.3263 IU. Fusant F4 has specific growth rate (μ) of 0.3360/h and generation time (g) of
2.0629 h.
Fusi Protoplas Intergenus antara P. manshurica dan Rh. paludigenum untuk Meningkatkan Produksi Inulinase.
Teknik fusi protoplas yang dilakukan pada penelitian ini secara intergenus yaitu antara Pichia manshurica dan
Rhodotorula paludigenum. Fusi protoplas dilakukan melalui serangkaian tahapan yaitu: isolasi protoplas, proses fusi
protoplas, regenerasi protoplas dan analisis hibrid (fusant) hasil fusi. Tingkat keberhasilan isolasi dan fusi protoplas
sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya umur biakan, jenis medium, enzim litik, dan jenis fusogen yang
dipergunakan. Hasil hibrid (fusant) yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan fungisida sebagai
marker dan kecepatan pertumbuhan spesifik (μ) hibrid (fusant) dibandingkan dengan parental. Tujuan penelitian adalah
untuk memperoleh konsentrasi enzim Glucanex yang optimum untuk mengisolasi protoplas, dan untuk memperoleh
fusant yang mampu menghasilkan inulinase tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi enzim litik
Glucanex 4 mg/mL mampu menghasilkan protoplas terbaik, sebesar 7,2 x 1010 (sel/mL) untuk P. manshurica dan 8,8 x
1010 (sel/mL) untuk Rh. paludigenum. Hasil analisis hibrid (fusant) menunjukkan bahwa pada peneltiian ini berhasil
diperoleh fusant baru, yaitu fusant F4. Fusant F4 mampu menghasilkan inulinase lebih tinggi 0,6892 IU, lebih baik
dibandingkan dengan parental P. manshurica 0,557 IU, dan Rh. paludigenum 0,3263 IU, memiliki kecepatan
pertumbuhan spesifik (μ) sebesar 0,3360/jam, dan waktu generasi (g) 2,0629 jam."
Universitas Diponegoro, Faculty of Science and Mathematics, Department of Biology, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Aquino Wijanarka
"Skripsi ini adalah tentang proses pengeringan semprot susu kedelai cair menjadi susu kedelai bubuk. Yang diamati dalam penelitian ini adalah laju aliran produk maksimal sehingga produk tetap kering dan biaya proses pada kondisi tertentu. Kondisi yang ditetapkan adalah tekanan udara kompressor 2 bar, divariasikan dengan laju aliran udara pengering, rasio kelembaban udara pengering, dan temperatur udara pengering. Variasi laju aliran udara pengering yaitu 0,014 m3/s, 0,017 m3/s, dan 0,019 m3/s. Variasi rasio kelembaban udara pengering yaitu 0,01 dan 0,012. Variasi temperatur udara pengering adalah 60˚C, 72˚C, dan 90˚C. Hasil dari percobaan ini adalah pembuktian bahwa susu kedelai dapat dikeringkan pada temperatur 60˚C.Laju aliran produk tertinggi ada pada kondisi rasio kelembaban 0,01, laju aliran udara 0,014, temperatur udara pengering 90˚C. Biaya proses yang paling murah adalah Rp 1.247,- / 250 gr susu cair atau 125,7% dari harga susu bubuk yang dijual secara umum.
......This skripsi is about the process of spray drying liquid soy milk liquid become soy milk powder. Observed in this experiment are the maximum product flow rate to keep that produck remains dry and cost from process in particular condition. The specified conditions are pressure of compressor at 2 bar, combined with variation of air dryer flow rate, humidity ratio, and air dryer temperetur. Variation of air dryer are 0.014 m3/s, 0.017 m3/s, dan 0.019 m3/s. Variation of humudity ratio are 0.010 dan 0.012. Variation of air dryer temperetur are 60°C, 72°C, dan 90°C. Result from this experiment are verivication about spray dryer can drying soy milk in 60°C, condition the highest product flow rate are ratio humidity in 0.01, air dryer flow rate in 0.014, and air dryer tempereturin 90°C. Cost from process that cheapest is Rp1,247.- / 250 gr of soy milk liquid or 125.7% from soy milk powder that sell generally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library