Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosi Kusuma Eriwati
"ABSTRAK
Amalgam Kandungan Tembaga Rendah merupakan bahan tambal Amalgam konvensional, yang telah pula diproduksi di Indonesia. Walaupun komposisi Amalgam telah banyak berubah dengan adanya Amalgam Tembaga Tinggi tetapi nyatanya Amalgam Tembaga Rendah masih banyak digunakan dan diteliti untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanis yang lebih baik: Telah dilaporkan bahwa Seng dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanis serta manipulasi klinis dari bahan tambal Amalgam.
Telah diteliti tujuh macam aloi Amalgam Tembaga Rendah yang dibuat dengan penambahan Seng dari 0% - 2,5% disertai 2 macam Amalgam komersial sebagai pembanding. Hasil aloi. Amalgam dan spesimen Amalgamnya diteliti. dengan menggunakan teknik Difraksi Sinar X untuk mengidentifikasi. fasa yang terjadi.
Untuk mengetahui sifat ekspansi panas, spesimen Amalgam diteliti dengan menggunakan teknik .Dilatometer sampan pemanasan suhu I50°C. Spesimen Amalgam yang telah dipanaskan kemudian diperiksa lagi dengan teknik Difraksi Sinar X untuk mengobservasi perubahan fasa yang mungkin terjadi akibat pemanasan tersebut.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa Aloi Amalgam Tembaga Rendah terdiri dari fasa utama γ (Ag3Sn) dan sebagian kecil fasa ε (Cu3Sn). Sedangkan spesimen Amalgamnya terdiri dari fasa γ 1 (Ag2Hg3) , fasa γ2(Sn7-8Hg), fasa ή (Cu6Sn5 ) dan fasa γ (Ag3Sn) yang tidak bereaksi. Terhadap sifat ekspansi panas, ternyata Koefisien Ekspansi Panas meningkat dengan meningkatnya kadar Seng terutama pada suhu 50°-60°C . Disamping itu terjadi pula perubahan yang menyolok pada kurva ekspansi (kontraksi) yang menunjukkan terjadinya transformasi fasa pada Amalgam. Dari pemeriksaan Difraksi Sinar X pada spesimen Amalgam yang telah dipanaskan didapatkan bahwa intensitas difraksi dari, fasa γ 1 (Ag2Hg3 ) menurun sedangkan intensitas difraksi fasa γ(Ag3Sn) meningkat. Hal ini memperkuat hasil pemeriksaan Ekspansi panas bahwa telah terjadi transformasi fasa pada fasa γdan fasa γ 1.

ABSTRACT
Low Copper Amalgam is a Conventional Amalgam for tooth restorations which has also been produced in Indonesia. Although the composition of-the alloy have been modified to produce modern High Copper Amalgams , Low Copper Amalgams are still largely used and investigated to produce a better clinical, physical and mechanical behavior. The presence of Zinc has been reported to affect the clinical, physical and electrochemical behavior of the amalgam. Seven Low Copper Amalgam Alloys containing 0% - 2,5% of Zinc have been made and two commercial Low Copper Amalgam alloys were used in this study.
These alloys and their corresponding Amalgams were analyzed by X-Ray Diffraction technique to determine their microstructures and phases. Their thermal behavior were also determined using Dilatometer technique until the temperature of 150°C. After heating, the Amalgams were again analyzed by X-Ray Diffraction technique for the determination of phase change.
It was concluded that the alloys consist mainly ofγphase (Ag3Sn) and a small amount of ε phase (Cu3Sn). The corresponding Amalgams consist of γ 1 phase (Ag2Hg3), γ 2 (Sn7_8Hg) , ήphase (Cu6Sn) and the unreacted particles of γ phase.
For the thermal behavior, an increase of Zinc affects the. thermal properties of the amalgams with an increase in their coefficient of thermal expansion especially at 50° to 60°C. It was also shown that there is a stepwise change in their expansion curve, which indicate that a phase change has taken place. The X-Ray Diffraction observations revealed a phase transformation of γ phase and γ 1 phase by the increasing diffraction intensities of γ phase and the decreasing diffraction intensities of γ 1 phase.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Kusuma Eriwati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek perlakuan panas melalui
pemanasan fumace dan radiasi Nd:YAG Iaser terhadap perubahan mikrostruktur,
kekerasan mikro dan morfologi permukaan dentin manusia sebagai modifikasi
permukaan dentin. Dengan menggunakan sampel dentin dari gigi impaksi molar
3, perubahan energi panas yang berhubungan dengan transformasi fisik dan
khemis sebagai fungsi suhu menunjukkan kurva endotermik pada 111,62 °C
yang mengindikasikan kristalinitas yang Iebih rendah pada dentin dengan kristal
yang tidak homogen. Hasil DSC dentin menunjukkan kurva endotermik pada 40
°C - 284 "C, dan puncak eksotermik teriihat pada 500 °C. Total kehilangan berat
dentin dengan analisa TG adalah 21 ,26% setelah pemanasan 900 °C. Hasil XRD
pada suhu di atas 750 °C memperlihatkan puncak difraksi dari hidroksiapatit yang
meningkat dengan intensitas yang Iebih tinggi dengan munculnya puncak
Whitlockite. Perhitungan ukuran kristalit dentin yang bertambah besar
menunjukan adanya pertumbuhan kristalit akibat perlakuan panas sehingga
kristalinitas dentin berubah mendekati kristalinitas hidroksiapatit email. Nilai
kekerasan mikro Vickers jug meningkat akibat energi radiasi laser sesuai
dengan meningkatnya intensitas puncak difraksinya. Setelah radiasi Nd:YAG
laser terbentuk kawah dengan permukaan dentin yang meleleh dan mengalami
rekristalisasi. Jadi perilaku dentin manusia memperlihatkan perubahan fisik dan
khemis terhadap kenaikan suhu pemanasan dan energi radiasi laser yang tinggi.
Efek panas menyebabkan perubahan mikrostruktur dan sifat kekerasan yang
meningkat mendekati struktur dan kekerasan email.

Abstract
The purpose of this study was to investigate the effects of heat treatment
and Nd:YAG laser irradiation on the microstructure, microhardness and
morphological changes of human dentin surfaces for alternative dentin surface
modification. The results on the DSC of dentin show a large endothermic curve at
40°C to 284°C, likewise the DTA endothermic peak at 111,62 °C which
represent a material of less crystallinity and inhomogenous crystals. An
exothermic peak was also shown at 500ºC by DSC. The total loss of dentin
weight by TG analysis was 21.26% after heated to 900°C. XRD investigation
revealed that at higher temperature (above 750 °C) the amount of diffraction
peaks of hydroxyapatite were higher and more intense with the development of
Whitlockite. The crystallite size were also higher showing crystal growth upon
heat-treatment. After Nd:YAG laser-treated, dentin with relatively low
crystallinities obtains a structure which comes to resemble the crystalline
structure of enamel hydroxyapatite. VIckers micro-hardness property on lased
dentin surfaces showed increasing values of all laser exposures that were
associated with the increase intensity of peak diffraction. SEM observations on
Nd:YAG laser irradiation on dentin surface resulted in creater formation at higher
energy output, as well as surface melting, recrystallized and glazed surfaces. The
thermal behavior of human dentin shows physical and chemical changes with
higher temperature and higher energy output of Nd:YAG laser treatment.
Thermal effects caused microstructure and morphological changes on dentin
surfaces with increased microhardness surface properties which resemble the
microstructure and hardness of enamel."
2003
D1224
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Kusuma Eriwati
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
PGB 0618
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library